Sherin menceritakan, almarhumah dikenal sebagai pribadi yang penuh kasih sayang dan dekat dengan banyak orang.
“Ibu itu penyayang, peduli dengan semua orang dan suka curhat,” katanya.
Selain itu, ibunya juga senang beraktivitas bersama teman-temannya.
“Ibu suka traveling, selain itu suka main TikTok juga, pokoknya Ibu sosok yang periang,” tuturnya.
Sherin berharap pelaku tabrak lari segera terungkap dan bertanggung jawab atas perbuatannya.
“Harapanku sama seperti kemarin, semoga pelaku cepat bertanggung jawab, sebab ibu telah meninggal akibat kecelakaan itu,” terangnya.
Sherin menjelaskan, ibunya sempat dirujuk ke RS Bhayangkara pada Rabu (20/8/2025).
“Setelah wawancara dengan Tribunjambi.com kemarin di RS Abdul Manap, ibu dibawa ke RS Bhayangkara,” katanya.
Menurut Sherin, pada Jumat (22/8/2025), kondisi sang ibu tiba-tiba menurun.
“Tensi sempat turun, segera diambil tindakan medis dari rumah sakit itu,” tuturnya.
Saat itu, ibunya menjalani operasi syaraf.
“Setelah dioperasi, kondisi ibu stabil. Saat itu ibu dalam pengaruh obat bius selama 24 jam,” jelasnya.
Namun, kondisi kemudian memburuk.
“Detak jantung dan tensi ibu menurun drastis, dari tekanan 140, 120, 80, 50 hingga 0,” terangnya.
Pihak rumah sakit sempat menyarankan tindakan pompa jantung, tetapi keluarga menolak.