Pilpres 2024

Gegara Bertemu Prabowo Subianto, 3 Kader PDIP Dipanggil, Mulai Politisi Senior Hingga Anak Presiden

Editor: Darwin Sijabat
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Tiga kader PDI Perjuangan dipanggil dewan kehormatan partai usai bertemu Ketum Partai Gerindra, Prabowo Subianto.

TRIBUNJAMBI.COM - Tiga kader PDI Perjuangan dipanggil dewan kehormatan partai usai bertemu Ketum Partai Gerindra, Prabowo Subianto.

Dalam pertemuan yang terjadi di waktu berbeda ada yang ditemui Menteri Pertahanan dan ada yang menemui Bacapres tersebut.

Dengan pertemuan itu disebut sebagai salah satu sinyal dukungan ke Prabowo sebagai capres di Pilpres 2024 mendatang.

Banyak yang menilai bahwa hal itu membuat soliditas internal PDI Perjuangan dalam mendukung pencapresan Ganjar Pranowo di Pilpres 2024 dinilai publik agak goyang.

Publik melihat dalam beberapa bulan terakhir, sejumlah kader PDI Perjuangan seolah memberi sinyal dukungan terhadap bakal capres lainnya.

Dukungan yang bukan diusung oleh partainya itu seperti ke Prabowo Subianto.

Alhasil, atas tindakan mereka bertemu Prabowo Subianto tersebut akhirnya dipanggil oleh DPP PDIP.

Lantas siapa saja mereka yang dipanggil gara-gara bertemu Prabowo Subianto?

Baca juga: Pilih Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo Atau Anies Baswedan? Ini Hasil 18 Survei 3 Bulan Terakhir

Baca juga: Berita KKB Papua Hari Ini, Kondisi Terkini Pilot Susi Air yang Disandera Kelompok Egianus Kogoya

Baca juga: Login Chat GPT- Cara Menggunakan Chat GPT Open AI di Microsoft Word, Selesaikan Tugas Jadi Mudah!

Gibran Rakabuming Raka

Bulan Mei 2023 lalu, Walikota Surakarta, Gibran Rakabuming Raka mengejutkan publik saat fotonya sedang makan malam dengan Prabowo Subianto beredar di media sosial.

Dalam pertemuan tersebut terdapat relawan Gibran yang kemudian menyatakan dukungannya terhadap Prabowo.

Akibatnya, DPP PDIP memanggil Gibran ke Jakarta untuk dimintai klarifikasi tiga hari setelahnya.

Dia menemui Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto dan Ketua Bidang Kehormatan DPP PDIP Komarudin Watubun.

Atas pemanggilan itu, putra sulung Presiden Jokowi itu ternyata tidak mendapat sanksi, hanya diberi nasihat.

Effendi Simbolon

Politisi senior PDIP, Effendi Simbolon dipanggil setelah mengundang Ketum Partai Gerindra, Prabowo Subianto dalam acara Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Punguan Simbolon dohot Indonesia (PSBI) di Kawasan Menteng, Jakarta Pusat pada 7 Juli 2023.

Effendi selaku Ketua Umum PSBI menyatakan bahwa Prabowo diundang ke Rakernas PSBI dalam kapasitas sebagai Menteri Pertahanan.

Namun dalam gelaran tersebut Effendi melemparkan sejumlah pujian bahkan sinyal dukungan kepada Prabowo sebagai calon bakal capres 2024.

Baca juga: Bakal Calon Wakil Presiden Anies Baswedan Sudah Dipilih, AHY Optimistis Bakal Terpilih

Anggota DPR RI Komisi I itu pun dianggap melakukan manuver, di tengah partainya yang sudah mengusung Ganjar Pranowo sebagai bakal capres.

Diketahui, Effendi menyampaikan klarifikasi secara tertutup di hadapan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto dan Ketua Bidang Kehormatan DPP PDIP Komarudin Watubun.

Dalam klarifikasinya, Effendi menuturkan bahwa Prabowo hadir memenuhi undangan di Rakernas PSBI dalam kapasitasnya sebagai Menteri Pertahanan.

"Dalam forum itu dijelaskan bahwa Pak Prabowo diundang dalam kapasitas sebagai Menteri Pertahanan. Yang semula akan berbicara tentang aspek-aspek bela negara," kata Hasto.

Menurut Hasto, Effendi adalah sosok yang memahami betul terhadap kebijakan-kebijakan pertahanan dari Menhan Prabowo.

"Pak Effendi menyampaikan hal-hal yang bersifat objektif dan itu dilakukan dengan penuh pertanggungjawaban sebagai sosok yang lama berkecimpung di Komisi I DPR," kata Hasto.

Budiman Sudjatmiko

Terbaru, Budiman Sudjatmiko juga dipanggil menghadap DPP PDIP karena bertemu dengan Prabowo di Jalan Kertanegara IV, Kebayoran, Jakarta Selatan, Selasa (18/7/2023) malam.

Baca juga: Istri Terdakwa Ayah Bunuh Anak Kandung di Depok Mengalami Cacat Seumur Hidup

Ketua DPP Bidang Kehormatan PDIP, Komarudin Watubun mengatakan ada indikasi pelanggaran disiplin partai yang dilakukan Budiman Sudjatmiko.

"Iya pasti kita panggil, saya pulang dari reses dipanggil. Semua sama, itu aturan berlaku untuk semua anggota partai tanpa kecuali," kata Komarudin, Rabu (19/7/2023).

"Budiman malah datang di Prabowo. Itu indikasi pelanggaran disiplinnya itu," ujarnya.

Menanggapi hal tersebut, Budiman mengaku siap dipanggil oleh PDIP buntut dari pertemuannya dengan Prabowo.

"Oh enggak ada masalah. Oh saya suka biasa kok dipanggil panggil," kata Budiman.

Internal PDIP Pecah?

Direktur Eksekutif Institute for Democracy and Strategic Affairs (Indostrategic), Khoirul Umam melihat ada indikasi perpecehan di internal PDI Perjuangan.

Menurutnya, aksi Budiman terbaru mengindikasikan kian terpecahnya barisan internal PDIP yang tengah mengusung Ganjar Pranowo.

Baca juga: Kronologi Kecelakaan di Jalan Lintas Kota Baru Tanjabtim Jambi, Motor Melaju dari Arah yang Sama

"Di saat yang sama, statement Budiman yang menggarisbawahi tentang pentingnya pemimpin militer, senior dan berpengalaman mengadapi ketidakpastian global, juga menyiratkan secara jelas dukungan politiknya pada pencapresan Prabowo di Pilpres 2024 mendatang," tutur Umam dalam keterangannya, Kamis (20/7/2023).

Umam mengatakan manuver Budiman berkunjung ke Ketua Umum Partai Gerindra tampaknya betul-betul di luar kontrol PDIP.

Umam memandang Budiman melakukan manuver sebagai reaksi atas upaya pihak-pihak tertentu di internal PDIP yang mencoba meminggirkan peran Budiman di PDIP.

"Hal itu diindikasikan oleh tidak diberikannya posisi pencalegan yang layak bagi Budiman, dan dirinya juga tidak dilibatkan dalam tim pemenangan pencapresan Ganjar Pranowo.

Karena itu, Budiman merasa tidak punya beban dan memilih untuk menjadi 'partikel bebas' yang seolah tidak ingin didikte oleh aturan organisasi konstitusi partai PDIP," kata Umam.

Umam berujar merapatnya Budiman ke Prabowo sekaligus menunjukkan sinyal semakin kuat konsolidasi kalangan mantan aktivis 98 di lingkaran Prabowo.

"Hal ini tentu unik sekaligus ironis. Unik karena Prabowo akhirnya bisa meyakinkan simpul-simpul jaringan kekuatan yang dulu sangat efektif mendegradasinya di Pilpres 2014 dan 2019.

Tapi juga ironis karena sejarah Reformasi 1998 juga mewariskan tanggung jawab moral perjuangan kepada jaringan aktivis 98 yang kini bertransformasi jadi politisi dan sel-sel relawan itu," kata Umam.

"Tentunya manuver ini akan memantik kekecewaan besar dari masyarakat yang masih peduli sejarah reformasi, namun nature politik hari ini memang telah berubah," tandasnya.

Simak berita terbaru Tribunjambi.com di Google News

Baca juga: Vonis Mati Ayah Bunuh Anak Kandung, Terdakwa dan JPU Sama-sama Banding

Baca juga: Wali Kota Jambi Intruksikan Bagian Hukum Selesaikan Permasalahan Tanah SDN 212

Baca juga: Sakit Hati Keisya Levronka, Gaya Bicaranya Sebut Lo Gue Dianggap Aneh Oleh Marlo: Tersinggung!

Baca juga: Berita KKB Papua Hari Ini, Kondisi Terkini Pilot Susi Air yang Disandera Kelompok Egianus Kogoya

Artikel ini diolah dari TribunSumsel.com

Berita Terkini