Brigade Al-Qassam telah berulang kali memperingatkan mengenai penundaan Israel dalam melanjutkan perjanjian gencatan senjata di Jalur Gaza, yang menimbulkan risiko terhadap nyawa para tawanan karena pengeboman yang disengaja oleh Israel terhadap lokasi tempat mereka berada.
Sebelumnya, perjanjian gencatan senjata tahap pertama dimulai pada 19 Januari 2025 yang dijadwalkan berlangsung selama 45 hari dan telah membebaskan 33 sandera Israel termasuk delapan jenazah, dengan imbalan pembebasan ribuan warga Palestina dari penahanan Israel.
Mediator dari Qatar dan Mesir terus berusaha mendorong tercapainya kesepakatan baru antara Israel dan Hamas, menyusul dilanjutkannya serangan militer Israel di Jalur Gaza pada 18 Maret 2025.
Sejak Oktober 2023, serangan Israel di Jalur Gaza telah menyebabkan lebih dari 51.157 warga Palestina tewas dan 116.724 lainnya terluka, berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan Gaza yang dikutip oleh Anadolu Agency.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Sandera Israel Telepon Keluarganya, Sebut Kecewa dengan Pemerintah Netanyahu
Baca juga: Perkara Pinjam Uang Rp400 Ribu Berujung Maut, Pria di Sumbar Ditemukan Tinggal Rangka
Baca juga: Cuitan Zelensky soal Gencatan Senjata Rusia-Ukraina saat Paskah: Kami Tahu Manipulasi Moskow
Baca juga: Wanita Hamil jadi Korban Kekasihnya, Mulyana Tega Merancak lalu Membuangnya