Dhomber, Putra Asli Suku Dayak Pengusir Belanda dari Kalimantan & Jadi Pasukan Payung Andalan TNI AU

Si Dhomber, Putra Asli Suku Dayak Pengusir Belanda dari Kalimantan & Jadi Pasukan Payung Andalan RI

Penulis: Andreas Eko Prasetyo | Editor: Andreas Eko Prasetyo
Kolase/Ist
Sumpit Suku Dayak dan TNI 

Sesuai rencana mereka diterjunkan dengan pesawat Dakota C-47 RI-002 yang dipiloti Robert Earl Freberg seorang warga negara Amerika.

Selain itu ikut pula anggota AURI yang mempunyai tugas khusus menangani PHB Radio ikut di pesawat tersebut, yaitu Kapten Udara Harry Hadisumantri ahli montir radio dan Kapten FM. Sujoto seorang ahli telegrafis Angkatan Laut Republik Indonesia.

Sebelum mereka diberangkatkan, Kepala Staf Angkatan Udara Komodor Udara Suryadi Suryadarma memberikan petunjuk kepada para penerjun.

Baca Juga:

Kisah Pedangdut Via Vallen Ngamuk Sampai Tantang Haters, Ingatkan Masa Lalunya Penuh Lika-Liku

Disindir Habis-habisan, Akhirnya Syahrini Follow Hotman Paris Lagi, Apa Masalahnya hingga Unfollow?

313 Posisi Lowongan Kerja BUMN PT Pertamina Maret-April 2019, Lulusan SMA hingga S-1

Yuanita Christiani dan Indra Menikah di Kapal Pesiar, Intip Kemewahan Genting Dream Cruise

Dhomber tidak ikut dalam pasukan terjun payung yang dilepas oleh Kasau tersebut, namun sehari setelahnya, yaitu pada tanggal 18 Oktober 1947 Dhomber disusupkan ke Kalimantan dengan menggunakan pesawat Dakota C-47 RI-002 melalui Philipina dan kemudian menyusup ke Kalimantan Timur dengan menggunakan kapal laut.

Misi utama yang diemban Dhomber adalah untuk mengorganisir pegerakan perjuangan di Kalimantan Timur.

Misi penyusupan ini melibatkan 12 orang yang dipimpin oleh Moeharto dengan anggota; Soeharnoko Harbani, Soenaryo, Bambang Saptoadji, Boedihardjo, Moelyono Adikusuma dan Dhomber. Dhomber yang sebelumnya pernah bergabung dengan kesatuan M.N. 1001 dibawah pimpinan Tjilik Riwut ditugaskan secara khusus memandu rombongan untuk memasuki wilayah Kalimantan Timur yang dikuasai oleh tentara Belanda NICA dan membangun jaringan mata-mata sekaligus mengorganisasi gerakan gerilyawan di Kalimantan, khususnya di Kalimantan Timur, wilayah Kesultanan Bulungan yang berbatasan langsung dengan Sabah (British North Borneo) dan Filipina Selatan sekitar Kepulauan Sulu dan Mindanao.

Kawasan ini pernah digunakan oleh Sekutu untuk membangun jaringan mata-mata sebagai persiapan untuk merebut Pulau Tarakan dari tentara Jepang sekitar tahun 1943 yaitu dalam Operasi Pyiton dan Operasi Squirrel pada bulan April 1944.

Dengan menumpang kapal milik perusahaan De La Rama Shipping Company, MV Northen hawker, Dhomber bersama Moelyono Adikusuma berlayar menuju Kalimantan Timur yang pada saat itu diduduki oleh NICA termasuk didalamnya Kesultanan Bulungan.

Route perjalanan yang dilalui, dari Manila menuju Cebu City terus menuju Bais Dumaguete (Negros Occ) dilanjutkan ke Zamboanga lalu menuju Cotabato dan dilanjutkan ke Jolo.

Dari Jolo City dengan menyewa perahu pelayaran menuju Pulau Tawi-Tawi, terus ke Ungus Matata, Tandubas Island, dengan melewati Bonggao, Tambisan, Samporna, Lahad Dato, terus menuju Tarakan lalu ke Tanjung Selor (Bulungan).

Tanggal 30 Nopember 1947, rombongan tiba di Tanjung Selor-Bulungan. Saat itu sedang diadakan perayaan Berau yang dilaksanakan oleh Sultan Bulunga ke-10 yang bernama Sultan Djalaluddin.

Karena kesibukan menyambut perayaan, kedatangan mereka tidak mendapat perhatian dari dinas intel NICA. Saat berkomunikasipun Dhomber selalu menggunakan bahasa Solog (Sulu) dan berpura-pura tidak bisa menguasai bahasa Melayu.

Selain itu, Dhomber juga merubah namanya menjadi Jose Sabtall bin Moehamad Djamil. Siasat ini ternyata berhasil mengelabui dinas Intelejen NICA, terbukti saat mereka mengurus surat jalan untuk melanjutkan perjalanan menuju Derawan, polisi NICA tanpa curiga memberikannya.

Status sebagai orang Filipina menyebabkan mereka dengan leluasa membuka jaringan pos penghubung di Tawao, dan berhasil mengadakan kontak dengan para pejuang Indonesia yang berada di Filipina, Labuan, Singapura, Nunukan, Tarakan, Balikpapan.

Mereka juga merintis kontak dengan para pejuang di Kalimantan Selatan dan Dayak Besar.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved