Berita Viral

Viral Kiriman Santet untuk Prabowo-Purbaya, Gus Robin Sebut Sosok Pelindung

Gus Robin, yang mengklaim adanya upaya serangan santet terhadap Presiden Prabowo Subianto dan Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa.

Penulis: Heri Prihartono | Editor: Heri Prihartono
Ist
VIRAL.Media sosial dihebohkan oleh unggahan seorang spiritualis asal Bali, Gus Robin, yang mengklaim adanya upaya serangan santet terhadap Presiden Prabowo Subianto dan Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa. 

TRIBUNJAMBI.COM -Media sosial dihebohkan oleh unggahan seorang spiritualis asal Bali, Gus Robin, yang mengklaim adanya upaya serangan santet terhadap Presiden Prabowo Subianto dan Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa.

Santet adalah sebuah praktik ilmu hitam atau sihir yang dipercaya dilakukan oleh seseorang, seringkali atas bantuan dukun, untuk mencelakai orang lain dari jarak jauh. 

Praktik santet ini telah ada sejak lama dan masih diyakini  di berbagai lapisan masyarakat, terutama di wilayah Indonesia, yang didasari oleh motif negatif  seperti dendam, iri hati, atau persaingan.

Proses santet  diyakini berjalan secara supranatural, yakni melalui ritual gaib yang menggunakan mantra, bantuan makhluk halus, dan seringkali media milik korban (seperti foto atau rambut) untuk mengirimkan penyakit atau penderitaan.

Klaim santet tersebut disampaikan Gus Robin melalui kanal YouTube miliknya.

Pembahasan santet  menarik perhatian publik karena dikaitkan dengan isu politik serta pemberantasan korupsi.

Dalam video berjudul “Pak Purbaya dan Pak Prabowo dalam Bahaya?”, Gus Robin menyebut bahwa terdapat pihak-pihak tertentu yang tidak senang dengan langkah tegas Prabowo dan Purbaya dalam memberantas praktik korupsi di pemerintahan.

“Saya ingin menerawang Pak Purbaya dan Pak Prabowo karena saya merasa saya harus mengatakan sesuatu.

Karena Pak Purbaya dan Pak Prabowo ini ingin memberantas korupsi habis-habisan. Jadi, banyak pejabat-pejabat yang tidak suka dengannya,” ujar Gus Robin, dikutip Senin (27/10/2025).

Menurutnya, pihak-pihak yang merasa terancam itu disebut menyewa dukun untuk mencelakai kedua pejabat tersebut. Namun, Gus Robin menegaskan bahwa upaya tersebut gagal.

“Saya lihat ada malaikat pelindung Pak Prabowo dan Pak Purbaya. Malaikat itu wajahnya bercahaya, berpakaian putih seperti ulama, dan ada leluhur dari kerajaan Majapahit juga yang membantu melindungi,” katanya.

Ia juga menyebut bahwa para leluhur dari berbagai kerajaan Nusantara “turut menjaga” keduanya karena menilai perjuangan melawan korupsi sebagai bentuk keadilan bagi rakyat.

Respons Keluarga Purbaya

Di sisi lain, putra Menteri Keuangan Purbaya, Yudo, menepis isu yang beredar. Melalui akun media sosialnya, ia menyatakan bahwa keluarganya memang sempat mengalami sejumlah peristiwa aneh di rumah, namun tidak mengaitkannya dengan santet.

“Keluarga kami diteror oleh santet di rumah. Semakin Anda percaya maka santet itu makin kuat. Jadi saya usahakan bilang satu keluarga untuk jangan percaya pada begituan. Percayalah kepada Allah, jangan percaya takhayul,” tulis Yudo.

Ia juga menyebut peristiwa yang terjadi di rumah keluarganya lebih mirip fenomena poltergeist atau gangguan fisik misterius, bukan kiriman gaib.

“Kejadian sebenarnya adalah poltergeist, di mana barang suka hilang dan berpindah dengan sendirinya. Anjing dan kucing saya juga sering menggonggong tanpa alasan yang jelas,” ungkapnya.

Yudo menegaskan ia tidak percaya dengan konsep santet atau kesurupan, karena menurutnya semua itu merupakan manipulasi makhluk halus terhadap pikiran manusia.

Mahfud MD Puji Ketegasan Prabowo dan Purbaya

Terpisah dari isu mistis tersebut, mantan Menko Polhukam Mahfud MD dalam tayangan YouTube Mahfud MD Official turut menyoroti ketegasan Presiden Prabowo dan Menkeu Purbaya dalam memerangi korupsi. 

Menurutnya, keduanya memiliki karakter yang sama: keras dan konsisten melawan penyimpangan keuangan negara.

“Saya melihat karakter Purbaya dan Pak Prabowo ini sama-sama keras ya, sama-sama tegas untuk melawan korupsi,” ujar Mahfud dalam video yang tayang Selasa (14/10/2025).

Mahfud menilai langkah Purbaya yang menolak membayar utang proyek kereta cepat Whoosh menggunakan APBN merupakan keputusan berani dan patut diapresiasi.

“Saya acungi jempol Pak Purbaya. Karena apa? Ini masalah yang sangat memberatkan bangsa. Jangan sampai pembangunan rakyat dikorbankan untuk menutup utang proyek bermasalah,” katanya.

Mahfud juga menyebut, keputusan tersebut selaras dengan kebijakan Presiden Prabowo yang mulai menindak sejumlah kasus besar, termasuk dugaan korupsi di sektor migas dan tambang timah.

Dugaan Penyimpangan Proyek Whoosh

Mahfud menambahkan, proyek Kereta Cepat Jakarta–Bandung atau Whoosh perlu diselidiki lebih jauh karena diduga mengalami mark-up besar-besaran.

“Menurut perhitungan pihak Indonesia, biaya per kilometer kereta Whoosh itu 52 juta dolar AS, sementara di Cina hanya 17–18 juta dolar. Jadi naik tiga kali lipat. Ini harus diteliti siapa yang menaikkan, uangnya ke mana,” ujarnya.

Ia menilai praktik semacam itu membahayakan kedaulatan ekonomi Indonesia, bahkan bisa menjerumuskan negara ke dalam utang jangka panjang.

“Kalau gagal bayar, bisa jadi negara diminta memberi kompensasi wilayah seperti yang terjadi di Sri Lanka,” kata Mahfud.

Mahfud berharap Presiden Prabowo terus mendukung langkah hukum terhadap pihak-pihak yang diduga terlibat penyimpangan anggaran, termasuk dalam proyek strategis nasional.

“Saya berharap Pak Prabowo memback-up penegak hukum agar bangsa ini tidak terbiasa memaafkan pelaku korupsi. Kalau benar ada pidana, harus diselesaikan secara hukum,” tegas Mahfud.
Ia juga mengingatkan bahwa upaya Purbaya untuk tidak membebani APBN harus dipertahankan sebagai bentuk tanggung jawab terhadap rakyat dan keberlanjutan fiskal negara.

 

 

Artikel diolah dari Wartakotalive

Baca juga: Diteror Santet Keluarga Menkeu Purbaya, Sang Anak Ungkap Ada Suara Hewan Tak Biasa Tengah Malam

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved