Puisi 'Mengancam Allah' Neno Warisman Jadi Sorotan, MUI Jelaskan Beda Perang Badar & Doa yang Benar
Sekretaris Komisi Fatwa MUI, Asrorum Ni'am, dalam wawancara di program siaran berita sore TvOne menilai isi doa tersebut tidak salah.
TRIBUNJAMBI.COM - Puisi yang dibacakan Neno Warisman dalam acara Malam Munajat 212 menjadi sorotan.
Hal itu karena berisikan kata 'mengancam Allah' yang terselip dalam Puisi Munajat 212 yang dibacakan Neno Warisman di malam Munajat 212 di Monas, dinilai konteksnya tidak tepat.
Isi 'doa yang mengancam Allah' itu adalah "...Jangan, jangan Engkau tinggalkan kami dan menangkan kami. Karena jika Engkau tidak menangkan. Kami khawatir ya Allah. Kami khawatir ya Allah tak ada lagi yang menyembah-Mu..."
Sekretaris Komisi Fatwa MUI, Asrorum Ni'am, dalam wawancara di program siaran berita sore TvOne menilai isi doa tersebut tidak salah.
Baca Juga:
Keren! Official MotoGP Umumkan Indonesia Resmi Berpartisipasi Tahun 2021 di Mandalika, NTB
Bocah Ini Alami Kelainan Seksual, Kakak Disetubuhi 40 Kali dan Pernah Rudapaksa Sapi dan Kambing
Menghilangkan Penat di Empat Taman Wisata Muara Bungo
Tertawanya Tutut Mendengar Mimpi Soeharto Jelang Hari Wafat, Sebut Sosok Sinden Berasal dari Sunda
Sebab, doa tersebut wirid dari Rasulullah Muhammad SAW dan disebutkan dalam hadis Bukhari dan Muslim.
Namun 'doa yang mengancam Allah' yang terselip dalam Puisi Munajat 212' yang dibacakan Neno Warisman menjadi bermasalah karena konteksnya tidak tepat.
Asrorum Niam mencontohkan doa hendak masuk kakus atau kamar mandi. Isi doanya bagus meminta perlindungan Allah SWT dari godaan jin laki-laki dan perempuan. Namun doa itu menjadi tidak tepat ketika dibaca saat hendak mengunjungi rumah tetangga.
Sama halnya doa talbiyah manasik haji, doanya bagus, tapi menjadi tidak tepat ketika dibaca di agenda yang lain.
Asrorum Niam menceritakan, 'doa yang mengancam Allah' itu pernah dibacakan oleh Rasulullah Muhammad SAW secara khusuk pada saat hendak Perang Badar.
Perang Badar adalah perang pertama kali yang dilakukan oleh umat Islam melawan orang-orang kafir Qurais.
Saat itu, jumlah paskan Islam 315 orang dan akan melawan pasukan kaum kafir Qurais yang jumlahnya 1.000 orang dengan persenjataan yang lengkap dan pasukan berkuda.

Rasullullah Muhammad SAW dengan keimanannya bahwa Allah SWT akan menolongnya. Dia terus berdoa sampai-sampai selendangnya terjatuh.
Rasulullah Muhammad SAW berdoa agar memenangkan umat Islam dalam perang Badar. Jika umat Islam kalah, maka dia khawatir tidak akan lagi yang menyembah Allah SWT.
"Perang itu dilakukan di tahun kedua Hijriah, jadi umat Islam itu masih sangat sedikit. Maka wajat jika Rasulullah berdoa demikian. Dalam kontek sekarang tentu berbeda," ujarnya.
Saat ini, konteksnya adalah pemilihan presiden atau Pilpres 2019, yakni mencai pemimpin terbaik di antara yang baik.