TRIBUNJAMBI.COM - Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo,) Budi Arie Setiadi, mengatakan jaringan internet berbasis satelit, Starlink, menjadi sebuah terobosan di era infomasi telekomunikasi yang terus berkembang maju.
Budi Arie Setiadi menyebut bahwa teknologi Starlink cocok untuk wilayah kepulauan seperti Indonesia.
Apalagi, pemanfaatan satelit LEO yang berjarak kurang lebih 300 Km dari permukaan bumi, memungkinkan pancarannya bisa menembus wilayah-wilayah yang sulit terjangkau sebelumnya.
"Ya ( Starlink ) suatu teknologi baru, distrupsi di mana teknologi ini memungkinkan dari satelit Leo yang berorbit, yang ketinggian 300 Km, sehingga pancaraan internet, dan memang ini cocok sebenarnya (kondisi Indonesia)," kata Budi Arie saat sesi wawancara khusus dengan Direktur Pemberitaan Tribun Network, Febby Mahendra Putra di Kantor Kementerian Komunikasi dan Informatika, Jalan Medan Merdeka Barat, Gambir, Jakarta, Kamis (5/10/2023).
Budi juga mengungkapkan saat ini teknologi seluler yang ada di Indonesia atau akses konektivitas internet terbagi menjadi tiga bagian.
Pertama, menggunakan fiber optik.
Kedua, seluller broadband.
Ketiga, satelit.
Namun, Budi Arie yang juga Ketua Relawan Pro Jokowi (Projo) itu menambahkan, kini terus dikembangkan penggabungan ketiga akses konektivitas internet itu.
"Nah ini ada gabungan lagi namanya Fixed Mobile Convergence, penggabungan dari semua sistem ini," ungkap Budi Arie.
Budi Arie juga mengatakan saat ini Indonesia turut menghadapi adanya tantangan soal kecepatan internet.
Di mana, internet di Indonesia masih tergolong tingkat kecepatannya hanya memcapai 22 Mpbs.
Padahal, menurut Budi, perlunya loncatan yang cepat dalam memberikan pelayanan kecepatan internet bagi masyarakat.
Apalagi, Indonesia kini terus menuju menjadi negara maju.
"Kita di angka 22 Mbps, nah untuk menjadi negara maju kita harus lompat menjadi soal berapa keperluannya kecepetan itu penting.