Lantas apa kunci sukses Aindra?
Jamu milik Aindra adalah jamu tradisional yang diproduksi secara tradisional dan tetap higienis.
Kini, Aindra bertahan mempekerjakan tiga karyawan yang bekerja sejak pagi hari mulai melakukan proses pembuatan jamu tradisional dengan resep turun temurun dari sang nenek.
Jamu yang ia produksi ada tiga jenis.
Yaitu, jamu beras kencur, kunyit asam serta temulawak.
Omzet Meningkat Terus
Dalam sehari, rata-rata ia mampu menjual 200 hingga 300 botol dengan omzet mencapai belasan juta rupiah setiap bulannya.
Untuk harga, masih kata Aindra, mulai dari Rp 8 .000 hingga Rp 15.000 rupiah per botol.
Harga yang masih dalam takaran ramah di kantong.
"Harganya tergantung ukuran kemasan besar kecilnya botolnya," ungkap Aindra kepada Tribun Jatim Network.
Dengan cita rasa yang khas dan dapat menyehatkan tubuh, tak heran jika pelanggan yang datang mengaku cocok dengan rasanya.
Aindra menyadari, untuk mempertahankan jamu tradisional dari gerusan zaman, ia harus bisa mengikuti perkembangan zaman dengan tanpa meninggalkan resep jamu tradisional.
Di era serba modern ini, ia hanya memanfaatkan kecanggihan teknologi platform digital dalam segi pemasaran dan penjualan.
"Soal rasa dan resep atau komposisi, saya tetap harus mempertahankanya. Dan itu yang menjadi pembeda di era modern ini," ungkap Aindra.
Sebagai anak muda, Aindra mengajak para generasi muda agar bisa melek teknologi dalam memulai bisnis, termasuk melihat peluang bisnis yang sedang ngetrend pada saat ini untuk dijadikan lahan mata pencarian.
Aindra ingin memotivasi para generasi muda untuk tetap bisa mempertahankan olahan jamu tradisional.
Ada banyak rempah-rempah dan tumbuhan yang bisa dikembangkan sebagai bahan dasar jamu tradisional.
Sementara ini ia masih bertahan untuk tiga jenis jamu tradisional beras kencur, kunyit dan temu lawak.
Tidak menutup kemungkinan, ia akan mengembangkan untuk jenis jamu tradisional lainnya
(Tribunjatim.com/Ignatia | Tribunjatim.com/Hanif Manshuri)