Hari Pahlawan

Gus Mus Tolak Keras Gelar Pahlawan Soeharto, Ingatkan Tragedi Orba: Banyak Kiai Dimasukin ke Sumur

Secara terbuka dan tegas, KH Ahmad Mustofa Bisri atau yang akrab disapa Gus Mus, menyatakan tidak setuju Soeharto dapat gelar Pahlawan.

Penulis: Darwin Sijabat | Editor: Darwin Sijabat
Ist/ Kolase Tribun Jambi
Soeharto dapat gelar Pahlawan Nasional dikritik Gus Mus 

TRIBUNJAMBI.COM - Rencana pemerintah memberikan gelar Pahlawan Nasional kepada Presiden ke-2 RI, Jenderal Besar TNI Soeharto, menuai penolakan tajam dari kalangan ulama kharismatik Nahdlatul Ulama (NU).

Secara terbuka dan tegas, KH Ahmad Mustofa Bisri atau yang akrab disapa Gus Mus, menyatakan ketidaksetujuannya, sembari mengungkap memori kelam perlakuan rezim Orde Baru terhadap para kiai dan warga NU.

“Saya ini orang yang paling tidak setuju kalau Soeharto dijadikan Pahlawan Nasional,” ujar Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) itu, dikutip dari NU Online.

Memori Kelam: Kiai Dimasukkan ke Sumur dan Intimidasi Politik

Penolakan keras Gus Mus, yang juga Rais Aam PBNU periode 2014–2015, didasarkan pada kesaksian langsung mengenai intimidasi dan ketidakadilan yang dialami ulama pesantren dan kader NU selama masa Orde Baru.

Bertempat di kediamannya di Leteh, Rembang, Jawa Tengah, Gus Mus menuturkan beberapa tragedi yang sulit dilupakan.

"Banyak kiai yang dimasukin sumur, papan nama NU tidak boleh dipasang, yang suruh pasang malah dirobohin oleh bupati-bupati. Adik saya sendiri, Kiai Adib Bisri, akhirnya keluar dari PNS karena dipaksa masuk Golkar,” ungkap Gus Mus, memberikan detail persekusi politik di masa lalu.

Ia juga mengenang bagaimana ulama besar KH Sahal Mahfudh pernah didatangi pengurus Golkar Jawa Tengah untuk diminta menjadi penasihat partai, namun dengan tegas menolak.

Baca juga: Eks Pegawai KPK Kecam Keras Gelar Pahlawan Nasional Soeharto: Cederai Semangat Anti-Korupsi

Baca juga: Siap-siap! Maret 2026 Libur Panjang: Nyepi dan Lebaran Berdekatan, Bisa Liburan Sampai 7 Hari

Baca juga: 5 Polisi Makassar Dihadiahi Penghargaan Usai Selamatkan Bilqis dari Jambi, Penculik Ditangkap

Gus Mus menegaskan bahwa warga NU yang mendukung usulan gelar pahlawan bagi Soeharto menunjukkan "tidak ngerti sejarah" yang menimpa kiai, santri, dan warga NU, termasuk intimidasi dan teror yang terjadi saat Pemilu 1971 di Losarang, Indramayu, yang merupakan basis kuat Partai NU kala itu.

Ulama Menjaga Keikhlasan, Soeharto Diusulkan

Di tengah polemik ini, Gus Mus juga menyentil soal keikhlasan amal para pejuang bangsa sejati. Ia menyebutkan banyak ulama dan pejuang dengan jasa besar yang keluarganya sengaja tidak pernah mengusulkan gelar pahlawan.

“Banyak kiai yang dulu berjuang, tapi keluarganya tidak ingin mengajukan gelar pahlawan. Alasannya supaya amal kebaikannya tidak berkurang di mata Allah. Kalau istilahnya, menghindari riya’ (pamer),” jelas pengasuh Pesantren Raudlatut Thalibin itu.

Sejarah Hari Pahlawan Nasional 

Hari Pahlawan Nasional diperingati setiap tanggal 10 November untuk mengenang jasa para pahlawan Indonesia, khususnya mereka yang gugur dalam Pertempuran Surabaya tahun 1945.

Setelah Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945, Indonesia menghadapi ancaman dari pasukan Sekutu dan Belanda yang ingin kembali berkuasa.

Pada 10 November 1945, terjadi pertempuran besar antara rakyat Surabaya dan pasukan Inggris yang dipimpin Brigjen AWS Mallaby. Pertempuran berlangsung selama tiga minggu dan menelan banyak korban jiwa.

Sumber: Tribun Jambi
Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved