Polemik di Papua
KKB Papua Berulah Lagi, Bakar Gedung SMP Hingga Rata Tanah, Satgas: Serangan Keji ke Masa Depan Anak
Kelompok Kriminal Bersenjata di Papua atau KKB kembali menunjukkan wajah brutalnya Bumi Cendrawasih.
Penulis: Darwin Sijabat | Editor: Darwin Sijabat
Wakaops Damai Cartenz, Kombes Adarma Sinaga, mengimbau masyarakat agar tetap waspada dan segera melapor jika melihat pergerakan mencurigakan.
"Aparat keamanan selalu hadir untuk melindungi dan menjamin keselamatan warga," ujarnya.
Tragedi Berulang yang Menghambat Pendidikan
Tragisnya, ini bukanlah kali pertama SMP Negeri Kiwirok menjadi korban.
Pada tahun 2021, sekolah yang sama juga pernah dibakar oleh KKB Papua.
Baca juga: Gelombang Penolakan KKB Papua: Warga dan Mahasiswa Tak Sudi Hidup dalam Teror TPNPB-OPM
Baca juga: Hubungan Jokowi-Prabowo Janggal, PKS: Bukan Karena Pihak yang Kalah, Tapi Sosok Wapres Gibran
Peristiwa yang berulang ini memaksa proses belajar mengajar bagi para siswa dipindahkan jauh, yakni ke SMP Negeri 1 Oksibil di ibu kota Kabupaten Pegunungan Bintang.
Pengulangan teror ini menunjukkan tingginya ancaman keamanan, khususnya di daerah dengan keterbatasan akses.
Kepolisian kini tengah berkoordinasi dengan pemerintah daerah dan tokoh adat untuk menenangkan masyarakat dan membantu pendataan kerugian serta pemulihan fasilitas yang terbakar, sembari personel gabungan tetap berjaga di titik-titik strategis, termasuk jalan utama penghubung antara Kiwirok dan Oksibil.
Tuding TNI Lakukan Serangan Udara
Eskalasi konflik di Distrik Kiwirok, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua, memasuki babak baru yang lebih serius.
Kelompok Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) melancarkan tuduhan berat.
Kelompok yang disebut KKB Papua itu menuding prajurit TNI telah melakukan kejahatan perang dalam operasi militer di wilayah tersebut.
Juru bicara TPNPB, Sebby Sambom, mengklaim sejak 1 hingga 6 Oktober 2025, sejumlah pesawat tempur milik TNI terlihat berlalu-lalang di langit Kiwirok.
Pesawat itu melancarkan serangan udara, termasuk menjatuhkan peledak.
“Mereka incar permukiman warga dan kuburan leluhur orang Papua,” kata Sebby melalui pesan WhatsApp pada Selasa (7/10/2025).
Sebby Sambom juga menyertakan dokumentasi berupa foto dan video sebagai bukti lalu-lalang pesawat tempur.
Ia menyoroti ketidakseimbangan penggunaan alat utama sistem persenjataan (alutsista) dalam konflik ini.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.