Human Interest Story

20 Menit Bergelut Jalan Berlumpur, Kisah Guru di Batang Asai Sarolangun Dorong Motor Setiap Hari

Penulis: tribunjambi
Editor: Duanto AS
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Foto guru dan anak sekolah di Kecamatan Batang Asai, Kabupaten Sarolangun, melewati jalan berlumpur untuk ke sekolah. Sepeda motor dan pakaian mereka berlepotan lumpur.

KETIKA orang-orang pada umumnya berkendara lancar menuju sekolah, itu tidak terjadi di Desa Kalimau, Kecamatan Batang Asai, Kabupaten Sarolangun. Mereka harus berjibaku dengan lumpur saat berangkat.

Sebagian guru dan anak sekolah di Kecamatan Batang Asai, Kabupaten Sarolangun, masih ada yang harus berjuang untuk sampai ke sekolah.

Misalnya para guru dan anak-anak sekolah dasar (SD) dari Desa Kalimau, Kecamatan Batang Asai, yang setiap hari harus melewati jalan berlumpur ke sekolah.

Beberapa foto kondisi tersebut beredar di media sosial dan grup aplikasi WhatsApp. Terlihat para guru di SDN 161 Dusun Bukit Kalimau Ulu terpaksa mendorong sepeda untuk melewati jalan terjal dan berlumpur.

Muhatir, satu di antara guru di SDN 161 Bukit Kelimau Ulu, mengatakan melewati jalan yang terjal dan berlumpur itu hampir setiap hari. Jalan yang sama ke sekolah pun harus dilewati saat musim penghujan.

"Ya, inilah yang kami alami selama ini. Ketika musim penghujan, harus mendorong motor di jalan terjal dan berlumpur, agar bisa sampai ke sekolah untuk pendidikan anak-anak," kata Muhatir, Kamis (1/2).

Muhatir mengatakan kerusakan jalan dari Desa Kalimau ke SDN 161 Dusun Bukit Kalimau Ulu sekira ratusan meter. Kondisinya berlumpur.

Mereka harus bergelut dengan lumpur sekira 20 menit. Bisa dibayangkan kondisi pakaian ketika sampai di sekolah.

Warga, murid dan guru berharap Pemerintah Kabupaten Sarolangun bisa memperbaiki jalan itu secepatnya. "Agar para guru, anak-anak yang berangkat sekolah dipermudah," lanjutnya.

"Jalan itu kami minta diperbaiki secepatnya, supaya kami para guru yang mengajar dan masyarakat yang lewat tidak susah lagi lewat situ. Jarak tempuh sekitar 1,5 kilometer," tuturnya.

Sementara itu, warga Desa Padang, Kecamatan Batang Asai, juga mengeluhkan kondisi jalan kabupaten yang rusak parah.

Kondisi itu sangat memprihatinkan dan belum pernah ada perbaikan sejak 2001 saat pemekaran Kabupaten Sarolangun dan Merangin.

Eko Wahyudi, warga setempat, mengatakan jalan milik kabupaten di Desa Padang Jering sangat membutuhkan perbaikan.

"Kondisi kerusakan jalan ini sudah lama, terakhir ada perbaikan aspal pada tahun 2001, saat Kabupaten baru pemekaran (Kabupaten Sarko)," kata Eko Wahyudi.

Dia juga menyebut, kondisi jalan di Desa Padang Jering saat ini musim penghujan bagaikan kolam ikan, karena badan jalan dipenuhi lubang-lubang yang cukup dalam.

Halaman
12

Berita Terkini