Fenomena LGBT

Mengasramakan Anak Dibawah Usia 16 Tahun Dorong Prilaku Jadi LGBT?

Jumlah homoseksual dan transgender menunjukkan pertumbuhan yang cukup signifikan setiap tahunnya. Tidak hanya di negara

Penulis: Fifi Suryani | Editor: Fifi Suryani
Hollywoodreporter.com/Listverse.com
Emoji LGBT 

TRIBUNJAMBI.COM - Jumlah homoseksual dan transgender menunjukkan pertumbuhan yang cukup signifikan setiap tahunnya. Tidak hanya di negara-negara barat, fenomena yang sama juga terjadi di negara-negara timur, termasuk Indonesia dan Malaysia.

Di Malaysia, Asisten Direktur Senior Pengawasan Sosial, Bagian Pembangunan Keluarga, Sosial dan Komunitas Departemen Pembangunan Islam (Jakim), Dr Mohd Izwan Mohd Yusof mengatakan, sebanyak 310.000 kaum homoseksual tercatat pada tahun ini. Di tahun 2013 angkanya tercatat 173.000, berarti meningkat hampir dua kali lipat dalam lima tahun.

Baca: Cocokan Mana, Bedak Tabur atau Bedak Padat? Sesuaikan dengan Rutinitas Anda

Sementara pada golongan transgender, ia mengatakan dalam 20 tahun, jumlah golongan transgender menunjukkan peningkatan sebesar 200 persen yaitu sebanyak 30.000 orang pada tahun ini dibandingkan 10.000 orang pada tahun 1988 dan kebanyakan dari golongan ini bekerja sebagai pekerja seks.

"Peningkatan bisa disebabkan berbagai faktor karena keterbukaan yang diciptakan media sosial saat ini. Kaum muda memiliki lebih banyak akses ke internet dan media sosial.

"Ini secara tidak langsung mendorong mereka lebih terbuka untuk mengakses ke mobile apps yang berhubungan dengan LGBT (lesbian, gay, biseksual dan transgender) dan video-video yang tidak seharusnya mereka tonton," katanya usai Seminar Peradaban dan Delirium Gaya Hidup Kontemporer, di George Town Senin (29/10).

Mohd Izwan mengatakan, orangtua harus berperan dengan memonitor perilaku serta gerakan anak-anak mereka, selain juga memperhatikan sepenuhnya agar anak-anak tidak merasa kurang kasih sayang sehingga mereka terjebak dalam kegiatan yang tidak sehat itu.

Baca: Dibalik Fenomena Menjamurnya Hubungan Sejenis, Ini Risiko Cara Intim Mereka pada Kesehatan

Baca: Tepergok Penyanyi Aslinya saat Ngamen Peduli Lombok di Car Free Day, Video Ini Diapresiasi

Selain akses yang mudah ke internet, faktor lain yang mendorong seseorang terjebak dalam golongan LGBT adalah kurang kasih sayang, pola pengasuhan (cara anak-anak dibesarkan), sikap orangtua yang terlalu melindungi serta sering diganggu dan diejek.

"Kami mengusulkan kepada masyarakat untuk memulai dari rumah, yakni orangtua dapat mengawasi anak-anak. Jika dulu kami khawatir anak-anak tidak pulang ke rumah, hari ini kami harus mengkhawatirkan anak-anak kami di kamar dan tidak keluar rumah," katanya.

Dia juga menyarankan orangtua untuk tidak mengirim anak-anak dibawah usia 16 tahun ke asrama karena kasus gay dan lesbian umum di asrama terutama di sekolah dengan hanya satu jenis kelamin.

"Pada usia 12 hingga 15 tahun mereka belum dewasa dan tidak tahu untuk membedakan mana sentuhan yang mungkin, dan mana sentuhan yang tidak bisa," katanya.

Baca: Berat Badan akan Mudah Naik pada Fase Menopause, Berikut 9 Tips Mengantisipasinya

Baca: GALERI FOTO: Turis dari 5 Negara Ini Kerap Berprilaku Buruk, dari Jorok hingga Seks di Tempat Umum

Baca: Tanda-tanda Wanita sudah Memasuki Masa Menopause, Enam Penyakit Ini Rentan Menyerang

Pada program penyembuhan, Mohd Izwan mengatakan total 1.450 orang yang terlibat dalam komunitas LGBT berpartisipasi dalam program di bawah Jakim yang membantu menciptakan kesadaran bagi mereka untuk kembali ke alam.

"Masalah perubahan itu subjektif. Seseorang telah mengubah penampilannya dan meskipun dia masih dalam penampilan yang berlawanan dengan jenis kelamin aslinya tetapi telah mulai meninggalkan tindakan homoseksual dan beberapa sudah menikah. Beberapa meskipun dia belum menikah dia mampu mengendalikan dirinya dari terjebak dalam tindakan homoseksual, " katanya.

Sumber: Bernama
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved