Virus Corona Varian Delta

Gejala Virus Corona Varian Delta yang Beresiko Bagi Usia Lanjut, Sakit Kepala hingga Sesak Nafas

Editor: Rohmayana
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

ilustrasi pencegahan virus corona atau Covid-19

TRIBUNJAMBI.COM - Amerika Serikat dan Inggris telah sepenuhnya memvaksinasi sekitar 43 persen dari populasi mereka.

Seperti diketahui bahwa lonjakan kasus Covid-19 makin bertambah tiap harinya.

Bahkan di Indonesia kini sudah masuk varian baru Virus Corona yakni varian delta.

Tetapi karena varian delta menjadi lebih umum di Inggris dalam beberapa pekan terakhir, negara tersebut mengalami lonjakan kasus Covid-19.

Lonjakan serupa dalam kasus terlihat di India ketika varian delta menyebar luas.

Baca juga: Terungkap Siapa Sebenarnya Virgita Istri Juragan Emas Papua yang Tewas Dibunuh

Para ahli mengatakan ini karena varian ini lebih mudah menular.

Bukti awal menunjukkan varian delta dapat meningkatkan risiko lebih parah dibandingkan dengan varian Alpha.

Orang dengan varian Delta 2,61 kali lebih mungkin dirawat di Rumah sakit daripada mereka yang memiliki varian Alpha.

Paling berisiko dari varian delta adalah orang-orang yang tidak sepenuhnya divaksinasi dan mereka yang tidak memiliki respon imun yang kuat terhadap vaksinasi, seperti orang yang lebih tua.

Penelitian terbaru, ciri-ciri orang terpapar Virus Corona atau ciri orang terkena Covid-19 bisa diamati dari 3 tanda di kulit. Foto tim dokter dari Spanyol yang menemukan hubungan antara lesi kulit dan virus corona. (Newsflash/mirror)

Baca juga: Misteri Pembunuhan Juragan Emas di Papua, Ada Cinta Terlarang Sang Istri hingga Pria Afganistan

Apa itu varian Delta dan bagaimana gejalanya?

Berikut penjelasan terkait varian delta yang Tribunnews kutip dari Healthline.com:

Varian Delta juga dikenal sebagai B.1.617.2, pertama kali terdeteksi di India tetapi sejak itu muncul di lebih dari 70 negara.

Varian ini tidak hanya menyebar lebih mudah daripada varian sebelumnya tetapi juga dapat menyebabkan penyakit yang lebih parah.

Ini sangat mengkhawatirkan bagi orang yang tidak divaksinasi dan mereka yang memiliki respons kekebalan yang lebih lemah terhadap virus.

Baca juga: Vaksin Sinovac Dibolehkan Untuk Anak 12 Sampai 17 Tahun, Dapat Izin Penggunaan Dalam Kondisi Darurat

Gejala varian delta

Ketika varian delta menyebar orang-orang memiliki gejala yang berbeda dan lebih parah daripada yang dilaporkan sebelumnya pada awal pandemi.

Gejala seperti demam bisa terjadi.

Selain itu, tingkat virus dalam tubuh meningkat lebih tinggi dari sebelumnya.

Dan lebih banyak orang menjadi sakit parah dalam 3 atau 4 hari.

Di Inggris varian delta merupakan 91 persen dari kasus baru.

Satu penelitian menemukan bahwa gejala yang paling banyak dilaporkan adalah sakit kepala, sakit tenggorokan dan flu.

Baca juga: Efek Samping dari Lidah Buaya untuk Wajah dan Tubuh, Diantaranya Memunculkan Bintik Merah pada Kulit

Untuk orang yang lebih muda ini mungkin terasa seperti flu biasa.

Tetapi mereka masih bisa menyebarkan virus ke orang lain yang lebih berisiko terkena penyakit parah, termasuk mereka yang belum divaksinasi.

Bahkan orang dengan infeksi tanpa gejala dapat menularkan virus ke orang lain.

Orang-orang harus waspada terhadap gejala lain seperti batuk, sesak napas, sakit kepala, kelelahan, atau kehilangan indera perasa atau penciuman. (*)

SUMBER : Tribunnews.com/Mohay

Berita Terkini