Berita Viral

Masalah Baru di Kasus Bilqis, Suku Anak Dalam Minta Ganti Rugi Rp 85 Juta, Ada Pajero Jadi Jaminan

Menurut Jhon, mekanisme ‘tebus-menebus’ terhadap anak korban penculikan asal Makassar itu jauh lebih kompleks, sensitif, dan tidak sesederhana

Penulis: Tommy Kurniawan | Editor: Tommy Kurniawan
ist
Masalah Baru di Kasus Bilqis, Suku Anak Dalam Minta Ganti Rugi Rp 85 Juta, Ada Pajero Jadi Jaminan 

TRIBUNJAMBI.COM - Babak baru terkait kasus Bilqis kembali mencuat ke permukaan, setelah komunitas Suku Anak Dalam (SAD) menuntut ganti rugi sebesar Rp 85 juta dan menempatkan sebuah mobil Pajero sebagai jaminan dalam prosesnya.

Temenggung Jhon, salah satu tokoh berpengaruh di lingkungan SAD yang juga menjadi mediator kepolisian saat penjemputan di permukiman adat, membantah tegas rumor yang menyebutkan bahwa Mitsubishi Pajero milik Mery Ana dipakai sebagai alat tukar terhadap Bilqis Ramadhany (4).

Menurut Jhon, mekanisme ‘tebus-menebus’ terhadap anak korban penculikan asal Makassar itu jauh lebih kompleks, sensitif, dan tidak sesederhana seperti kabar liar yang beredar di publik.

Jejak Awal dan Perpindahan Bilqis dari Makassar ke Jambi

Perjalanan kasus ini berawal ketika Bilqis Ramadhany diculik oleh Sri Yuliana di Makassar, Sulawesi Selatan, kemudian dijual melalui platform Facebook.

Seorang perempuan asal Sukoharjo, Jawa Tengah, bernama Nadia Hutri, membeli Bilqis seharga Rp 3 juta lalu terbang langsung ke Makassar untuk mengambil anak tersebut.

Namun cerita kelam itu berlanjut, lantaran Sri Yuliana kembali menjual Bilqis kepada pasangan Mery Ana dan Ade Friyanto Syaputra, warga Merangin, Jambi, dengan nilai Rp 15 juta.

Baca juga: Makan Hati Helwa Bachmid Jadi istri Habib Bahar, Didatangi Saat Mau Berhubungan, Nanya Kondisi Tidak

Baca juga: MUA Nyamar Jadi Wanita Akhirnya Muncul Beri Klarifikasi, Bantah Nista Agama, Disabilitas Sejak Kecil

Setelah transaksi tersebut, Bilqis dibawa menuju wilayah Merangin dan tinggal sementara di bawah asuhan pasangan itu.

Pertemuan Mery Ana dengan Komunitas SAD

Saat tiba di Merangin, Mery Ana membawa Bilqis ke kawasan Mentawak, sebuah wilayah yang dihuni komunitas Suku Anak Dalam.

Di lokasi itu, ia bertemu pasangan Begendang dan Ngerikai, lalu menyampaikan bahwa orang tua kandung Bilqis hidup dalam kondisi ekonomi sangat sulit sehingga tidak mampu mengurus anak tersebut.

“Dia bilang ke rombongan Sikar (Begendang dan Ngerikai), ekonomi Mery pun susah. Kata Mery, kalau Bapak niat mau ngurus anak ini, ya uruslah,” ujar Jhon menjelaskan.

Awalnya, pasangan Begendang dan Ngerikai menolak karena merasa takut mengasuh anak dari luar komunitas kecuali ada hubungan keluarga yang jelas.

Namun Mery kemudian mengaku bahwa Bilqis masih satu keluarga dengannya, sehingga Begendang dan Ngerikai mulai mempertimbangkan tawaran itu.

“Mery bilang anak itu masih keluarganya. Tapi Mery juga meminta uang Rp 85 juta yang katanya untuk biaya selama mengurus Bilqis,” beber Jhon.

Sumber: Tribun Jambi
Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved