Berita Viral

Pengantin Wanita Menangis Diusir Suami di Malam Pertama, Rupanya Sang Istri Ketahuan Berbohong

Malam pengantin yang seharusnya menjadi momen penuh kebahagiaan bagi pasangan baru justru berubah menjadi pengalaman pahit sekaligus penuh air

Penulis: Tommy Kurniawan | Editor: Tommy Kurniawan
ist
Pengantin Wanita Menangis Diusir Suami di Malam Pertama, Rupanya Sang Istri Ketahuan Berbohong 

TRIBUNJAMBI.COM – Malam pengantin yang seharusnya menjadi momen penuh kebahagiaan bagi pasangan baru justru berubah menjadi pengalaman pahit sekaligus penuh air mata bagi seorang wanita di Vietnam, namun dari kejadian itu muncul kisah haru tentang cinta, ketulusan, dan kehangatan keluarga.

Dikutip dari Eva.vn, Jumat (14/11/2025), wanita tersebut bercerita bahwa ia dan sang suami, Tuan, telah saling mengenal hampir setahun sebelum akhirnya bulat memutuskan untuk menikah.

Tuan disebut sebagai pria pendiam yang berasal dari keluarga berada, sedangkan sang istri adalah gadis sederhana dari daerah kecil yang telah kehilangan ayah sejak masih kecil dan tumbuh bersama ibunya yang mengidap penyakit jantung.

Walau latar belakang ekonomi mereka berbeda jauh, hubungan keduanya tetap terjalin tulus tanpa pamrih.

Ketika Tuan melamar, sang wanita mengaku merasakan kebahagiaan sekaligus ketakutan karena khawatir perbedaan kondisi ekonomi akan membuat keluarga calon suami meremehkannya.

Namun Tuan menegaskan bahwa cintanya tidak pernah dipengaruhi harta maupun status sosial.

“Aku ingin menikah denganmu karena aku mencintai dirimu, bukan karena uang atau kedudukan,” ujar Tuan menenangkan.

Baca juga: Tampang Asli Dea Sister Hong Lombok, Rupanya Aslinya Pria Bernama Denny, Berkedok MUA

Baca juga: Turun Tangan Prabowo Gegara 2 Guru Dipecat Usai Bantu Honorer, Giliran Polda Bongkar Tersangka

Baca juga: Nestapa Honorer Sulsel, Guru Divonis MA, Bebas di Tipikor, Dipenjara di Kasasi, Dipulihkan Prabowo

Pernikahan berlangsung penuh sukacita, tetapi malam pengantin menjadi titik perubahan yang tak terduga. Ketika pengantin wanita hendak mengganti pakaian, Tuan tiba-tiba masuk ke kamar dengan raut wajah serius.

Ia menatap istrinya lekat-lekat lalu bertanya, “Saat ibumu memberikan hadiah pernikahan tadi, kamu lihat tangannya gemetar, kan? Uang dan emas itu sebenarnya dari mana?”

Pertanyaan itu membuat sang istri terdiam membatu. Ia menyadari kebohongan yang ia simpan akhirnya terbongkar.

Dengan suara pelan, ia mengakui bahwa keluarga Tuan sebenarnya sudah memberikan mahar lengkap sebelum pernikahan.

Namun karena takut terlihat miskin, ia membohongi ibunya dengan mengatakan bahwa keluarga pria meminta hantaran tambahan. Sang ibu yang sakit akhirnya meminjam uang dan menjual sepeda lamanya demi menjaga martabat putrinya.

“Aku cuma takut dipandang rendah. Aku berniat mengembalikan uang itu setelah menikah,” ujarnya sambil gemetar.

Tuan memandang istrinya lama sebelum akhirnya berbicara.

“Kau pikir aku menikah denganmu karena uang itu? Kau sembunyikan semuanya dan membiarkan ibumu menanggung beban sendirian. Kenapa kau melakukan itu?” katanya kecewa.

Sang wanita langsung menangis tersedu-sedu. Namun alih-alih memarahi, Tuan justru meminta istrinya berkemas dan pulang ke rumah ibunya saat itu juga.

Ia panik, mengira pernikahan mereka berakhir sebelum benar-benar dimulai. Tetapi Tuan menegaskan maksud sebenarnya.

“Aku ingin bicara langsung dengan ibumu malam ini. Aku ingin mengajaknya tinggal bersama kita supaya bisa dirawat dan diobati,” jelas Tuan.

Keributan kecil itu terdengar oleh orang tua Tuan. Setelah mengetahui persoalannya, ibu mertua justru membela sang menantu.

“Kenapa kamu melakukan itu, Nak? Ibumu sudah berjuang membesarkanmu. Kamu harus mengerti perasaannya. Ibu setuju dengan Tuan, ajak ibumu tinggal bersama supaya bisa kami temani dan rawat,” ucap sang ibu mertua lembut.

Akhirnya, pada malam pengantin itu juga, pasangan tersebut pergi ke rumah sang ibu.

Setibanya di sana, sang ibu masih terjaga dan terkejut melihat keduanya datang malam-malam.

“Ada apa, Nak? Kenapa pulang selarut ini?” tanyanya heran.

Sang anak langsung memeluk ibunya erat sambil menangis.

“Ibu, maafkan aku. Karena takut dipandang rendah, aku bohong dan membuat Ibu harus berkorban. Aku benar-benar salah,” ucapnya.

Sang ibu hanya mengusap kepala putrinya dengan penuh kasih.

“Ibu tak marah. Ibu hanya ingin kamu bahagia dan tidak perlu merasa rendah diri,” katanya lembut.

Tuan kemudian menggenggam tangan ibu mertuanya.

“Bu, mulai hari ini tinggal bersama kami. Aku ingin merawat dan membantu Ibu berobat. Aku berjanji akan menganggap Ibu seperti ibu kandungku sendiri,” ujar Tuan tulus.

Air mata sang ibu jatuh, dan meski sempat menolak, akhirnya ia setuju setelah dibujuk keduanya.

Malam pengantin yang awalnya penuh kesedihan pun berubah menjadi titik awal kehidupan baru yang sarat cinta dan kehangatan keluarga.

Sejak saat itu, sang ibu tinggal bersama pasangan tersebut. Tuan menepati janjinya dengan membawa ibu mertuanya berobat dan mendampinginya setiap hari.

Hubungan keluarga juga semakin erat. Setiap pagi, sang ibu dan ibu mertua berjalan pagi bersama, sementara malam harinya mereka menikmati teh hangat sambil berbincang.

Kini rumah pasangan tersebut selalu dipenuhi tawa dan aroma masakan buatan rumah. Sang wanita pun merasa sangat bersyukur atas apa yang terjadi.

“Malam pengantin itu mengajarkan saya bahwa kebahagiaan sejati bukan berasal dari harta, tetapi dari ketulusan dan kasih sayang,” ujarnya.

Sumber: Tribun Jambi
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved