Polemik di Papua

Gelombang Penolakan KKB Papua: Warga dan Mahasiswa Tak Sudi Hidup dalam Teror TPNPB-OPM

Suara rakyat Papua kini semakin lantang menolak keberadaan TPNPB-OPM atau KKB Papua.

Penulis: Darwin Sijabat | Editor: Darwin Sijabat
Ist
Warga dan mahasiswa tolak KKB Papua 

TRIBUNJAMBI.COM - Suara rakyat Papua kini semakin lantang menolak keberadaan Tentara Pembebasan Papua Barata - Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM), atau yang kerap dilabeli sebagai Kelompok Kriminal Bersenjata di Papua atau KKB Papua.

Kelompok itu dinilai bukan lagi simbol perjuangan, melainkan ancaman nyata bagi kehidupan sipil. 

Dalam gerakan penolakan yang meluas, masyarakat dari Mamberamo Tengah hingga mahasiswa Pegunungan Bintang serentak menyatakan mosi tidak percaya pada kekerasan yang terus dipelihara kelompok separatis tersebut.

Pada Minggu (5/10/2025), pusat kota Kobakma, ibu kota Kabupaten Mamberamo Tengah, diguncang oleh aksi damai yang dipimpin oleh ratusan warga. 

Mereka, yang berasal dari berbagai latar belakang, turun ke jalan bukan untuk menuntut perpisahan, melainkan untuk menolak kehadiran TPNPB-OPM di tanah adat mereka.

Inti dari orasi mereka jelas: mereka lelah hidup dalam bayang-bayang ketakutan dan kekerasan yang dilakukan KKB Papua.

“Kami tidak ingin hidup dalam bayang-bayang ketakutan. OPM bukan solusi bagi Papua. Mereka hanya menambah penderitaan rakyat. Karena itu kami menolak keberadaan mereka di tanah Mamberamo Tengah,” tegas Yohanes Kobogay, tokoh pemuda yang memimpin aksi.

Penolakan ini dipicu oleh tindakan TPNPB-OPM yang dinilai sudah melenceng jauh. 

Baca juga: Tokoh Adat Kutuk Keras KKB Papua : TPNPB-OPM Membunuh Anak Sendiri

Baca juga: Jejak Perampokan Sadis di Jambi: Sepatu Tinggal di Teras, Warga Duga Pelaku Panik Usai Tusuk Nindia

Baca juga: Sadis Suami di Sultra: Bunuh Istri Gegara Disuruh Buat Susu Tengah Malam, Skenario Licik Gagal Total

Menurut Elias, salah satu tokoh warga, KKB Papua kini menjadi sumber masalah dengan kerap melakukan pemerasan, pengancaman, dan kekerasan terhadap masyarakat, baik orang asli Papua (OAP) maupun pendatang. 

Aksi-aksi ini disebut telah merusak sendi-sendi kehidupan sosial dan adat yang selama ini dipegang teguh.

Aksi damai ini berjalan tertib dan aman. 

Peserta sepakat bahwa perdamaian dan pembangunan adalah jalan terbaik untuk masa depan, bukan perjuangan bersenjata yang hanya memakan korban rakyat sendiri. 

"Kami hanya ingin hidup tenang, membangun masa depan anak-anak kami, dan menolak segala bentuk kekerasan. Papua butuh kedamaian, bukan senjata," tutup Yohanes.

Seruan penolakanKKB Papua yang sama kerasnya juga digaungkan oleh generasi muda Papua

Dalam pertemuan terbuka di Pegunungan Bintang, para mahasiswa dari kabupaten tersebut secara terbuka mengecam keras dan menolak keberadaan TPNPB-OPM

Sumber: Tribun Jambi
Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved