Ratusan Pohon Duku di Sekernan, Mati Mendadak, Ini yang Dikatakan Pemilik Kebun
Hal ini membuat kerugian tersendiri bagi masyarakat di Kecamatan Sekernan. Terlebih di tengah musim buah duku saat ini.
Penulis: Samsul Bahri | Editor: Deni Satria Budi
Laporan Wartawan Tribun Jambi, Samsul Bahri
TRIBUNJAMBI.COM, SENGETI - Ribuan pohon duku yang tumbuh di wilayah Kecamatan Sekernan, Kabupaten Muarojambi, ke depannya terancam mati. Setidaknya hingga saat ini sudah ada ratusan pohon duku yang mati mendadak.
Belum diketahui penyebab matinya pohon duku tersebut. Masyarakat sekitar hanya menyebutnya sebagai hama penyakit pohon duku, yang muncul secara tiba-tiba.
Hal ini membuat kerugian tersendiri bagi masyarakat di Kecamatan Sekernan. Terlebih di tengah musim buah duku saat ini. Seperti halnya di alami oleh Safarudin, warga Desa Jambi Tulo, Kecamatan Sekernan, Muarojambi.

"Biasonyo kalau musim buah duku sekarang, banyak orang beli duku. Belum lagi buah kuning, oranglah beli, itu main batang. Kalau sekarang orang takut nak belinyo," jelas Safarudin.
Menurut Safarudin, dalam kurun tiga bulan ini saja, setidaknya ada sekitar 50 pohon duku yang sudah mati akibat penyakit yang tidak di ketahui penyebabnya tersebut. Tidak hanya itu, bahkan saat ini ada puluhan pohon duku yang sedang berbuah, diindikasikan ke depan juga akan mati.
"Dalam tigo atau empat bulan ini, lah ado sudah 50 batang duku yang mati. Kito dak tau sebabnyo kenapo. Yang sayang nyo kek sekarang ado yang sudah berbuah, lah mulai nak mati batangnyo, buahnyo jugo gugur," paparnya.
Baca: Pria Bule Jauh-jauh Cari Jodoh ke Indonesia, Terungkap karena 10 Alasan Ini
Baca: Sering Langka, PNS di Tanjab Timur Diimbau tak Gunakan Gas 3 Kg
Baca: Pemuda di Tuban Main Sepakbola, Petir Menyambar, Tubuhnya Tergeletak dan Mengeluarkan Asap
Pohon duku yang akan mati bilang Safarudin, memiliki ciri-ciri seperti dedaunan yang mulai kuning yang kemudian layu dan gugur. Untuk pohon dan dahan, juga terlihat kering, yang lama kelamaan membuat pohon mati dan tumbang dengan waktu yang singkat.
"Itu dari batang bawah, kulit batang kering terus kek ado jamur. Kalo musim hujan, ado nampak ulat kecil-kecil. Duo atau tigo bulan mati sudah batang duku tu jadinyo. Ado yang cuma setengah batang, ado yang langsung satu batang mati," bebernya.
Ia menjelaskan, sebelumnya tidak pernah ada kejadian pohon duku dengan ciri-ciri tersebut. Namun, dua tahun belakangan ini, pohon duku di wilayahnya sudah mulai terserang.
Baca: Demi Tiket Lebih Murah ke Jakarta, Warga Aceh Ramai-ramai Bikin Paspor, Maskapai Indonesia Kecele
Baca: Ifan Seventeen Menenangkan Diri ke Pesantren Gontor, Berat Alami Trauma
Baca: Air Laut Gunung Anak Krakatau Berwarna Orange, Ternyata Penyebabnya Terjadi Hal Ini
"Itu awalnyo dari daerah mudik dekat-dekat Sungai Batanghari, daerah Tunas baru itu duluan, sudah tu sampe lah Jambi Tulo ini. Yang diserang hama tu cuma batang duku, batang lain idak," keluhnya.
Hal senada juga dikatakan oleh Zandiari, Warga Desa Sekernan yang pohon dukunya juga mati secara mendadak. Menurutnya masyarakat sekitar hingga saat ini tidak mengetahui penyebab dan tidak tau bagaimana upaya untuk mencegah munculnya hama tersebut.
Ia menambahkan, jika tidak ada upaya dari pemerintah untuk mencari penyebab dan cara mencegahnya, maka ke depan masyarakat tidak bisa lagi merasakan buah duku dari Kecamatan Sekernan. Ia berharap kepada instansi terkait untuk segera mencari solusi dari persoalan ini.
Baca: Resep PM Mahathir Mohammad dan Istri Bisa Menerima Satu Sama Lain, Pernikahannya Langgeng
Baca: Malu-malu Ditanya Soal Sule, Naomi Zaskia Sebut Suka dengan Pria yang Beda Usianya. . .
Baca: Ustaz Arifin Ilham Ucap Perpisahan? Singgung Kematian, Kubur & Doa Bagi Umat, Warganet Menangis
"Kito masyarakat dak tau penyebabnyo apo, caro untuk cegah biak menular ke pohon lain kek mano, kito harapkan lah instansi pemerintah untuk turun, dan cek. Kek mano solusinyo, kalo idak kek gitu, lamo-lamo habislah batang duku di Kecamatan Sekernan ni," harapnya.
Informasi matinya pohon duku secara mendadak di wilayah Kecamatan Sekernan, juga menjadi kekhawatiran bagi masyarakat di wilayah lain. Cipto, warga Desa Suka Maju, Kecamatan Mestong, Muarojambi misalnya.