TRIBUNJAMBI.COM, SAROLANGUN - Asuroh, seorang pedagang kebutuhan pokok di Pasar Atas Sarolangun sudah tiga hari tidak menjual minyak goreng akibat sulitnya mendapatkan stok minyak goreng dari Kota Jambi, maupun dari Singkut.
Dia mengatakan, sebelumnya dirinya hanya dapat menghabiskan stok lama dengan harga Rp. 20.000 perliter. Itupun langsung habis dalam satu hari.
"Tigo hari lalu dak jualan minyak lagi. Kemarin tu jual merek kapak emas 20 ribu rupiah satu liter stok lama," ungkapnya, Kamis (24/2/2022).
Lanjutnya, setiap harinya tidak kurang dari 30 orang yang mondar-mandir ke toko miliknya untuk membeli minyak, namun kasihan para warga tidak mendapatkan minyak yang diinginkan.
"Sehari nak Ado 30 orang nanyo, barang dak Ado kayak mani kito nak ngasih nyo," ujarnya.
Dia menjelaskan, sewaktu minyak subsidi masuk ke tokonya belum lama ini, minyak sebanyak lima, hingga enam dus subsidi langsung habis pada hari tersebut.
"Minyak subsidi langsung habis hari itulah. Ketimbang numpuk minyak mending kita jual, duit berputar," sebutnya.
Menurutnya, mengenai harga yang ia ketahui dari para pembeli, beberapa tokoh bahkan ada yang menjual hingga Rp. 22.000 perliter hingga Rp 24.000 perliter. Itupun sangat sulit ditemui.
Disisi lain, kebutuhan seperti beras, gula dan lainnya saat ini masih tergolong stabil. Bahkan seperti gula dan beras stoknya lumayan banyak.
"Kalo gulo, beras aman, berpa kilogram nian mau kito Ado, cuma minyak tulah yang susah," kata Asuroh
Sementara itu, Bupati Sarolangun Cek Endra mengatakan, untuk mengatasi minyak goreng, pemerintah daerah tidak memiliki anggaran untuk mensubsidi masyarakat.
Menurutnya, masyarakat juga pernah mendapat subsidi dari pemerintah pusat meski hanya dengan jumlah terbatas.
"Minyak goreng kita juga anggaran ngak punya untuk mensubsidi, ada yang dapat subsidi dari pusat kemarin hanya minim sekali jumlahnya sehingga tidak mencukupi untuk kebutuhan masyarakat," katanya, Rabu (23/2/2022).
Dia menghimbau, agar masyarakat tetap tenang dan tidak bertindak berlebihan. Kata dia, wilayah Sarolangun harganya juga masih relatif dan masyarakat tidak terlalu susah untuk membeli minyak goreng.
"Saya yakin untuk Sarolangun masih aman-aman saja," ujarnya.