Pencemaran Sungai Batanghari

Hilangnya Ikan Tapah Raksasa di Sungai Batanghari Jambi, Perubahan 1995 dan Sampah

Perubahan besar Sungai Batanghari mulai dirasakan sekira 1995. Pada tahun-tahun itu, hutan di Jambi digunduli secara besar-besaran

|
Penulis: Rifani Halim | Editor: asto s
Tribun Jambi
Tribun Jambi edisi 24 November 2025 tentang ikan Tapah di Sungai Batanghari Jambi dan pencemaran sungai. 

"Kalau 20 kilogram, dua oranglah nariknya," ujar Jufri sembari menggambarkan ukuran ikan menggunakan kedua tangannya.

Selain patin, dia menyebut sengarat atau lais besar dengan badan panjang sebesar paha orang dewasa. 

"Kalau dapat satu saja, sudah cukup buat hidup seminggu," ujarnya.

Tapah yang Tak Pernah Muncul Lagi

Tapi yang paling dikenang Jufri adalah ikan tapah, ikan predator besar yang kini nyaris tak pernah terlihat lagi olehnya.

"Dulu, saya pernah dua kali dapat setengah pikul, sekitar 50–60 kilo," ujarnya. 

Satuan berat pikul kerap digunakan di Sumatera, khususnya Jambi. Berartnya setara dengan 100 kilogram.

"Pernah juga hampir dapat sepikul, tapi putus tali. Sedihnya sampai hari ini ingat," lanjutnya.

Ikan tapah atau Wallago merupakan genus beberapa ikan berkumis (Siluriformes) dalam famili siluridae pemakan daging (karnivora) berukuran besar dari Asia tropika.

Jufri mengatakan sejak 2000-an, ikan tapah benar-benar hilang dari Sungai Batanghari di daerahnya.

"Dari sejak tahun 2000 sampai sekarang, tak pernah lagi saya lihat batang hidungnya" katanya.

Sekira dua atau tiga bulan lalu, dia sempat mendapat patin 20 kilogram. Itu merupakan kejadian langka. 

"Sekarang dapat satu kayak itu, macam menang undian." ujarnya sembari terkekeh.

Penyebab Kerusakan Sungai

Dia menjelaskan rusaknya sungai bukan hanya karena hutan habis. Ia menyebut banyak orang memakai lanet (racun) untuk menangkap ikan. 

Sumber: Tribun Jambi
Halaman 3/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved