Kuat & Kerasnya Hidup Istri TNI, Ditinggal Suami Demi Misi Rahasia yang Entah Dimana Keberadaannya

Apalagi menjalani hidup sebagai seorang prajurit Komando Pasukan Khusus (Kopassus) tentu tidak akan sama seperti manusia biasa.

Editor: Andreas Eko Prasetyo
Ilustrasi 

Dikirim ke Jerman

Sebagai persiapan, kedua perwira jempolan ini sebelumnya telah dikirim ke Jerman Barat untuk menyerap ilmu antiteror di GSG-9 (Grenzschutzgruppe-9).

Satuan ini sebenarnya adalah satuan elit para militer kepolisian Jerman Barat yang dibentuk sebagai buntut malapetaka ‘Black September’ Olimpiade Munich, September 1972.

Diakui sejumlah perwira Sat-81, hingga saat ini GSG-9 dijadikan barometer dalam penyempurnaan organisasi beserta segala kelengkapannya.

Reputasi yang tinggi dalam misi-misi antiteroris, memang menjadi GSG-9 model di banyak negara.

Baca: Mengaku Didemo 100 Orang, Ahmad Dhani Merasa Aneh dan Sebut Pendemo Idiot

Baca: Warga Desa Pandan Jaya Tanjabtim Tangkap Buaya yang Hendak Memangsa Kambing Tanpa Melukainya

Baca: Disebut Ponakan Tamara Bleszynski, Ini Wajah Asli Suami Kimberly Ryder Sebenarnya. . .

Kesuksesannya memberangus tiga dan empat pembajak airline Lufthansa di Bandara Mogadishu, merupakan prestasi spektakuler yang makin melambungkan nama GSG-9.

Kegelisahan Benny Moerdani

Kopassus dan Benny Moerdani
Kopassus dan Benny Moerdani (Kolase/TribunJambi.com)

Sebenarnya pada 1979, saat menjabat Kepala Pusat Intelstrat, Benny Moerdani sudah pernah menyampaikan kerisauannya kepada Sintong soal makin meningkatnya ancaman teror.

Sementara saat itu ABRI belum punya pengalaman memadai menghadapi musuh berwujud terorisme.

Hasil dari pertemuan itu, Benny meminta Sintong mempersiapkan pembentukan sebuah pasukan antiteror.

Benny pun lalu memberi kesempatan kepada Sintong melakukan studi banding ke luar negeri, Inggris, Jerman, dan Amerika Serikat adalah tiga negara yang dikunjungi Sintong.

Dalam perkembangan lanjutannya, Den-81 sempat mengalami penyesuaian.

Baca: Dibangun Lima Hari, Bagaimana Rupa Motor Jokowi yang Baru?

Baca: Seratusan Mahasiswa Fisika Unja Ikuti Pelatihan Dasar Organisasi

Pada era 1995-2001, Den-81 dimekarkan menjadi Grup 5 Anti-Teror. Barulah pada tahun 2001, satuan ini mengalami reorganisasi menjadi Satuan 81 Penanggulangan Teror alias Sat-81 Gultor.

Secara organisatoris, Gultor langsung dibawah komando Komandan Jenderal Kopassus. Jabatan komandan Sat-81 (atau Grup) diisi perwira berpangkat kolonel.

Proses rekrutmen Gultor dimulai sejak seorang prajurit selesai mengikuti pendidikan para dan komando di Batujajar. Dari sini, mereka akan ditempatkan di satuan tempur Grup I dan Grup 2.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved