Dhomber, Putra Asli Suku Dayak Pengusir Belanda dari Kalimantan & Jadi Pasukan Payung Andalan TNI AU

Si Dhomber, Putra Asli Suku Dayak Pengusir Belanda dari Kalimantan & Jadi Pasukan Payung Andalan RI

Penulis: Andreas Eko Prasetyo | Editor: Andreas Eko Prasetyo
Kolase/Ist
Sumpit Suku Dayak dan TNI 

TRIBUNJAMBI.COM - Perjuangan Tentara Nasional Indonesia (TNI) bukan berasal dari satu pulau atau suku saja. Sejarah pernah mencatat, seorang anak suku pedalaman pernah menjadi sosok andalan pasukan udara Indonesia.

Dia adalah Letnan Kolonel Dhomber, putra asli Suku Dayak yang berasal dari Pulang Pisau Kalimantan Tengah.

Lahir pada tanggal 2 Februari 1924 dari ayah yang bernama Fajar dan ibu bernama Leah sedangkan istrinya bernama Saudah Farida.

Mereka memiliki 5 (lima) orang putera dan puteri.

Kiprah Dhomber dalam perjuangan dimulai ketika ia berumur 15 tahun.

Baca Juga:

KKB Berulah Lagi, Sebar Hoax Kabarkan Kepung Prajurit TNI, Terjadi Kontak Senjata di Nduga Siang Ini

Jenderal TNI Beri Teguran Maut Presiden hingga Dicopot, 20 Tahun Kemudian Soeharto Mengakuinya

Mantan KASAD TNI Ini Donorkan Sumsum Tulang Belakangnya, Demi Kesembuhan Ani Yudhoyono

Letnan Kolonel PSK (Purn) Dhomber
Letnan Kolonel PSK (Purn) Dhomber (tni-au.mil.id)

Pada usia tersebut ia telah meninggalkan tanah kelahirannya Kalimantan menuju Pulau Jawa untuk bergabung dengan para pemuda asal Kalimantan lainnya dan berjuang bersama rakyat Surabaya mengusir penjajah.

Dikutip Tribunjambi.com dari tni-au.mil.id , Perjuangan Dhomber bersama para pemuda tersebut untuk merebut Pulau Kalimantan yang dikuasai oleh tentara Nica (Belanda).

Pulau Kalimantan menjadi salah satu sasaran.atau batu loncatan dari para penjajah untuk menguasai seluruh kepulauan Indonesia.

Pada perang Dunia II Pulau Kalimantan menjadi rebutan Jepang dengan sekutu, dan pada tahun 1943 Jepang berhasil merampas Pulau Kalimantan dari Belanda.

Namun kekuasaan Jepang hanya bertahan 2 tahun. Pada tahun 1945 Jepang kalah perang dengan Amerika, dan Pulau Kalimantan jatuh ke tangan Amerika.

Bersamaan dengan masuknya tentara Amerika, tentara Belanda (NICA) ikut membonceng dan memperkuat kedudukannya di Kalimantan.

Belanda pun melakukan tekanan-tekanan dengan kekerasan senjata terhadap rakyat Kalimantan.

Pada tanggal 24 Oktober 1945 Amerika menyerahkan Kalimantan kepada Tentara Belanda (Nica).

Rakyat Kalimantan yang tidak menyukai tentara Belanda mulai mengadakan perlawanan-perlawan terhadap tentara Belanda (NICA) dan meminta bala bantuan dari Pulau Jawa.

Kemudian dikirimlah ekspedisi-ekspedisi dari Pulau Jawa untuk merebut Pulau Kalimantan dari tangan NICA.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved