Berita Regional

Komandan Damkar Sudah Bertugas 18 Tahun Meninggal karena Tersetrum usai Padamkan Api

Selama hampir 18 tahun bekerja, Edi (50) selalu mendedikasikan dirinya untuk menyelamatkan banyak orang

Penulis: Mareza Sutan AJ | Editor: Mareza Sutan AJ
istimewa via Tribun Jatim
MENINGGAL DUNIA - Edi (dua dari kiri) saat giat simulasi penanganan kebakaran di SD dan SMP di Surabaya. Ia meninggal dunia di tengah proses memadamkan kebakaran rumah di Jalan Sememi Jaya VIII, Benowo, Surabaya, Jawa Timur, Jumat (5/9/2025) dini hari. 

TRIBUNJAMBI.COM – Selama hampir 18 tahun bekerja, Edi (50) selalu mendedikasikan dirinya untuk menyelamatkan banyak orang.

Namun, pada Jumat (5/9/2025), ia mengembuskan napas terakhir, meninggal diduga karena tersetrum listrik saat bertugas.

Dia adalah seorang petugas pemadam kebakaran dari Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (DPKP) Surabaya bernama Edi (50), yang meninggal dunia pada Jumat (5/9/2025) dini hari.

Edi meninggal setelah tersengat listrik ketika bertugas memadamkan kebakaran rumah di Jalan Sememi Jaya VIII, Benowo, Surabaya, Jawa Timur.

Petugas damkar dikenal sebagai garda terdepan dalam melindungi masyarakat dari bahaya kebakaran maupun keadaan darurat.

Mereka tidak hanya berperan sebagai pemadam api, tetapi juga penyelamat jiwa dan penjaga keamanan lingkungan.

Sosok Edi

Edi merupakan ASN yang bergabung dengan DPKP Surabaya sejak 2008.

Hampir 18 tahun ia mengabdikan diri sebagai aparatur negara dan menjabat sebagai Komandan Regu Pemadam Kebakaran Pos Kandangan, Kecamatan Benowo.

Ia dikenal memiliki sifat humoris, sigap membantu, dan cepat bertindak.

"Orangnya gercep (gerak cepat), suka menghibur rekan-rekan lainnya, humoris, ringan bantu kerjaan," tutur Wasis, rekannya.

Edi juga merupakan ayah dari dua anak. Dua bulan sebelum kejadian, ia baru saja menikahkan anak pertamanya.

Jenazahnya telah dimakamkan di kampung halaman, Kecamatan Benjeng, Kabupaten Gresik.

Kronologi Kejadian

Kabid Pemadaman DPKP Surabaya, Wasis Sutikno, menjelaskan Edi tersengat listrik ketika melakukan penyisiran usai api berhasil dipadamkan.

"Jadi bukan saat menyemprot. Tapi saat setelah padam, dan Pak Edi melakukan penyisiran. Biasanya kita memastikan sampai ke dalam-dalam, penguraian pembasahan. Nah pada proses itu, kesetrumnya.

"Biasanya, kami melakukan penyisiran apakah ada korban atau enggak. Makanya kami masuk ke dalam," ujarnya kepada TribunJatim.com.

Awalnya Edi ambruk mendadak dan tak sadarkan diri.

Rekan-rekan sesama damkar sempat memberikan pertolongan pertama berupa Resusitasi Jantung Paru (RJP).

Tubuhnya sempat menunjukkan respons singkat, lalu segera dibawa ke RSUD Bhakti Dharma Husada Surabaya menggunakan ambulans.

Namun, nyawanya tidak berhasil diselamatkan.

"Beliau sudah sempat respons, meskipun lemas langsung kami bawa ke RSUD BDH. Informasinya, di perjalanan, beliau enggak ada (meninggal dunia).

"Cuma kami enggak berani memastikan. Tapi saat sampai di RS baru dianalisa, memang sudah enggak ada," jelas Wasis.

Dugaan Penyebab

Menurut Wasis, seluruh personel damkar sudah dilengkapi Alat Pelindung Diri (APD) sesuai standar, mulai dari helm, pakaian pelindung panas, hingga sepatu khusus.

"Kalau APD, kami pakai lengkap, baju, celana, helm, pakain semua. Cuma karena basah tadi, sehingga kontak, saat kabel nempel," katanya.

Ia menduga masih ada arus listrik bertegangan tinggi di sekitar lokasi kejadian yang mengalir melalui bagian bangunan yang basah setelah penyemprotan.

"Cuma yang engga kelihatan kan aliran listrik ini, sudah mati atau belum, kan teman-teman tahunya dari MCB yang off.

"Biasanya paling kalau masih ada aliran listrik, kecil alirannya, cuma kita kerasa kesetrum kaget tapi enggak terlalu besar," jelasnya.

"Enggak tahu, tadi malam kok gitu, mungkin aliran utama dari PLN sumber utama.

"Biasanya kan tembok basah, mungkin ada kabel yang tadi sudah putus kontak, itu yang tidak disadari teman-teman ya," tambahnya.

 

Penulis: Luhur Pambudi 

Artikel ini telah tayang di TribunJatim.com dengan judul Sosok Edi, Komandan Damkar di Surabaya yang Meninggal Saat Padamkan Kebakaran

 

Baca juga: Meledak Hati Keluarga usai Pembunuh Wanita Hamil dengan 98 Luka Dihukum 20 Tahun Penjara

Baca juga: Nenek Dapati Jasad Cucu dalam Tas saat Ayah di Malaysia dan Ibu Bayi itu Entah di Mana

Baca juga: Begal Magang di Mendalo Kicep Ditantang Bu Guru Berujung Dihajar Massa

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved