Berita Jambi

KISAH Ulvi Monica Mengabdi untuk Orang Rimba di Bungo Jambi: Hidup Bersama dengan Suku Anak Dalam

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

BERBAUR dengan Suku Anak Dalam (SAD) sudah menjadi keseharian Ulvi Monica Aulia, perempuan kelahiran Mendahara Ilir, Tanjung Jabung Timur, Jambi

TRIBUNJAMBI.COM - BERBAUR dengan Suku Anak Dalam (SAD) sudah menjadi keseharian Ulvi Monica Aulia, perempuan kelahiran Mendahara Ilir, Tanjung Jabung Timur, Jambi sejak volunteer sebuah komunitas sejak 2018.

Banyak kenangan yang dirasakannya hingga dia kini bermukim di di Dusun Dwi Karya Bakti, Kecamatan Pelepat, Kabupaten Bungo, Provinsi Jambi.

Alumnus itu semakin aktif dengan SAD itu sejak dia bergabung dengan NGO Pundi Sumatera.

Seperti diketahui SAD merupakan suku asli daerah dan berada ada di beberapa tempat di Provinsi Jambi, dan salah satunya yang ditempati Ulvi saat ini.

Tinggal bersama orang rimba, sebutan lain dari SAD dilakukan Ulvi bukan sekedar ikut-ikutan.

Wanita yang berlatar belakang jurusan kehutanan itu ternyata sudah terlebih dahulu mengenal tentang SAD saat kuliah. Sehingga bergabung

NGO memang menjadi harapan Ulvi saat kuliah. Motivasinya semakin tumbuh setelah mendengar cerita dan pandangan dari para senior kampus. Jalannya pun kini seirama dengan yang dicita-citakan.

Berstatus sebagai mahasiswa dan menjadi volunteer untuk SAD, menurutnya belum menjadi sesuatu yang pantas untuk diagungkan.

Baca juga: Kisah Sekretaris Desa Termuda se-Kabupaten Bungo: Desi Jawab Minsed Negatif dengan Kinerja

Baca juga: Kisah Bule Kristian Hansen Turing Sendirian di Indonesia, Kaget Saat Numpang Berteduh

Ulvi memang betul-betul setiap hari hidup berdampingan dengan SAD di sebuah pemukiman yang bangunannya terbuat dari kayu dan papan.

Ulvi tinggal di sebuah Ghumah Belajo atau rumah belajar, perpustakaan yang digunakan para SAD belajar.

Karena bangunan beratapkan seng, setiap panas terik, pasti akan menyengat sampai ke dalam rumah itu. Di situlah sering kali anak-anak SAD berkumpul, bercanda, atau sekedar mencari keberadaan Ulvi.

Sebagai pendamping, Ulvi tentu menhadapi banyak hal tentang kehidupan SAD. Bagi dia, warga disana sama saja seperti dirinya dan masyarakat manapun.

Hanya saja, dia dan masyarakat luar terlebih dahulu mengetahui banyak hal dari pada SAD.

Namun pasti ada keunikan yang ditemuinya disana. Ulvi tampak menikmati hari demi hari yang dilakukan dipemukiman tersebut.

Karena terbatasnya pengehuan yang dimiliki, mereka cenderung pemalu, Ulvi lah yang menjadi pendorong agar SAD memiliki kepercayaan diri untuk dapat memulai sesuatu.

Halaman
123

Berita Terkini