Prediksi Langkah Politik Tuan Guru Bajang Setelah Manuver Dukung Jokowi, Analisis Mengejutkan

Editor: Duanto AS
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Tuanku Guru Bajang (TGB) dan Jokowi

Padahal, Jokowi kini masih kembali berhadapan dengan Prabowo Subianto, sosok yang didukung oleh TGB pada Pilpres 2014 silam.

Saat TGB menyatakan sikap mendukung Jokowi pada Juli lalu, Partai Demokrat juga belum menentukan sikap dalam pilpres, apakah mendukung Jokowi, merapat ke Prabowo atau membuat poros baru.

Tak lama setelah menyatakan dukungan ke Jokowi, TGB mengundurkan diri dari Partai Demokrat.

Alasan TGB mundur dari partai pimpinan Susilo Bambang Yudhoyono sampai saat ini masih misteri.

Saat ditanya wartawan, TGB hanya menyebut bahwa alasannya meninggalkan Demokrat bersifat pribadi.

Setelah TGB mundur, Demokrat belakangan mengambil keputusan untuk merapat ke Prabowo-Sandiaga Uno. Langkah ini diambil setelah Demokrat gagal membentuk poros ketiga.

Golkar Kini, TGB kembali meloncat ke Golkar, salah satu parpol pendukung Jokowi-Ma'ruf Amin.

Beberapa hari sebelumnya, TGB juga sempat diklaim bergabung dengan Partai Nasdem.

Namun, TGB buru-buru membantah informasi sepihak yang disampaikan Sekjen Partai Nasdem Johnny G Platte itu.

Kemarin, saat kabar TGB masuk Golkar sudah tersiar, tak ada bantahan atau klarifikasi dari yang bersangkutan.

Sepanjang hari ia tak merespon pesan singkat atau telpon wartawan. TGB langsung menjawab kabar yang beredar dengan hadir langsung dalam silaturahim Partai Golkar pada malam harinya. Kehadiran TGB disambut antusias.

"Selamat bergabung Pak Zaniul Majdi atau Tuan Guru Bajang," kata Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto memperkenalkan TGB kepada para elite partai beringin.

Airlangga mengatakan, TGB langsung mendapatkan dua jabatan sekaligus di DPP meski baru bergabung ke dalam Partai Golkar.

Jabatan pertama yang diemban TGB adalah selaku Ketua Koordinator Bidang Keumatan DPP Golkar.

Bidang ini adalah struktur yang baru diciptakan khusus setelah TGB menyatakan bergabung dalam keluarga besar partai beringin.

Baca juga: Arti Mimpi Bencana Alam, dari Diterjang Banjir, Badai, hingga Tsunami

Selain itu, TGB juga dipercaya menjabat Wakil Ketua Badan Pemenangan Pemilu Legislatif dan Presiden DPP Golkar.

Pemberian kedua jabatan ini kepada TGB sudah diputuskan dalam rapat pleno DPP yang digelar sehari sebelumnya.

Menurut Airlangga, DPP Golkar mempertimbangkan pengalaman dan rekam jejak TGB yang sudah malang melintang memimpin ormas, bergelut di partai politik hingga pemerintahan.

TGB pun bersyukur dan berterimakasih karena telah dipercaya untuk bergabung ke Partai Golkar.

"Bagi saya, dimana pun berada, sebagai seorang muslim saya maknakan sebagai dakwah. Sebagai seorang anak bangsa dimana pun berada, nawaitunya adalah bisa memberi kontribusi untuk Indonesia yang kita cintai," kata TGB.

+ Pengakuan Tuan Guru Bajang

Tuan Guru Bajang (TGB) H Muhammad Zainul Majdi turut serta memberikan tanggapannya soal kepulangan Habib Rizieq Shihab ke Indonesia.

Seperti diberitakan TribunLombok.com (Tribun Network), TGB mengatakan menghormati sosok Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) tersebut.
Tuan Guru Bajang menjelaskan penghormatan tersebut ada sebab umum dan sebab khusus.

Sebab umumnya, karena jalinan persaudaraan sesama Islam atau ukhuwah Islamiyah dan persaudaraan sesama anak bangsa atau ukhuwah wathoniyah, dan persaudaraan sebagai sesama umat manusia ukhuwah insaniyah.

“Adapun sebab khususnya adalah karena beliau adalah bagian dari zurriyat Rasul SAW dan bagian dari seorang ulama,” papar Ketua Umum PB Nahdlatul Wathan ini.

Nahdlatul Wathan adalah salah satu organisasi Islam terbesar di Nusa Tenggara Barat.

Selain itu TGB juga mengatakan terkait mengikuti seorang ulama, di mana harus juga dibarengi dengan kepahaman.

”Yang mau mengikuti silahkan, yang tidak juga silahkan, tapi harus dengan kepahaman,” ujar mantan Gubernur NTB tersebut.

Tapi TGB mengingatkan, jangan sampai orang yang tidak mengikuti lantas dicap sebagai orang yang kurang iman Islam-nya atau dicap sebagai seorang yang munafik.

Ketua Umum Organisasi Internasional Almumi Al-Azhar (OIAA) Cabang Indonesia ini mengingatkan, tidak ada seorangpun selain Rasulullah SAW yang bisa mengklaim diri paling benar cara berislamnya.

Jangankan dalam urusan-urusan menyangkut fiqh siyasiyah (politik), dalam hal ibadah pun tidak bisa seseorang mengklaim cara imam yang diikuti paling benar, yang dianggap paling merepresentasikan Islam.

“Jangan mengecilkan Islam pada seseoang. Tidak ada satu orang pun di dunia ini selain Rasul SAW yang bisa mengatakan pendapatnyalah yang paling benar dalam memahami dan melaksanakan Islam,” tegasnya.

Lantas terkait pandangan politik, pihaknya mengaku ada beberapa hal yang tidak sependapat dengan Habib Rizieq Shihab.

Baca juga: Fakta Pasangan Bule Dideportasi Dari Indonesia, Sebut Diri Mereka Tak Memiliki Masalah

Perbedaan pandangan itu berdasarkan ilmu dan pemahaman yang ia ketahui.

“Tapi, itu tidak membuat berkurang penghormatan saya kepada beliau,” tandasnya. (*)

Artikel ini telah tayang di pos-kupang.com dengan judul Pakar UGM Ungkap Masa Depan Politik Tuan Guru Bajang Usai Hengkang dari Demokrat Jadi Figur Sentral?

Berita Terkini