Berita Internasional

Peringatan Keras Donald Trump dan PM Israel ke Hamas untuk Lucuti Senjata: Tidak Mau, Kami Bertindak

Permintaan itu datang dari Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu.

Penulis: Darwin Sijabat | Editor: Darwin Sijabat
Istimewa
PM Israel Benjamin Netanyahu dan Presiden AS Donald Trump 

TRIBUNJAMBI.COM - Kelompok militan Palestina, Hamas diminta untuk melucuti senjata. Permintaan itu datang dari Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu.

Jika permintaan itu tidak dipenuhi, pemimpin kedua negara itu mengamcam akan mengambil tindakan keras.

Adapun peringatan keras itu disampaikan pasca kesepakan gencatan senjata di Gaza yang dimediasi oleh Amerika Serikat.

Dalam kesepakatan gencatan senjata itu yakni Hamas berjanji untuk melucuti senjata.

Namun jika janji itu tidak ditunaikan, maka Donald Trump mengatakan Washington DC akan mengambil tindakan tegas.

Bahkan, kata Donald Trump, "mungkin dengan kekerasan" untuk melucuti kemampuan militer Hamas.

Pernyataan itu disampaikan Presiden Amerika Serikat itu kepada wartawan di Gedung Putih pada Selasa (14/10/2025), ketika ia ditanya mengenai jaminan bahwa Hamas akan benar-benar meletakkan senjata.

"Kami telah memberi tahu mereka bahwa kami ingin mereka melucuti senjata, dan mereka akan melucuti senjata."

Baca juga: Bocor Percakapan Presiden Prabowo dan Donald Trump di KTT Mesir: Bisakah Saya Bertemu Eric?

Baca juga: PSI Yakin Kekuatan Partai Meningkat Jika Jokowi Bergabung: Apalagi Ada Bapak J, Selesai Ini Barang!

Baca juga: Ahmad Sahroni Si Crazy Rich Muncul dengan Sabet Gelar Doktor, Bahas Korupsi Ultimum Remidium

"Dan jika mereka tidak melucuti senjata, kami akan melucuti mereka, dan itu akan terjadi dengan cepat dan mungkin dengan kekerasan," kata Trump, dikutip dari The Times of Israel.

"Mereka akan melucuti senjata," tegas Trump.

Trump mengklaim bahwa ia telah berkomunikasi dengan Hamas — walaupun kemudian mengklarifikasi bahwa pesan tersebut disampaikan melalui "orang-orangnya", merujuk pada utusan khusus AS, Steve Witkoff, dan menantunya, Jared Kushner.

Witkoff dan Kushner sebelumnya bertemu dengan negosiator tinggi Hamas untuk memastikan Washington akan meminta pertanggungjawaban Israel atas ketentuan rencana AS untuk mengakhiri perang di Gaza.

Ancaman untuk melucuti senjata ini muncul meskipun gencatan senjata yang ditengahi AS telah berlaku dan sebagian besar sandera yang masih hidup telah dibebaskan.

Namun, Trump menyoroti bahwa "tugas belum selesai" karena Hamas belum mengembalikan sisa jasad para sandera yang meninggal sesuai janji dalam kesepakatan.

"SEMUA DUA PULUH SANDERA KEMBALI dan merasa sebaik yang diharapkan. Beban besar telah terangkat, tetapi tugas BELUM SELESAI. YANG MENINGGAL BELUM DIKEMBALIKAN, SEPERTI YANG DIJANJIKAN!" tulis Trump di akun Truth Social-nya.

Meskipun batas waktu pengembalian jasad sandera telah terlewati, perjanjian gencatan senjata memberikan kelonggaran waktu bagi Hamas untuk menemukan jasad sandera yang tersisa.

Netanyahu juga Beri Ancaman

Tak hanya Trump, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu juga mengeluarkan ancaman serupa.

Netanyahu sebelumnya menyatakan harapan untuk mencapai fase perdamaian berikutnya dalam kesepakatan antara Israel dan Hamas di Jalur Gaza.

Baca juga: Donald Trump Ancam Hamas Jika Tolak Gencatan Senjata dan Tetap Berkuasa di Gaza: Kehancuran Total

Baca juga: Apa Kabar Program 3 Juta Rumah Presiden Prabowo? Tak Lagi Masuk PSN, Menteri Maruarar: Tetap Jalan

Namun, ia secara tegas menggarisbawahi satu syarat mutlak yang harus dipenuhi Hamas, yakni pelucutan senjata dan demiliterisasi total.

Tanpa hal tersebut, Netanyahu memperingatkan, "semua kekacauan akan pecah".

Syarat yang digaungkan kembali oleh Netanyahu ini sejalan dengan kondisi yang ditetapkan Trump, mediator utama dalam kesepakatan damai tersebut.

"Pertama, Hamas harus menyerahkan senjatanya," kata Netanyahu dalam wawancara eksklusif dengan CBS Mornings.

"Dan kedua, Anda ingin memastikan bahwa tidak ada pabrik senjata di dalam Gaza. Tidak ada penyelundupan senjata ke Gaza. Itulah demiliterisasi," tegasnya.

Sementara Israel optimistis, kelompok militan Hamas menolak mentah-mentah persyaratan untuk menyerahkan persenjataannya.

Bantuan Bakal Dihentikan

Hamas kembali mengembalikan empat jenazah sandera lainnya pada Selasa (14/10/2025).

Pengembalian empat jenazah ini dilakukan Hamas setelah Israel menuduh kelompok tersebut tidak mematuhi kesepakatan gencatan senjata.

Selain menuduh, Israel bahkan mengancam Hamas akan menghentikan bantuan ke Gaza.

Perselisihan mengenai jenazah 28 sandera menjadi krisis pertama dalam proses perdamaian.

Di antara para sandera yang meninggal dan jenazahnya belum dikembalikan adalah dua warga negara Amerika, Itay Chen dan Omer Neutra.

Dikutip Axios, Hamas berjanji untuk memulangkan ke-28 orang tersebut berdasarkan kesepakatan, tetapi menekankan selama negosiasi bahwa mereka tidak mengetahui lokasi pasti banyak dari mereka.

Kelompok tersebut mengatakan beberapa orang terjebak di bawah reruntuhan, dan mungkin butuh waktu berbulan-bulan untuk menemukan semuanya.

Pada hari Senin, Hamas memberi Israel empat jenazah melalui Palang Merah, lebih sedikit dari yang diperkirakan pejabat Israel.

Ketika terungkap bahwa Hamas tidak bermaksud mengembalikan jenazah tambahan pada hari Selasa, Israel mengklaim bahwa hal itu merupakan pelanggaran perjanjian dan mengancam akan menunda penerapan aspek penting lainnya dari kesepakatan tersebut.

Netanyahu juga menyetujui keputusan untuk memblokir pembukaan kembali penyeberangan Rafah dari Gaza ke Mesir, dan mengurangi separuh jumlah truk bantuan yang memasuki Gaza jika lebih banyak jenazah tidak dikembalikan.

Pihak Israel menekankan, melalui mediator Qatar dan Mesir, bahwa mereka melihat pengembalian jenazah sebagai bagian penting dari perjanjian.

Israel menuntut upaya maksimal dari Hamas untuk menemukan para jenazah.

Seorang pejabat senior Israel mengatakan Hamas tampaknya baru menyadari betapa seriusnya Israel menanggapi masalah ini pada hari Selasa.

Pejabat tersebut mengklaim bahwa para pejabat Hamas kini menyadari bahwa Israel tahu lebih banyak daripada yang mereka duga tentang jumlah dan lokasi jenazah yang ditahan Hamas.

Simak berita terbaru Tribunjambi.com di Google News

Baca juga: Rekonstruksi Pembunuhan Imam Komaini Sidiq, 36 Adegan Diperagakan, Terungkap Cara Korban Dihabisi

Baca juga: Berat Batin Presiden Prabowo Terima Laporan Erick Thohir soal Kegagalan Timnas Indonesia ke PD

Baca juga: Profil Dheninda Charunnisa, Anggota DPRD Gorontalo Utara yang Viral Mencibir Pendemo

Baca juga: Diteror Santet Keluarga Menkeu Purbaya, Sang Anak Ungkap Ada Suara Hewan Tak Biasa Tengah Malam

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Peringatan Keras Trump ke Hamas: jika Tidak Mau Melucuti Senjata

Sumber: Tribun Jambi
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved