Renungan Kristen

Renungan Haarian Kristen 10 september 2025- Memilih untuk Tetap Setia

Bacaan ayat: Ulangan 30:17-18 (TB)  Tetapi jika hatimu berpaling dan engkau tidak mau mendengar, bahkan engkau mau disesatkan

Editor: Suci Rahayu PK
Instagram @ferinugroho77
Pdt Feri Nugroho 

Renungan Haarian Kristen 10 september 2025- Memilih untuk Tetap Setia

Bacaan ayat: Ulangan 30:17-18 (TB)  Tetapi jika hatimu berpaling dan engkau tidak mau mendengar, bahkan engkau mau disesatkan untuk sujud menyembah kepada allah lain dan beribadah kepadanya, maka aku memberitahukan kepadamu pada hari ini, bahwa pastilah kamu akan binasa; tidak akan lanjut umurmu di tanah, ke mana engkau pergi, menyeberangi sungai Yordan untuk mendudukinya.

Oleh Pdt Feri Nugroho

 

Cara paham demokrasi telah membiasakan kita berfikir bahwa pilihan yang paling banyak dipilih adalah kebenaran. Hal ini didasarkan pada keyakinan bahwa suara rakyat ialah suara Tuhan.

Ketika seorang pemimpin dipilih oleh mayoritas maka diyakini bahwa pemimpin tersebut adalah pilihan Tuhan.

 Sayangnya telah terjadi manipulasi. Uang dapat dijadikan sebagai alat untuk membeli sebuah pilihan. Akibatnya pilihan bukan lagi mempresentasikan kehendak Tuhan.

Suara terbanyak memperlihatkan siapa yang paling berkuasa dengan jumlah uang yang lebih banyak. 

Ironisnya cara berfikir demokrasi telah mempengaruhi kehidupan beriman. Orang tidak lagi tertarik menemukan kebenaran yang benar-benar adalah kebenaran. Orang hanya tertarik pada jumlah.

Mayoritas berada pada posisi menang dan diuntungkan ketika menyangkut kebijakan dan pilihan dalam hidup. 

Godaan paling besar saat memasuki tanah perjanjian ialah adanya ilah lain yang disembah oleh bangsa-bangsa yang ada di Kanaan.

Umat Tuhan memasuki wilayah yang telah memiliki dan menyembah ilahnya masing-masing. Bisa jadi demi perdamaian maka diambil jalan damai dengan ikut menyembah ilah bangsa lain.

Atau dirasa ilah bangsa lain lebih menjanjikan perlindungan, maka ikut-ikutan menyembah. Atau merasa bahwa Allah tidak lagi berkuasa dan dinilai lemah saat membiarkan umat-Nya hidup dalam penderitaan; akibatnya Allah ditinggalkan demi mendapatkan kehidupan yang lebih baik dengan menyembah ilah lain. 

Nampaknya Musa hendak mempersiapkan umat Tuhan untuk tetap setia. Ini sebuah pilihan yang pasti, bukan untuk dikompromikan.

Setia kepada Allah itu harga mati. Karena konsekuensinya jelas: setia dan tetap hidup, atau tidak setia dan binasa! Hidup mengasihi Tuhan adalah tanda yang kelihatan bahwa umat tetap setia kepada-Nya. 

Hari ini ilah baru bersliweran disekitar kita. Bukan hanya tentang menyembah secara langsung kepada ilah yang ada; tanda yang bisa diwaspadai ialah mulai bergantung pada sesuatu, maka suatu tersebut perlahan akan menjadi ilah model baru.

Bisa kemajuan teknologi, gaya hidup, pekerjaan, hoby, kesukaan, dan berbagai hal yang bisa menjadi sangat prioritas sehingga abai dengan kehidupan beriman. Allah menghendaki kesetiaan yang sungguh. 

Ia yang telah beranugerah akan terus beranugerah dengan syarat utama: umat tetap setia. 
Jangan pernah berpaling pada ilah lain, apapun yang terjadi. Amin.

    Renungan Kristen oleh Pdt Feri Nugroho, GKSBS Siloam Palembang

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved