Dia mengatakan, penembakan berlangsung saat pesawat Asian one PK -LTF hendak melakukan pendaratan di Bandar Udara Milawak Beoga.
"Kemudian ditembaki dari arah kanan pesawat yang berasal dari KKB yang berada di Kampung Ambobra hingga menuruni ke Kampung Julukoma Distrik Beoga," ujar Fakhiri, di Jayapura.
Kapolda menegaskan, penembakan itu bukan aksi gangguan keamanan yang biasa dilakukan KKB.
Tetapi hal itu masih terkait dengan pelaksanaan Pemilu Legislatif (Pileg) 2024.
"Saya tadi sudah bilang ini kan berkaitan dengan (perolehan) suara itu sendiri."
"Tapi kami pastikan penembakan itu bukan untuk apa-apa tetapi mengganggu proses (Pemilu) yang sedang jalan," kata dia.
Baca juga: Putin Ucapkan Selamat ke Prabowo Unggul Quick Count: Saya Andalkan Dialog Konstruktif dengan Anda
Menurut Fakhiri, metode sistem noken yang masih digunakan di sejumlah wilayah hukum Polda Papua, selalu memunculkan masalah keamanan.
Sama halnya yang terjadi di Beoga yang ia yakini adalah tindak lanjut dari hasil pemungutan suara di wilayah tersebut.
"Sehingga pasti ada beberapa saudara-saudara yang keluarganya kebetulan juga mungkin pegang peralatan senjata ini berusaha untuk mengganggu. Mengganggu jalannya proses suara itu sendiri," tuturnya.
Sebagai informasi, dalam pelaksanaan sistem noken, proses pemungutan suara biasa dilakukan berdasarkan kesepakatan yang diwakili oleh tokoh adat setempat.
Simak berita terbaru Tribunjambi.com di Google News
Baca juga: Penghitungan Suara Caleg di Teluk Rendah Tebo Janggal, Warga Menduga Disengaja
Baca juga: KKB Berulah, Tembak Pesawat di Beoga Papua Tengah
Baca juga: Kunci Jawaban PAI Kelas 12 Halaman 120, Cara Berlaku Ihsan
Baca juga: Serbu 1500+ Akun Tersultan Free Fire FF, Spesial Februari 2024 Diamond dan Puluhan Skin Lengkap
Artikel ini diolah Tribun-Papua.com