Pencemaran Sungai Batanghari

Hilangnya Ikan Tapah Raksasa di Sungai Batanghari Jambi, Perubahan 1995 dan Sampah

Perubahan besar Sungai Batanghari mulai dirasakan sekira 1995. Pada tahun-tahun itu, hutan di Jambi digunduli secara besar-besaran

|
Penulis: Rifani Halim | Editor: asto s
Tribun Jambi
Tribun Jambi edisi 24 November 2025 tentang ikan Tapah di Sungai Batanghari Jambi dan pencemaran sungai. 

Perubahan mulai terasa sekira 1995. 

Pada tahun-tahun itu, hutan di Jambi digunduli secara besar-besaran. Hutan di sepanjang sungai mulai habis ditebang. 

"Dulu kiri kanan sungai rindang, tempat ikan makan. Sekarang telanjang semua,” ucapnya. 

Dengan mata kepala sendiri, Jufri juga melihat banyak penambangan emas berdiri di hulu dan anak-anak sungai. 

"Sejak itu, air (Sungai Batanghari) berubah cepat keruh. Tak ada lagi simpanan air dari hutan." tuturnya.

Lima tahun kemudian, perubahan semakin parah.

Dia ingat, itu setelah banjir besar 2000. 

"Beda betul airnya. Keruhnya tak hilang-hilang. Ikan makin hilang." ungkapnya.

Gudang Ikan Besar

Di depan rumah, lelaki tua berkumis itu membuka satu per satu alat tangkapnya sambil bercerita. 

Rawai miliknya panjang puluhan meter, berisi ratusan mata kail yang ia tanam di dasar sungai. 

Tagang dipakainya untuk ikan-ikan besar. Sedangkan jaring lambak dipakai untuk ikan kecil, meski hasilnya kini sangat sedikit.

Dulu, kata Jufri, sungai di depannya merupakan gudang ikan besar. 

Dia menyebut ukuran ikan secara sangat rinci. 

Patin amoi ukuran 10 kilogram hampir tiap minggu diperolehnya. Yang 15 kilogram, sering muncul saat air bagus dan 20 kilogram bukan hal langka pada masa itu.

Sumber: Tribun Jambi
Halaman 2/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved