Di Pilbup Tebo, Hamdi yang merupakan kader PAN tak mendapat restu partai matahari biru dan lebih memilih mengusung Aspan untuk maju.
Selanjutnya, di Pilbup Merangin. Partai lebih memilih M Syukur dibanding Nalim, mantan Bupati Merangin yang merupakan kader militan PAN.
Di Kabupaten Kerinci pun juga terjadi. Ada perbedaan pilihan dukungan di kader PAN.
Anggota DPRD Provinsi Jambi, Fadli Sudria, tak dapat dukungan dari partai. PAN lebih memilih mendukung putra mantan Bupati Kerinci Murasman, yakni Monadi untuk berlaga di pilkada.
Baca juga: Formasi CPNS 2024 di Dijen Bea Cukai Untuk Lulusan SMA/SMK dan Gajinya per Bulan
Baca juga: Jadwal Kapal Pelni KM Dobonsolo Rute Ambon-Jakarta sepanjang September 2024, Cek Harga Tiketnya
Dinamika yang Biasa
Ketua Tim Penjaringan Pilkada PAN Jambi, Madian Saswadi, mengatakan perbedaan tersebut merupakan dinamika yang biasa dalam pilkada.
Namun, Ketua Bappilu DPW PAN Jambi itu mengatakan kebijakan DPP mewajibkan untuk semua kader tegak lurus dengan putusan DPP.
"Suatu dinamika yang biasa terjadi di pilkada, namun kebijakan partai mewajibkan seluruh kader untuk tegak lurus mendukung calon yang sudah di putuskan oleh partai," ucapnya, Selasa (3/9).
Sanksi Berat Menanti
Ketua DPW PAN Provinsi Jambi, H Bakri, meminta seluruh kader, pengurus di semua tingkatan dan anggota DPRD untuk memberikan dukungan punuh kepada kandidat yang diusung partai.
Kata dia, jika ada di antara kader-kader yang tidak sejalan dengan keputusan partai maka akan dikenakan sanksi tegas.
“Sanksi tegas bagi kader yang tidak mengikuti keputusan partai, mulai sanksi administrasi hingga pemecatan,” tegasnya.
Bukan hanya itu, ia juga meminta semua kader untuk bekerja keras memenangkan semua kandidat yang diusung oleh PAN.
"Jangan lagi ada kader dan anggota DPRD yang terpilih, tidak serius. Target kita adalah memenangkan pilkada di delapan kabupaten/kota di Provinsi Jambi, termasuk Merangin. Jadi, semua harus fokus dan bekerja keras," tuturnya.
Gesekan Harus Diselesaikan