Polemik di Papua

TPNPB Klaim Habisi Agen Intelijen, Satgas Cartenz Sebut Korban Warga Sipil, Apa Kata Pengamat?

Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat atau TPNPB membuat klaim terbaru mengenai eksekusi seorang yang disebut agen intelijen.

Penulis: Darwin Sijabat | Editor: Darwin Sijabat
Facebook
Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat atau TPNPB membuat klaim terbaru mengenai eksekusi seorang yang disebut agen intelijen di Distrik Dekai, Kabupaten Yahukimo, pada Sabtu malam (18/10/2025). Manajemen markas pusat KOMNAS TPNPB telah menerima laporan resmi bahwa pada Sabtu, 18 Oktober 2025, pasukan kami telah mengeksekusi seorang perempuan yang diduga agen intelijen 

TRIBUNJAMBI.COM - Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat atau TPNPB membuat klaim terbaru mengenai eksekusi seorang yang disebut agen intelijen.

Aksi itu terjadi di Distrik Dekai, Kabupaten Yahukimo, pada Sabtu malam (18/10/2025).

Klaim itu langsung dibantah keras oleh Satgas Operasi Damai Cartenz (ODC). 

Kontradiksi antara klaim kelompok bersenjata dan fakta lapangan ini memunculkan pertanyaan tentang motif di balik kekerasan terbaru yang menewaskan seorang perempuan sipil.

TPNPB, sayap militer Organisasi Papua Merdeka (OPM), melalui juru bicara mereka, Sebby Sambom, pada Minggu (19/10/2025).

Dia mengonfirmasi telah menerima laporan resmi dari pimpinan lapangan bahwa mereka bertanggung jawab atas pembunuhan tersebut.

"Manajemen markas pusat KOMNAS TPNPB telah menerima laporan resmi bahwa pada Sabtu, 18 Oktober 2025, pasukan kami telah mengeksekusi seorang perempuan yang diduga agen intelijen," ujar Sebby Sambom dalam keterangan tertulisnya dilansir Tribunjambi.com dari FacebookTPNPBNews.

Ia menyebutkan, eksekusi dilakukan oleh pasukan di bawah kendali Komandan Operasi TPNPB Yahukimo, Kopitua Heluka, bersama pimpinan Batalion Kanibal, Beres Murup, setelah korban diinterogasi. 

Baca juga: Rekam Jejak Taplo, Panglima TPNPB Tewas di Tangan TNI: Klaim Serangan Drone

Baca juga: Kejanggalan Kasus Ammar Zoni Versi Firdaus Oiwobo: Sindir Presiden Prabowo, Hukum Sudah Lecet!

Baca juga: Kabar gembira, Liburan Nataru Makin Hemat! Terbang Domestik Kelas Ekonomi, PPN Ditanggung Pemerintah

Kelompok itu menuduh korban terlibat kegiatan mata-mata untuk aparat keamanan Indonesia. 

TPNPB bahkan mengklaim menyita sejumlah barang korban, termasuk dua unit kamera drone, tiga kamera CCTV, satu Handy Talkie (HT), dan satu unit telepon satelit.

Di sisi lain, aparat keamanan tegas menolak klaim tersebut. 

Berdasarkan laporan resmi Satgas Operasi Damai Cartenz (ODC), korban diidentifikasi sebagai Anhy Armyanti (40).

Korban ditemukan tewas di Distrik Dekai dengan luka akibat kekerasan senjata tajam.

"Kami memastikan korban adalah masyarakat sipil. Tindakan brutal ini tidak bisa dibenarkan dan akan ditindak tegas sesuai hukum," tegas seorang perwira ODC di Yahukimo.

Satgas Cartenz menegaskan korban adalah warga sipil biasa yang sama sekali tidak terlibat dalam aktivitas intelijen apa pun. 

Pembunuhan tersebut diduga kuat dilakukan oleh kelompok TPNPB yang aktif dan sering berpindah-pindah di wilayah Yahukimo.

Baca juga: Polisi Sebut Warga Sipil Jadi Korban Serangan TPNPB di Nabire

Baca juga: Kelakar Menkeu Purbaya ke Dedi Mulyadi: Data Dana Mengendap dari Bank Sentral, Anak Buahmu Ngibulin

Pasca-kejadian, petugas gabungan TNI dan Polri segera diterjunkan ke lokasi untuk melakukan penyelidikan intensif dan pengejaran terhadap para pelaku. 

Jenazah korban sendiri telah dievakuasi ke rumah sakit di Dekai untuk proses visum dan identifikasi lebih lanjut.

Pengamat: Klaim Intelijen Hanya Pembenaran Kekerasan

Mencermati dua klaim yang saling bertolak belakang ini, para pengamat keamanan menilai bahwa narasi TPNPB-OPM yang menyebut korban sebagai "agen intelijen" hanyalah upaya untuk melegitimasi dan membenarkan tindakan kekerasan brutal terhadap warga sipil.

Para ahli keamanan menekankan bahwa kelompok separatis bersenjata tersebut kerap menggunakan narasi politik untuk menutupi pelanggaran kemanusiaan yang mereka lakukan di lapangan. 

Pembunuhan terhadap warga sipil seperti yang menimpa Anhy Armyanti mempertegas pola kekerasan yang telah lama terjadi di Yahukimo, salah satu daerah paling rawan akibat teror TPNPB-OPM.

Pemerintah pusat melalui aparat keamanan terus berupaya memulihkan kondisi keamanan di Yahukimo.

Selain penindakan tegas terhadap pelaku kejahatan, upaya pendekatan humanis dan pembangunan sosial-ekonomi juga terus digencarkan untuk mengurangi simpati masyarakat terhadap kelompok bersenjata dan memastikan keamanan tetap terjaga.

Polisi Sebut Warga Sipil Jadi Korban Serangan TPNPB di Nabire

Kepolisian Resor (Polres) Kaimana mengonfirmasi seorang warga sipil asal Kaimana menjadi korban penembakan Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB), pada Jumat (17/10/2025).

Namun, Polres Kaimana dengan tegas membantah kabar yang sempat beredar mengenai serangan TPNPB yang terjadi di wilayah Distrik Yamor, Kabupaten Kaimana sendiri.

Korban merupakan seorang Aparatur Sipil Negara (ASN) yang bertugas di Distrik Teluk Arguni, Kabupaten Kaimana.

Dia terluka akibat serangan di Kali Semen, Nabire, Papua Tengah, bukan di Kaimana.

Kepastian ini disampaikan oleh Kepala Satuan Reserse Kriminal (Kasat Reskrim) Polres Kaimana, Iptu Tri Sukma Adimasworo, yang mewakili Kapolres Kaimana, AKBP Satria Dwi Dharma, pada Selasa (21/10/2025).

"Penembakan yang mengakibatkan warga Kaimana terluka itu bukan di Distrik Yamor, melainkan di Kali Semen, Nabire. Dari antara korban serangan KKB di Nabire itu, ada warga Kampung Wosokuno, Distrik Yamor, Kabupaten Kaimana," jelas Tri.

Menurut keterangan Tri, korban berada di Nabire untuk mendampingi saudaranya mengecek pekerjaan jalan. 
Dalam perjalanan pulang, mobil Hilux yang mereka tumpangi tiba-tiba diserang oleh TPNPB, mengakibatkan korban mengalami luka tembak.

Hingga berita ini diturunkan, polisi belum bisa memintai keterangan lebih lanjut dari korban karena kondisi medisnya.

"Kami belum bisa mendapatkan keterangan yang konkret karena sampai hari ini korban belum bisa dimintai keterangan. Yang jelas, penembakan bukan terjadi di Yamor tetapi di Nabire," tegas Tri di ruang kerjanya.

Ia menambahkan, "Kami belum mendapatkan informasi luka tembaknya di bagian mana. Kalau (korban) sudah bisa dimintai keterangan, barulah kami bisa memberikan keterangan lebih lengkap."

Meskipun insiden penembakan terjadi di Nabire, Tri Sukma Adimasworo memastikan bahwa peristiwa ini mendapat perhatian khusus dari Polres Kaimana.

"Pak Kapolres akan memberikan perintah yang tujuannya untuk mengamankan wilayah kita agar aman," ungkapnya.

Untuk menjaga ketenangan masyarakat, Polres Kaimana mengimbau agar warga tidak mudah panik dan tidak langsung percaya dengan informasi yang beredar.

"Marilah kita bersama-sama menjaga Kamtibmas. Jika ada informasi, silakan sampaikan kepada petugas kepolisian yang dikenal atau yang ada di lingkungan masing-masing. Bisa juga datang langsung ke Polres Kaimana untuk disampaikan," tutup Tri, menekankan pentingnya verifikasi informasi sebelum disebarluaskan.

DISCLAIMER

Berita ini bersifat informasi dan tidak bermaksud untuk menyinggung pihak manapun, melainkan sebagai bentuk penyampaian informasi publik.


Simak berita terbaru Tribunjambi.com di Google News

Baca juga: Kode Redeem FC Mobile EA Sports Hari Ini Rabu 22 Oktober 2025, Klaim Hadiah Langka Terbaru Disini

Baca juga: Kejanggalan Kasus Ammar Zoni Versi Firdaus Oiwobo: Sindir Presiden Prabowo, Hukum Sudah Lecet!

Baca juga: Kabar gembira, Liburan Nataru Makin Hemat! Terbang Domestik Kelas Ekonomi, PPN Ditanggung Pemerintah

Baca juga: Jelang MTQ 2025 Tingkat Provinsi, Pemkot Jambi Mulai Siapkan Kafilah

Sumber: Tribun Jambi
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved