TRIBUNJAMBI.COM, SAROLANGUN - Penjabat (Pj) Bupati Sarolangun Bachril Bakri menyambangi kediaman warga rimba atau Suku Anak Dalam (SAD) di Kecamatan Air Hitam.
Dalam kunjungan kerja perdananya, rombongan Pj Bupati Sarolangun Bachril Bakri disajikan penampilan seni budaya dari Sekolah Rimba.
Bachril Bakri mengatakan, Pemerintah Kabupaten Sarolangun telah menyiapkan program khusus bagi warga rimba.
“Ide khusus untuk Suku Anak Dalam ini, kami ingin melakukan perbaikan untuk meningkatkan kondisi disini,” katanya, Kamis (15/6/2023).
Program yang telah disiapkannya itu, dikatakan berupa program pembinaan dan pemberdayaan Suku Anak Dalam.
“Mengembangkan pertanian, karena ini adalah masalah utama. Ubi kayu atau tanaman lainnya, kita akan cari lahan dan akan kembangkan itu sampai nanti panen,” ujarnya.
Pelaksanaannya nanti, juga akan didampingi tim pendamping (PPL) mengingat warga rimba juga disebut merupakan penduduk Indonesia.
Pendidikan Maksimal
Sebelumnya, Dinas Pendidikan Kabupaten Sarolangun upayakan memaksimalkan pendidikan bagi anak SAD.
Pasalnya, pendidikan merupakan satu kebutuhan dasar yang harus bisa dipenuhi dalam menentukan masa depan generasi bangsa.
Untuk memberikan pendidikan bagi warga SAD yang dikenal Orang Rimba tersebut bukanlah hal yang mudah.
Menurut keterangan Kadisdikbud Sarolangun Helmi, tenaga pendidik bagi warga SAD tersebut harus memberikan perlakuan secara khusus, dikarenakan masih adanya warga SAD yang melakukan tradisi berpindah-pindah tempat.
“Kalau untuk SAD kita ada program kerja sama dengan lembaga satuan pendidikan di sekolah, baik sekolah negeri dan sekolah dengan perlakuan tenaga pendidik secara khusus mulai tk Paud sampai SD dan SMP,” katanya belum lama ini.
Helmi menjelaskan bahwa saat ini, jumlah tenaga guru bagi warga SAD saat ini ada sebanyak 17 orang yang selalu siap untuk menangani pendidikan warga SAD.
Mereka tersebar di wilayah Kecamatan Air Hitam dan Kecamatan Limun, yang bahkan memberikan pendidikan anak SAD tersebut di tempat warga sad tinggal.
”Ada satu sekolah negeri juga di air hitam, notabene yang melaksanakan kegiatan itu sekolah formal. Untuk saat ini sekolah yang formal itu mengikuti program yang ada, mereka menyesuaikan yang ada. Namun di satu sisi apa yang dilakukan tenaga pendidik itu harus bekerja keras, karena tidak semuanya mereka bisa mengikuti jejak yang kita lakukan secara normal,” pungkasnya.
Baca berita terbaru Tribunjambi.com di Google News
Baca juga: Ilham Akhirnya Bertemu Ibunda, Gerak Cepat Serka Ujang, Serka Fitriono dan Tumenggung SAD
Baca juga: Ribuan Warga SAD di Jambi Belum Punya NIK, Disnsosdukcapil Sebut Sulit Bagi Mereka Terima Bantuan
Baca juga: Temui SAD di Desa Aur Duri, Kapolres Merangin Terima Beberapa Keluhan Termasuk Masalah Pendidikan