Nasib Keluarga Pasien Angkat Sendiri Jenazah, Pihak RS Igah Pinjamkan Troli Takut Dibawa Pulang

TRIBUNJAMBI.COM - Jagat media sosial dihebohkan oleh video keluarga pasien yang terpaksa mengangkat jenazah ke ambulans karena pihak rumah sakit disebut enggan meminjamkan troli pemindah jenazah.

Video yang memperlihatkan keluarga pasien memindahkan jenazah dari ruang kamar mayat menuju ambulans mendadak viral dan memicu berbagai reaksi publik.

Dalam narasi yang beredar, disebutkan bahwa pihak rumah sakit tidak meminjamkan troli sehingga keluarga pasien terpaksa mengangkat jenazah secara manual.

Keluarga kemudian angkat bicara dan menjelaskan kronologi lengkap versi mereka, termasuk alasan mengapa troli jenazah tidak digunakan.

Kepala Desa Balung Anyar, Sholeh, mengakui dirinya sengaja merekam proses pengangkutan jenazah Apriliani Wenny (26) tersebut.

Perempuan itu diketahui meninggal dunia di RSUD Grati akibat sakit demam berdarah dengue (DBD).

Baca juga: Reaksi PBNU Soal Perangai Gus Elham yang Viral: Fenomena Gus-gusan, Modal Ganteng

Baca juga: Tipu Daya Mery Ana Titip Bilqis Anak Penculikan ke Suku Anak Dalam Jambi, Ambil Rp 85 Juta

Sholeh mengungkapkan bahwa aksi perekaman dilakukan sebagai bentuk kekecewaan karena petugas rumah sakit tidak bersedia meminjamkan troli untuk memindahkan jenazah.

“Saya sempat meminjam kereta dorong untuk membawa jenazah. Namun mereka (petugas) mengira kereta dorong itu mau dibawa pulang," ujarnya, Kamis.

Padahal, menurut Sholeh, ia hanya berniat meminjam troli tersebut untuk memindahkan jenazah ke ambulans desa.

Merasa pelayanan yang diberikan kurang baik, Sholeh akhirnya tersulut emosi dan memilih mengabadikan kejadian itu dalam bentuk video.

“Jujur saya panik waktu itu. Yang meninggal juga masih saudara sendiri. Tapi saya sadar, tindakan saya yang kemarin memang kurang tepat karena videonya jadi viral ke mana-mana,” katanya, Jumat (14/11/2025).

Sebelumnya, video yang memperlihatkan keluarga pasien RSUD Grati di Kabupaten Pasuruan mengangkut jenazah tanpa bantuan troli memang telah beredar luas di media sosial pada Kamis (13/11/2025).

Pada saat kejadian, keluarga diduga tidak diperbolehkan meminjam troli oleh petugas rumah sakit.

Situasi tersebut membuat keluarga pasien harus mengangkat jenazah langsung menuju ambulans desa untuk dibawa ke rumah duka.

Dalam video yang viral itu, tampak enam orang bersama-sama mengangkat jenazah yang sudah dibungkus kain selimut berwarna biru.

Mereka menyayangkan sikap petugas rumah sakit yang dianggap tidak profesional karena tidak meminjamkan troli jenazah.

Setelah jenazah dimasukkan ke dalam ambulans, mobil tersebut kemudian bertolak menuju Desa Balung Anyar, Kecamatan Lekok, Kabupaten Pasuruan.

Di sisi lain, pihak manajemen RSUD Grati akhirnya mendatangi rumah duka untuk menyampaikan permintaan maaf secara langsung.

“Kami mewakili rumah sakit menyampaikan duka mendalam atas meninggalnya pasien. Semoga almarhumah mendapat ampunan dan keluarga diberi ketabahan,” ujar Direktur RSUD Grati Pasuruan, Dyah Retno Lestari, kepada Sholeh.

Dyah menjelaskan bahwa insiden tersebut bermula dari niat pihak keluarga yang ingin membawa jenazah dengan ambulans desa.

Padahal, RSUD Grati sebenarnya memiliki layanan ambulans gratis yang disediakan melalui program pemerintah daerah.

“Sebenarnya ada ambulans gratis dari program pemda. Hanya saja karena situasinya panik, terjadi miskomunikasi,” jelas Dyah.

Dalam pertemuan tersebut, pihak keluarga yang diwakili Sholeh turut menyampaikan permintaan maaf kepada manajemen RSUD Grati.

Ia menegaskan tidak ada tujuan untuk memburukkan pihak rumah sakit melalui video tersebut.

“Kami berharap kejadian ini jadi evaluasi bersama. Semoga pelayanan rumah sakit bisa semakin baik ke depannya,” ungkap Sholeh.