Mengapa Asmara dan Balas Dendam jadi Motif Terbanyak Kasus Pembunuhan? Ini Analisis Kriminolog UI

ES mengatakan membunuh karena Ruh menolak mengakhiri hubungan gelap mereka. Mengapa asmara dan balas dendam?

Editor: Duanto AS
Kolase/ist
Ilustrasi asmara dan perselingkuhan. 

ES mengatakan membunuh karena Ruh menolak mengakhiri hubungan gelap mereka. Mengapa asmara dan balas dendam?

TRIBUNJAMBI.COM - Masih ingat kasus pembunuhan perempuan berinisial Ruh (37) oleh pria berinisial ES (30)?

Pembunuhan sadis di Cirebon itu dilakukan dengan cara mencekik, kemudian bertubi-tubi menusuk leher korban menggunakan obeng.

Memang, kasus pembunuhan yang terjadi di wilayah Polres Kabupaten Cirebon sepanjang 2018 masih diwarnai masalah asmara.

“Dari sembilan kasus, tiga di antaranya berlatar belakang seks, dan perselingkuhan,” ungkap Kasat Reskrim Polres Kabupaten Cirebon, Ajun Komisaris Kartono Gumilar, Kamis (6/12/2018).

Menurut Kapolres Kabupaten Cirebon, Ajun Komisaris Besar Suhermanto, Rabu (5/12/2018), kasus ini dilatarbelakangi perselingkuhan antara seorang suami dari satu pasangan suami istri, dan seorang istri dari satu pasangan suami istri lainnya.

Pria ES (30) membunuh Ruh (37), korban perempuan, dengan mencekik, dan bertubi menusuk leher korban dengan obeng di Jalan Brigjen Dharsono, Kota Cirebon sekitar pukul 20.00.

ES kemudian membuang mayat Ruh di semak semak sekitar Kecamatan Talun, Kabupaten Cirebon.

Keesokan harinya, warga menemukan mayat Ruh.

Baca Juga:

 Rencana Veronica Tan Jelang Ahok BTP Bebas Penjara, Benarkah Perceraian hanya Strategi?

 Orang-orang yang Pernah Menempeleng Soeharto,

 POPULER Kisah Aiptu EAS setelah Perselingkuhan Brigpol Dewi Terungkap - 5 Kapolres Dicopot

 Pria Bertato di Lengan Kanan Bunuh Siswi SMK Baranangsiang, Rekaman CCTV Terlihat Jelas

 REKAMAN VIDEO Ketua Dewan Hunus Badik, Rapat DPRD Bombana Ricuh, Lempar Kursi dan Botol

Suhermanto memastikan, kasus ini bukan pembunuhan disertai perampokan. Sebab, tas coklat korban dibuang ES di jembatan layang di Kecamatan Talun.

Telepon selular (Ponsel) milik Ruh yang disimpan di tas pun, ditemukan hancur berkeping keping.

Ruh, ibu rumah tangga, tinggal bersama suami dan anak anaknya di Kelurahan Jagasatru, Kecamatan Pekalipan, Kota Cirebon.

Sang suami, Didin, bekerja di satu perusahaan jasa pengiriman barang.

Kepada wartawan, dalam pengakuan sepihaknya kepada wartawan, ES mengatakan membunuh Ruh karena Ruh menolak mengakhiri hubungan gelapnya dengan ES.

“Saya bilang, hubungan kita cukup sampai di sini saja. Selesai. Tetapi dia marah dan balik mengancam akan melaporkan hubungan kami ke istri saya,” ujar ES di Kantor Polres Kabupaten Cirebon, Rabu (5/12/2018).

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved