Berita Regional

Anak dan Istri Ditawan lantaran Suami tak Pulang saat Rekan Bisnis Tagih Utang

Kasus dugaan penculikan dan penyekapan menimpa seorang perempuan berinisial E dan anak balitanya ini terjadi di Serang, Banten

Penulis: Mareza Sutan AJ | Editor: Mareza Sutan AJ
Tribunjambi.com
ILUSTRASI - Seorang ibu dan anak diculik lantaran si ayah tak pulang saat rekan bisnis tagih utang. 

Ibu dan anak diculik dan disekap dalam sebuah rumah lantaran suaminya punya utang Rp100 juta ke pelaku.

Ia ditawan karena suaminya tak pulang-pulang.

TRIBUNJAMBI.COM – Kasus dugaan penculikan dan penyekapan menimpa seorang perempuan berinisial E dan anak balitanya ini terjadi di Serang, Banten.

Keduanya diduga disekap oleh seorang perempuan berinisial I di kawasan Perumahan Mandala Citra Indah, Kelurahan Cimuncang, Kecamatan Serang, Kota Serang.

Peristiwa ini terjadi lantaran suami korban diduga memiliki utang sebesar Rp 100 juta kepada pelaku.

Korban E, warga Desa Ragas Masigit, Kabupaten Serang, telah melaporkan kejadian ini ke Polresta Serang Kota pada Selasa (11/11/2025).

E menceritakan, peristiwa berawal pada Sabtu (8/11/2025) petang.

Saat itu, pelaku I datang ke rumahnya untuk mencari sang suami dengan alasan urusan bisnis.

"Habis maghrib ada perempuan, nanyain suami saya, katanya ada urusan bisnis limbah sama bata.

"Katanya per bulan bagi hasil, untuk bata Rp 5,7 juta per bulan kalau limbah Rp 1,7 juta per minggu," ujarnya, Rabu (12/11/2025).

E menjelaskan, pelaku menagih komisi dari bisnis limbah dan bata yang belum dibayarkan.

Namun, ia mengaku tidak tahu menahu soal bisnis itu, meski transaksi dilakukan dengan rekening atas namanya.

"I bilang ada bisnis, saya nggak mengetahui sama sekali, tapi dia (suami E) transaksi atas nama rekening inisial saya," ujarnya.

Saat mencoba menghubungi suaminya, nomor ponsel sang suami tidak aktif.

Pelaku I kemudian menolak pulang dan memilih menginap di rumah korban sambil menunggu suaminya datang.

"Ngotot saja, si perempuan I itu dia nggak mau pulang, nungguin suami saya pulang saja, akhirnya I nginap.

"Sedangkan suami saya berangkat dari jam 10 pagi, tidak tahu kemana dan nomornya dinonaktifkan usai saya menghubungi," kata E terbata-bata.

Karena suaminya tak kunjung datang, korban bersama anaknya dibawa ke rumah pelaku I dan disekap semalam.

E menduga dirinya dijadikan jaminan atas utang suaminya.

"Saya disekap satu malam. I sempat menelepon saudaranya, kasih tahu kalau saya ada di rumah I.

"Terus kan telepon di speaker, saya dengar tahan saja dulu untuk jaminan, terusnya I mendesak saya agar tidak pulang dengan paksaan," bebernya.

Korban juga mengaku mendapat ancaman jika mencoba kabur.

"Ada ancaman, kalau misalkan saya pulang atau kabur, saya bakal dipenjara karena (transaksi bisnis limbah dan batu bara) atas nama saya," sambungnya.

E akhirnya diperbolehkan pulang setelah meminta izin karena ibunya sakit dan anaknya juga tidak sehat.

Namun, pelaku memaksa E menggadaikan ponsel anaknya sebelum diizinkan pulang.

"Dipaksa digadaikan, dapat Rp 700 ribu, bersih Rp 610 ribu, semuanya diambil oleh I.

"Lalu saya pulang, dari Pakupatan sampai Selikur itu saya pakai ongkos sendiri," tuturnya.

Kini, korban mengaku masih trauma dan merasa terancam karena pelaku masih menghubunginya.

"Saya jelas trauma, saya juga masih diteror sama I, dia bilang sebelum suami saya ketemu.

"Saya meminta aparat penegak hukum untuk segera memproses laporan saya," pungkasnya.


 

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Ibu dan Anak Balita di Serang Banten Diculik, Diduga Terkait Urusan Bisnis Limbah

 

Baca juga: Ember Jatuh lalu Nanang Agresif Layangkan Golok ke Mantan Bos hingga Terkapar

Baca juga: Utang Rp4 Juta dan Suami Dapati Istri tak Utuh dalam Tangki Septik

Baca juga: Hidup Getir Nenek 63 Tahun di Gubuk tanpa Listrik usai Tertipu Rp52 Juta

Sumber: Tribun banten
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved