Rektor UIN Jambi Meninggal

Mengenang Rektor UIN STS Jambi Alm Prof Asad Isma

Editor: Suci Rahayu PK
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Mengenang Rektor UIN STS Jambi alm Prof Asad Isma

Rektor UIN STS Jambi Asad Isma

TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Mengenang Rektor UIN STS Jambi Asad Isma.

Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Sulthan Thaha Saifuddin Jambi meninggal dunia pada Sabtu (28/9/2024) pukul 14.10 WIB, di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Raden Mataher Jambi.

Prof Asad Isma dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Satria Bakri, Thehok, Kota Jambi, Minggu (29/9/2024).

Mengenang Prof Asad Isma

Prof Asad Isma merupakan Rektor UIN STS Jambi ke-11, dia dilantik Menteri Agama Republik Indonesia pada 28 Desember 2023.

Dengan visinya, dia selalu menekankan bahwa sebagai lembaga pendidikan.

Seusai dilantik, Tribun Jambi berkesempatan wawancara dengan Prof Asad Isma.

Saat itu, Prof Asad Isma menceritakan pengalamannya menjadi marbot di sebuah masjid di kawasan Sipin.

Berikut cuplikan wawancara Prof Asad Isma dengan Pimred Tribun Jambi Yoso Muliawan

Jadi dulu saya ini termasuk orang tidak mampu, ketika mengenang masa masa itu saya sangat sedih dan terharu.

Untuk menambah uang kuliah, saya dulu menarik ongkak (kayu balok) untuk biaya ke Jambi.

Baca juga: Hari Ini 30 September Diimbau Kibarkan Bendera Setengah Tiang, Dalam Rangka Apa?

Baca juga: Ini Ketua dan Pimpinan DPRD Provinsi Jambi Periode 2024-2029

Kemudian mendaftar kuliah dan lulus, berangkatlah dari Kabupaten Sarolangun ke Jambi untuk kuliah.

Pada saat pertama di Jambi, saya hidup numpang dengan keluarga.

Namun, karena ingin mandiri akhirnya mencari masjid yang terdekat sebagai tempat tinggal sekaligus menjadi marbot.

Pada saat itu dapat Masjid Al Hidayah di dekat Pasar Keluarga Sipin.

Selama di sana saya bertugas sebagai pembersih masjid dan guru mengaji.

Dan menjalani perkuliahan secara sederhana berjalan dari Sipin ke Telanai tempat kuliah dengan jarak sekitar 5 Km.

Dan sempat juga mencari tambahan mengajar ngaji dari rumah ke rumah, dengan biaya per rumah Rp25.000.

Sempat juga jatuh sakit saat menjalani aktivitas, karena telat makan karena memang saat itu berada di masa yang sulit.

Meskipun aktivitas cukup padat sebagai guru mengaji, namun organisasi di kampus juga tetap berjalan, hingga saya dipercaya menjadi Ketua Senat Fakultas Ushuludin termuda (semester 4).

Di situlah awal belajar kepemimpinan.

Karena ingin berkembang dalam organisasi, akhirnya diriku memutuskan keluar dari masjid dan nekat mengontrak di kawasan Unbari, kontrakan Wak Syukur namanya, dengan kondisi seadanya.

Hingga perjalanan karier awal kedosenan tahun 94 itu mimpi yang luar biasa.

Pada saat itu pernah juga mengikuti pelatihan jurnalistik dan sempat mendapat kesempatan magang di Kompas.

Akhirnya tetap memilih karier di ASN pada tahun 95 dan fokus di organisasi hingga saat ini.

Baca juga: Siswa SMP Tewas Diduga Setelah Dihukum Guru untuk 100 Kali Squat Jump, Mak Kakiku Sakit

Baca juga: Longsor Tambang Emas Ilegal di Solok Sumbar, Alat Berat Diduga Didatangkan dari Perbatasan

Sosok Prof Asad Isma

Berikut rekam jejas Prof Asad Isma

Nama: Prof. Dr Asad Isma, M.Pd.,

Tempat lahir: Muara Indung, Kabupaten Sarolangun, Provinsi Jambi, 12 Maret 1969

Asad Isma memulai karirnya di dunia aktivis bersama Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia dan Gerakan Pemuda Ansor sebagai ketua Wilayah.

Semasa kuliahnya tahun 1987-1991, dia juga sembari menjadi marbot Masjid Al Hidayah, Kawasan Pasar Keluarga, Sipin, Kota Jambi.

Semasa kuliah di IAIN (sebelum alih status menjadi UIN) STS Jambi, Prof. Asad di sela aktivitasnya menjadi seorang marbot, dia setiap hari berjalan kaki dari Kawasan Sipin menuju kampus di Kawasan Telanaipura.

Pulang kuliah, dia isi dengan aktivitas mengajar ngaji dari rumah ke rumah agar kebutuhan ekonominya bisa terpenuhi.

Saat menjadi marbot, dia terus mengasah kemampuan dan menimba pengalaman baik di bidang keilmuan, keorganisasian, maupun keagamaan dengan banyak orang yang dikenalnya.

Termasuk di antaranya, salah seorang Guru Besar Universitas Jambi Prof. Dr Amri Amir, yang semasa Prof. Asad Isma menjadi marbot, dia merupakan salah seorang pengurus di masjid tersebut.

Asad Isma menyelesaikan studi S1 di IAIN STS Jambi pada tahun 1987.

Kerja kerasnya selama kuliah membuahkan hasil pada tahun 1994. Dia menjadi salah seorang yang terpilih sebagai dosen.

Mulai dari tahun itulah, dia memulai kariernya sebagai dosen di UIN STS Jambi sejak tahun 1994, semasa UIN STS Jambi masih berstatus Institut Agama Islam Negeri (IAIN).

Dilanjutkan kemudian pada tahun 1996 dia menamatkan kuliah di Universitas Negeri Padang. Lalu tepat pada tahun 2015 dia menyelesaikan studi doktoralnya (S3) di Universitas negeri Jakarta.

Dia mengawali karirnya sebagai dosen di Fakultas Ushuluddin, pernah juga menjadi sekretaris Kopertais, sebelum pada akhirnya dipercaya sebagai Wakil Rektor II bidang Administrasi Umum, Perencanaan, dan Keuangan UIN STS Jambi pada periode sebelumnya di bawah kepemimpinan Prof. Dr. Suaidi Asyari, M. A., Ph. D.

Pada masa menjabat sebagai wakil rektor II itu, Prof. Asad juga berhasil meraih gelar guru besar dengan pengajuan proses yang cukup cepat dari Mendikbudristek karena keahliannya atas bidang ilmu Manajemen Sumber Daya Insani terhitung 1 Juli 2022.

Untuk diketahui, selain menjadi dosen, pria yang dikenal ramah bergaul dan humoris ini juga aktif di berbagai organisasi sejak masih menjadi mahasiswa hingga saat ini.

Semasa mahasiswa, dia merupakan sempat menjabat Ketua Cabang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) di Jambi yakni pada tahun 1992-1996.

Lalu dia juga pernah diamanahkan sebagai Ketua Wilayah Gerakan Pemuda Ansor di Provinsi Jambi.

Baca juga: 5 Shio Paling Beruntung soal Uang Senin 30 September 2024: Shio Ayam, Shio Naga hingga Shio Anjing

Baca juga: Jadwal Kapal KM Dobonsolo Rute Jakarta-Makassar Oktober 2024, Dilengkapi Link Pembelian Tiket

Di samping itu, Prof. Asad Isma juga dikenal sejak lama karena biasa menjadi narasumber di berbagai media massa di Provinsi Jambi, baik itu media cetak, maupun elektronik.

Dia seringkali diminta pendapat ilmiahnya oleh wartawan untuk bidang politik maupun sosial di Provinsi Jambi. Beberapa kali juga dia dipercaya sebagai bagian dari tim seleksi penyelenggara Pemilu, baik itu KPU maupun Bawaslu, dan sebagai tim seleksi KPID di Provinsi Jambi.

Tak cukup disitu, dia juga dipercaya sebagai dewan riset daerah, pernah terlibat aktif di Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Provinsi Jambi, Majelis Ulama Indonesia (MUI), Lembaga Adat Melayu Provinsi Jambi, dan kini juga tengah mengemban amanah sebagai Ketua Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Provinsi Jambi.

Di dalam bidang politik, pada masa seorang ASN masih diperkenankan untuk mencalonkan diri, Prof. Asad Isma juga pernah punya catatan atas keikutsertaan di Pilkada di Kabupaten Sarolangun tahun 2011 lalu.

Namun nasib berkata lain, dia tidak berhasil terpilih pada pesta demokrasi tersebut. Akhirnya, selepas itu, dia memilih kembali aktif menjadi tenaga pengajar di kampus UIN STS Jambi, hingga akhirnya hari ini, Kamis (28/12), dia dilantik sebagai Rektor UIN STS Jambi.

Di dalam hidupnya, Prof. Asad Isma selalu berprinsip bahwa apabila membawa kebaikan untuk orang banyak, mestilah didahulukan. Baginya, hidup harus terus diperjuangkan.

“Kita harus terus bergerak maju. Jika sesuatu hal kita anggap baik dan membawa manfaat bagi banyak orang, kita upayakan agar itu bisa diraih. Tentunya dengan bersama-sama dengan keterlibatan dan dukungan banyak orang,” ujarnya.

 


Simak berita terbaru Tribunjambi.com di Google News

Baca juga: Jadwal Kapal KM Nggapulu Jakarta-Makassar Oktober 2024, Ada Harga Tiket dan Link Pemesanan Tiket

Baca juga: Ini Ketua dan Pimpinan DPRD Provinsi Jambi Periode 2024-2029

Baca juga: Siswa SMP Tewas Diduga Setelah Dihukum Guru untuk 100 Kali Squat Jump, Mak Kakiku Sakit

Berita Terkini