Brigadir Yosua Tewas Ditembak

Sederet Kasus Polisi Tembak Polisi, Mulai dari Cemburu Hingga Bawahan Tembak Atasan

Penulis: Deddy Rachmawan
Editor: Deddy Rachmawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Makam Brigadir Yosua atau Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat di Desa Suka Makmur, Sungai Bahar. Brigadir Yosua disebut ditembak oleh rekannya sesama polisi.

Kasus polisi tembak polisi yang terjadi pada 10 Oktober 2017 melibatkan anggota brimob. BT menembak dua rekannya, Brigadir BW dan Brigadir AS, di lokasi pengeboran sumur minyak PT Sarana Gas Trembul (SGT) di Blora. Menurut keterangan saat itu, mereka ribut atau cekcok. Hingga akhirnya terjadi penembakan disusul pelaku yaitu BT langsung bunuh diri.

Soal Kejanggalan Tewasnya Brigadir Yosua, Dua Petinggi Kompolnas Beda Pendapat

4.   Wakapolwiltabes Semarang ditembak anak buah

Kasus ini terjadi 14 Maret 2007 cukup mengejutkan. Sebab bawahan menembak atasannya. Briptu HC menembak Wakapolwiltabes Semarang AKBP Lilik Purwanto, hingga tewas.

Saling Sanggah di Suasana Duka

Seperti diberitakan sebelumnya kasus kematian  Brigadir Yosua atau Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat terdapat banyak keganjilan. Brigadir Yosua merupakan warga Jambi yang tinggal di Sungai Bahar dan tugas di Jakarta.

Samuel Hutabarat, ayah Brigadir Polisi Nofriansyah Yosua Hutabarat mencoba tetap menjaga akal sehat dalam dukanya. Perihnya hati orang tua kehilangan anak secara tidak wajar kian perih, bila kejanggalan tak terungkap.

Kejanggalan itulah yang ia pertanyakan pada Senin (11/7) malam pada perwakilan dari Mabes Polri yang saba ke rumah duka. Sekitar setengah jam lebih Tribun sudah meninggalkan rumah duka di Desa Suka Makmur, Sungai Bahar, Muaro Jambi, Senin malam. Hari sudah gelap.

Tiba-tiba, pesan WA masuk ke tim Tribun. "Ada orang Mabes datang ke sini," begitu pesan dari keluarga Brigadir Polisi Nofriansyah Yosua Hutabarat. Katanya, saat itu polisi ramai. Memang saat Tribun meninggalkan rumah duka, masih ada sejumlah polisi di sekitar lokasi. Bahkan sejumlah petinggi dari Polda Jambi dan Polres Muaro Jambi ada di sana.

Apa yang terjadi malam itu diceritakan Samuel pada Rabu (13/7). Sejumlah cerita yang ia sampaikan pada Tribun, Senin lalu juga ia sampaikan kembali. Dan ceritanya tak berubah. Mengesankan ia sosok yang kuat ingatan dan konsisten.

Samuel menyebut dua nama perwakilan Mabes Polri yang datang ke rumahnya. Mereka menjelaskan kronologi yang menewaskan anaknya tersebut.

Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat (grafis/ruliyanto/tribunjambi.com)

"Cerita pak Hendra (dari Mabes) katanya anak saya masuk ke kamar ibu Putri (istri Ferdy Sambo) dan todongkan senjata, meraba-raba,

Ibu Putri menjerit," kata Samuel.

Hingga akhirnya cerita sampai adegan baku tembak antara Brigadir Yosua dan Barada E. lalu, Samuel pun menyanggah. Mulai dari soal tembakan meleset dari jarak dekat dan cara almarhum Brigadir Polisi Nofriansyah Yosua Hutabarat memegang senjata.

"Saya sanggah, tembakan anak meleset. Saya awam, tapi saya rasa lebih enak menembak menggunakan dua tangan. Dari tujuh tidak ada yg tepat, kalaupun E pun mengelak, jarak berapa?" sanggah Samuel. Ia diceritakan bahwa anaknya menembak menggunakan dua tangan.

Suasana duka itu masih terus memanas. Termasuk saat Samuel mempertanyakan keberadaan CCTV. "Ada kombes menyanggah saat bapak nanya CCTV, " ujar Samuel mengingat peristiwa Senin malam di rumahnya tersebut.

Memang atmosfer Senin malam di rumah duka terasa menegang. Rohani Simanjuntak yang mengabarkan malam itu menyebutkan banyak personel polisi yang datang.

Baca juga: Polisi Sabotase CCTV Komplek, Dekoder Diganti Usai Insiden Penembakan. Ketua RT Kesal ke Polisi

Halaman
123

Berita Terkini