Berita Tanjab Timur

Karhutla di Vegetasi Gambut, BPBD Tanjung Jabung Timur Dirikan Empat Posko

Penulis: anas al hakim
Editor: Deni Satria Budi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Persiapan Hadapi Kemarau, Sejumlah Personel Cek Kesiapan Perusahaan Hadapi Karhutla di Tanjabtim

TRIBUNJAMBAI.COM, MUARA SABAK - Sekira 9,0033 hektare lahan di Kabupaten Tanjung Jabung Timur (Tanjabtim) terbakar selama kurun waktu Januari hingga akhir Juni 2023.

Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang seluruhnya berada di vegetasi gambut tersebut, seluruhnya berhasil dipadamkan tim gabungan.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tanjabtim, Helmi Agustinus mengatakan, kejadian karhutla tersebut terjadi di tiga kecamatan. Tiga kecamatan tersebut adalah Kecamatan Nipah Panjang sebanyak 0,0033 hektare, Sabak Barat 0,5 hektare dan Kecamatan Sadu sebanyak 8,50 hektare.

"Kalau menurut data, lahan yang terbakar justru meningkat, jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang hanya 4 hektare disepanjang tahun 2022. Jadi, intensitas karhutla semakin tinggi, ini sebagai dampak awal musim kemarau di Indonesia," ujarnya, Sabtu (1/7/2023).

Akibat meningkatnya luasan karhutla yang terbakar, Pemerintah Kabupaten Tanjabtim menaikkan status menjadi Siaga Darurat Karhutla. Penetapan status ini pada 20 Maret hingga 30 September 2023.

BPDB kata Helmi, juga mendirikan 4 posko pengamanan, menyusul adanya status siaga darurat. Untuk posko yang pertama di Kecamatan Dendang, Mendahara Ulu, Berbak dan posko yang terkahir di Kecamatan Sadu.

"Jadi, dengan empat posko ini, adalah satu bentuk langkah-langkah antisifasi pencegahan karhutla yang melibatkan TNI dan Polri, yang mana mereka melaksanakan patroli keliling diwilayah-wilayah yang telah ditentukan," jelasnya, kemarin.

"Seperti di wilayah Dendang, mereka berpatroli secara mobile, dengan jumlah personel 10 orang. Begitu juga dengan posko-posko lainnya, mereka melaksanakan patroli keliling di wilayah masing-masing," tutupnya.

BPBD mengimbau kepada masyarakat di Kabupaten Tanjabtim, agar tidak membersihkan dan membuka lahan dengan cara membakar.

"Kita meminta kepada masyarakaat selalu menjaga lingkungan serta melapor kepada pihak terkait, jika melihat kebakaran hutan dan lahan di sekitar permukimannya," jelasnya.

Baca juga: Temukan Titik Api di Tanjab Barat, Helikopter Water Bombing Dikerahkan untuk Tanggulangi Karhutla

Baca juga: Tujuh Kecamatan di Tanjung Jabung Barat Rawan Terjadinya Karhutla, Ini Sebarannya

Baca juga: Polisi Hutan Jambi Pernah Temukan Bekas Ilegal Logging di Batas Hutan Lindung Gambut Sungai Buluh

16 Hektare Terbakar di Sarolangun

Sementara itu, BPBD Provinsi Jambi, mencatat sepanjang Januari hingga Juni 2023, seluas 34 hektare lahan terbakar. Karhutla terjadi lantaran ada masyarakat yang membuka lahan dengan cara dibakar.

Plh Kepala Pelaksana BPBD Provinsi Jambi, Dodi Chandra mengatakan masyarakat memanfaatkan cuaca panas untuk membuka lahan dengan cara dibakar.

"Rerata terjadinya karhutla akibat ulah manusia. Ada yang sengaja membuka lahan ada juga karena kelalaian," ujar Dodi, kemarin.

Adapun luasan lahan terbakar per Juni 2023 dengan luas lahan secara keseluruhan 34 hektare. Dengan rincian masing-masing luasan kabupaten yaitu Batanghari 2,5 hektare, Tebo 1,5 hektare, Bungo 3,25 hektare, Sarolangun 16 hektare, Merangin 2,8 hektare, Tanjab Barat 7,80 hektare serta Muaro Jambi, Tanjabtim, Kerinci, Sungai Penuh dan Kota Jambi masih 0 hektare.

Halaman
12

Berita Terkini