Advertorial

Menyetop Kecemasan Matematika, Orang Tua Jadi Sahabat Anak Belajar 

Tiga langkah dari program OTSAB berikut bisa dimulai dan diadopsi orang tua terlepas dari latar belakang berbeda. Strategi ini tidaklah rumit

Penulis: Tommy Kurniawan | Editor: Tommy Kurniawan
ist
Menyetop Kecemasan Matematika, Orang Tua Jadi Sahabat Anak Belajar  

Kedua, orang tua mesti bisa menjadi “mitra bertualang, bukan polisi jawaban”. Alih-alih langsung memberi jawaban saat membantu mengerjakan PR, orang tua bisa mulai bertanya,

"Menurutmu, apa langkah pertama yang bisa kita coba?" ibarat rekan perjalanan, orang tua menjadi teman atau pendamping dalam proses pembelajaran. Strategi ini juga membuka ruang diskusi lebih luas.

Selanjutnya, orang tua dapat menjadikan pembelajaran secara lebih asyik dengan menemukan dan merayakan matematika di dunia nyata. Tunjukkan bahwa numerasi bukan soal di buku, tetapi alat untuk memahami dunia.

Mulai buka obrolan seputar topik jumlah dan harga buah di pasar, jumlah dan warna kendaraan  yang melintas di jalan dalam 10 menit dan berbagai studi sederhana dalam kehidupan sehari-hari. Orang tua dapat menemukan “soal matematika” dari kehidupan sehari-hari dan cara ini sangat ampuh supaya anak tak mengalami math anxiety.

Sesuai evaluasi OTSAB, hasil program ini terukur. Terdapat peningkatan signifikan hingga 10 % , yakni dari 58 % menjadi 68?lam pemahaman orang tua bahwa setiap anak memerlukan cara pendampingan belajar yang unik.

Sebagai ilustrasi, setelah mengikuti OTSAB, seorang ibu dari Banyumas , Jawa Tengah, baru menyadari bahwa anaknya memiliki gaya belajar dengan pendekatan visual.

Ia kemudian membelikan spidol warna-warni untuk mendukung kreativitas anaknya dalam belajar. Laporan program tersebut juga menemukan bahwa orang tua dengan model pengasuhan disiplin dan membimbing cenderung mendapat manfaat paling optimal.

Meskipun pada awalnya OTSAB lebih fokus ke kemampuan literasi, prinsip dan filosofi  program ini selaras dengan filosofi Gerakan Numerasi Nasional (GNN). OTSAB dinilai mampu mendorong semangat belajar anak melalui metode yang efektif.

Metode ini mengubah interaksi yang terasa mengintimidasi menjadi percakapan santai. Pendekatan ini membuktikan orang tua mampu terlibat dan berperan signifikan dalam pembelajaran anak tanpa menularkan kecemasan-kecemasannya.

Menyetop kecemasan orang tua terhadap pembelajaran matematika atau pelajaran lain tampak sederhana, tetapi dampaknya besar karena memberi sumbangsih penting pada masa depan pendidikan Indonesia.  

Sebab setiap kali orang tua memilih mengubah rasa frustrasi menjadi napas kesabaran serta ucapan motivasi saat pembelajaran, dari sana seorang anak melangkah percaya diri dalam belajar dan meraih hasil terbaiknya.

Sumber: Tribun Jambi
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved