Baca tanpa iklan
"Masih sangat rendah, tidak sampai Rp 800 per kilogram," kata Arman, petani sawit di sana.
Dia menyebut dari informasi yang didapatkannya, pabrik sawit yang sempat tutup di daerah itu sudah buka lagi.
"Ada yang sempat tutup, tidak mau menerima sawit petani swasdaya," ungkapnya.
Baca juga: Pengusaha DO Sawit di Tanjabtim Sebut Harga TBS Turun 80 Persen, Cuma Untung Rp 20-30 Perkilogram
Harga sawit di pabrik juga sudah mulai meningkat. Hal itu diungkapkan oleh seorang tauke kepada Tribun.
Tauke itu menyebut harga tertinggi pada Selasa (28/6/2022) adalah Rp 1.400 per kilogram.
"Ada beberapa pabrik di sana. Ada yang masih membeli dengan harga Rp 1000, ada yang Rp 1.400," terangnya.
Kondisi turunnya harga sawit ini membuat petani juga kesulitan melakukan perawatan kebun.
Biaya untuk pemupukan semakin tinggi, dan tidak mampu lagi ditutupi hasil produksi saat ini.
Demikian juga biaya sarana produksi yang lainnya, yang harganya merangkak naik setahun terakhir ini. (*)
Baca juga: Anjlok, Harga Sawit Tingkat Pengepul di Tanjabtim Hanya Rp 250 Perkilogram
Baca juga: Begini Cara Petani di Tanjabtim Akali Harga Pupuk yang Tidak Imbang Saat Harga Sawit Turun