Dhomber, Putra Asli Suku Dayak Pengusir Belanda dari Kalimantan & Jadi Pasukan Payung Andalan TNI AU

Si Dhomber, Putra Asli Suku Dayak Pengusir Belanda dari Kalimantan & Jadi Pasukan Payung Andalan RI

Penulis: Andreas Eko Prasetyo | Editor: Andreas Eko Prasetyo
Kolase/Ist
Sumpit Suku Dayak dan TNI 

Namun karena tidak ada kesatuan komando, ekspedisi-ekspedisi yang dikirim pemerintah RI dari Pulau Jawa banyak yang gagal.

Kegagalan tersebut akibat blokade kapal-kapal perang Belanda disepanjang perairan Pulau Kalimantan.

Blokade tersebut dimaksudkan untuk mencegah masuknya para pejuang Indonesia yang berasal dari daerah lain masuk ke Pulau Kalimantan.

Oleh karena itu rakyat Kalimantan yang pada waktu itu dipimpin oleh Gubernur Kalimantan bernama Ir. Mohammad Noor meminta bantuan dari Pulau Jawa untuk membantu rakyat Kalimantan mengusir Belanda.

Gubernur Kalimantan merasa bertanggung jawab atas bebasnya Pulau Kalimantan dari tangan Belanda dan ia mendapat dukungan moral dari seluruh masyarakat suku Dayak yang ada di Kalimantan.

suku dayak
Ilustrasi suku dayak (tribunnews)

Ia menemui Mayor Tjilik Riwut seorang Perwira Markas Besar Tentara (MBT) yang baru saja memimpin rombongan kembali dari perjalanannya menerobos hutan belantara Kalimantan.
Dari hasil pertemuan tersebut, Ir. Pangeran Muhammad Noor berkesimpulan bahwa satu-satunya alternatif untuk mendatangkan bantuan dari pulau Jawa lewat udara, yaitu dengan menerjunkan pasukan payung ke pedalaman Kalimantan.

Tanpa sengaja pada waktu perjalanan dari Yogyakarta menuju Jakarta sebagai salah satu anggota delegasi pemerintah Republik Indonesia, Pangeran Mohammad Noor satu kereta dengan Kepala Staf Angkatan Udara Komodor Udara Suryadi Suryadarma.

Diungkapkan keinginannya untuk menerjunkan pasukan payung di hutan Kalimantan.

Niat baik Pangeran Mohammad Noor disetujui oleh Komodor Udara Suryadi Suryadarma.

Dibentuklah Staf khusus pasukan payung Republik Indonesia di bawah Komando Panglima Angkatan Udara Suryadi Suryadarma, dan sebagai Komando Pasukan ditunjuklah Mayor Tjilik Riwut yang lahir dan besar di Kalimantan.

Berdasarkan perintah harian Panglima Besar Jenderal Sudirman Nomor 232/PB/47/I, Komodor Udara Suryadi Suryadarma segera melaksanakan persiapan untuk menerjunkan pasukan payung ke Kotawaringin Kalimantan Timur.

Dilaksanakanlah seleksi untuk 60 orang yang akan diterjunkan sebagai pasukan payung yang semuanya berasal dari Kalimantan termasuk Dhomber.

Dua belas orang berasal dari Sulawesi dan beberapa orang dari Jawa.

Setelah diadakan seleksi, terpilihlah 12 personel yaitu Iskandar, Dachlan, J. Bitak, C. Willems, J. Darius, Achmad Kosasih, Bachri, Ali Akbar, M. Amiruddin, Emanuel, Morawi dan Djarni semuanya berasal dari Kalimantan.
Mereka mengikuti pelatihan selama seminggu dengan para pelatih AURI di bawah pimpinan Opsir Udara I Sudjono.

Pada tanggal 17 Oktober 1947 para peterjun dengan segala perlengkapannya melakukan persiapan di dekat landasan terbang Maguwo.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved