Berita Nasional

Mual hingga Pusing, Siswa di Bengkulu Diduga Keracunan Makan Bergizi Gratis 

Program Makan Bergizi Gratis (MBG) sebagai langkah memastikan asupan sehat bagi anak sekolah, kini menjadi sorotan tajam.

Penulis: Heri Prihartono | Editor: Heri Prihartono
Tribun Bengkulu
KERACUNAN.Siswa taman kanak-kanak (TK) hingga sekolah dasar (SD) di Kabupaten Lebong, Bengkulu, dilarikan ke rumah sakit setelah diduga keracunan usai menyantap paket makanan Makan Bergizi Gratis  atau MBG, Rabu (27/8/2025). 

Sebanyak 251 orang keracunan setelah menyantap nasi kuning dan telur suwir yang didistribusikan oleh Dapur SPPG Mitra Mandiri Gemolong-1.

 Bukan hanya murid, tetapi juga guru, karyawan, hingga keluarga siswa yang ikut makan. Seorang murid mengaku, “Nasinya asin, telurnya amis.” Pemerintah daerah langsung menghentikan distribusi MBG selama dua hari.

Kupang, NTT (21/7/2025)

Sebanyak 200 siswa SMPN 8 Kupang menunjukkan gejala keracunan usai menyantap nasi, daging sapi, tahu, buncis, bunga pepaya, dan pisang. Sebanyak 140 siswa harus dirujuk ke rumah sakit. Daging sapi yang dibagikan disebut berbusa dan berbau asam.

Bogor, Jawa Barat (7/5/2025)

Sebanyak 213 siswa dari 13 sekolah keracunan telur ceplok saus barbeque dan tumis tahu tauge. Uji laboratorium menemukan bakteri Coli dan Salmonella. Pemerintah Kota Bogor menetapkan insiden ini sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB). Sebagian siswa bahkan mengalami trauma untuk kembali menyantap menu MBG.

PALI, Sumatera Selatan (5/5/2025)

Sebanyak 173 siswa, mulai dari PAUD hingga SMA, mengalami mual dan muntah setelah makan MBG. Sebanyak 11 siswa harus dirawat di rumah sakit karena kondisi badan lemas dan dehidrasi.

Bandung, Jawa Barat (29/4/2025)

Sebanyak 342 siswa SMPN 35 Bandung keracunan setelah makan nasi putih, makaroni saus mushroom, kakap krispi, tempe barbeque, sayuran, dan melon. 
Meski sebagian besar berobat mandiri, jumlah korban yang besar menimbulkan kekhawatiran luas.

Respons Pemerintah

Kepala BGN, Dadan Hindayana, menegaskan bahwa insiden berulang ini menjadi evaluasi serius.

“SOP akan diperketat, mulai dari pemilihan bahan baku, proses masak, hingga distribusi. 

Makanan MBG sebaiknya dikonsumsi maksimal 4 jam setelah diterima sekolah,” jelasnya.

Meski demikian, rangkaian kasus keracunan ini menimbulkan keresahan publik. 

Program yang sejatinya ditujukan untuk memperbaiki gizi anak bangsa kini justru dipandang sebagai ancaman kesehatan bila pengawasan tidak diperketat.

(Tribunjabar/Tribunpekanbaru/Tribunnews)

Artikel ini diolah dari Tribunbengkulu

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved