Kuat & Kerasnya Hidup Istri TNI, Ditinggal Suami Demi Misi Rahasia yang Entah Dimana Keberadaannya
Apalagi menjalani hidup sebagai seorang prajurit Komando Pasukan Khusus (Kopassus) tentu tidak akan sama seperti manusia biasa.
TRIBUNJAMBI.COM - Kerasnya hidup menjadi seorang anggota TNI pastinya juga dirasakan keluarga prajurit tersebut.
Apalagi menjalani hidup sebagai seorang prajurit Komando Pasukan Khusus (Kopassus) tentu tidak akan sama seperti manusia biasa.
Bukan saja tingginya disiplin, tapi pernahkah kita menelisik bagaimana cara mereka bergaul dengan keluarga, terutama istri dan anak.
Tentu menjadi istri dari anggota pasukan khusus TNI AD membutuhkan mental yang kuat. Itu karena latihan dan operasi-operasi tempurnya yang dilakukan pasukan ini memang penuh rahasia.
Sepak terjang Kopassus memang sangat dirahasiakan.
Sebagai gambaran, seorang wanita yang bersuamikan seorang prajurit Kopassus sudah sangat biasa ditinggal pergi suaminya, tanpa mendapat informasi jenis dan juga lokasi suaminya bertugas.
Kadang, para prajurit Kopassus sendiri baru diberi tahu jenis dan lokasi misi tempurnya, saat berada di pesawat terbang atau kapal laut yang mengangkutnya.

Baca: Hingga Agustus, 212,70 Hektare Lahan Terbakar di Kabupaten Muarojambi
Baca: Bawaslu Kota Tegur Partai Gara-gara Bacaleg Kampanye di Medsos
Baca: Ternyata Lewat Senjata Tradisional ini Pasukan Elite TNI Mampu Bunuh Musuh Dalam Senyap & Sekejap
Serba dirahasiakan
Tapi di balik itu, Kopassus masih memiliki pasukan antiteror yang dikenal sebagai Satuan Penanggulan Teror (Gultor) 81, yang baik misi tempur maupun misinya, bahkan para personelnya, juga sangat dirahasiakan.
Hanya saja untuk ukuran Indonesia, Sat-81, meski sangat rahasia dan berada di bawah Kopassus TNI AD telah menjadi kiblat pasukan khusus lokal.
Mulai soal latihan, kemampuan, perlengkapan hingga persejataan, dan teknik operasi-operasi senyapnya.
Dari sejarahnya, keputusan mendirikan Gultor tidak terlepas dari peristiwa pembajakan pesawat Garuda DC-9 GA 206 Woyla di Bandara Don Muang, Bangkok, 31 Maret 1981.
Soal pembebasan Woyla ini, sejumlah literatur menyebutkan bahwa kesuksesan operasi melibatkan four-man squad Delta Force, AS.
Namun seberapa jauh peran Delta atau apakah memang ada pembagian tugas antara Delta dan tim Kopassus, masih perlu penjelasan dari otoritas terkait.
Baca: VIDEO: Dua Polisi PJR Ditembak Orang Tak Dikenal di Tol Kanci
Baca: Ketika Anggota Kopassus Melongo & Tercengang Lihat Sang Komandan Telan Telur Ular Sanca Bulat-bulat
Baca: Jamal, Napi Lapas Kelas III Sarolangun Kabur. Diduga saat Pembuatan Jalan Setapak
Dalam buku Benny Moerdani: Profil Prajurit Negarawan (1993), disebutkan bahwa Benny memang mengajukan pinjaman flak jacket kepada CIA.