TRIBUNJAMBI.COM, KERINCI - Dari tahun ke tahun, persoalan kekurangan tenaga guru masih menjadi momok bagi dunia pendidikan di Kabupaten Kerinci.
Saat ini Kabupaten Kerinci kekurangan ratusan guru. Hal tersebut dikarenakan, hampir ratusan guru yang pensiun setiap tahunnya.
Hal ini disampaikan Bupati Kerinci, Adirozal dalam sambutannya pada upacara peringatan Hari Guru Nasional tahun 2020 dan Hari Ulang Tahun PGRI ke 75 di lapangan tenis Pemkab Kerinci, Rabu (25/11/2020) kemarin.
Ia mengatakan sampai saat ini pemerintah kabupaten kerinci masih banyak kekurangan guru atau tenaga pelajar, ini disebabkan banyaknya guru yang pensiun.
"Banyak surat yang masuk ke meja saya, kebanyakan yang saya tandatangan adalah surat pensiun guru. Seingat saya dalam dua tahun terakhir ini kurang lebih 100 orang guru di Kerinci yang pensiun," kata Bupati Kerinci, Adirozal.
Baca juga: VIDEO: Kumpulan Momen Legendaris Maradona, Mulai Gol Piala Dunia 1986, Dewa Naples, Pele Kehilangan
Baca juga: Diperkirakan Vaksin Covid-19 Sudah Ada di Jambi Awal 2021
Baca juga: Harga HP Samsung November 2020 - Galaxy A51 Rp 4 Juta, Galaxy S20, Galaxy M31, Galaxy M21 Rp 2 Juta
Sementara itu, lanjut orang nomor satu di Kabupaten Kerinci ini, untuk pengangkatan guru CPNS tetap harus mengikuti aturan dari Pemerintah Pusat.
Meskipun demikian, namun pada tahun 2021 mendatang, pemerintah Pusat membuka kesempatan bagi para guru honorer, termasuk guru tenaga honorer kategori 2 (eks-THK-2), untuk mendaftar dan mengikuti ujian seleksi menjadi guru Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) tahun 2021.
"Seleksi ini terbuka bagi guru honorer yang terdaftar di Data Pokok Pendidikan (Dapodik), serta lulusan Pendidikan Profesi Guru (PPG) yang saat ini tidak mengajar," jelas Bupati Adirozal.
Bupati Kerinci dua periode ini menyebutkan mudah - mudahan seleksi menjadi guru Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) tahun 2021 yang dilakukan oleh pemerintah pusat, kabupaten kerinci mendapat jatah yang lumayan.
"Dengan adanya seleksi PPPK ini bisa menutupi kekuranga guru di Kerinci, meskipun gajinya tidak sama dengan guru PNS," pungkasnya.
Belum lama ini, Kabid Pengadaan, Pengangkatan, Mutasi dan Pensiun (P2MP) BKPSDMD Kabupaten Kerinci, Romui Eladi, juga menyebutkan bahwa setiap tahun terdapat sekitar 200 ASN yang pensiun.
“Mayoritas ASN yang pensiun tersebut 60 persen berprofesi sebagai guru, selebihnya ASN yang berada di OPD,” kata Romui Eladi.
--
(berita Kerinci)
Banjir Terjang Kerinci
Peristiwa banjir di Kerinci kembali terjadi. Puluhan rumah di Kecamatan Depati Tujuh, Kabupaten Kerinci, terendam, Sabtu (21/11/2020) kemarin.
Banjir bandang yang akibat luapan Sungai Batang Merao tersebut, membuat puluhan rumah dekat sungai di Desa Lubuk Suli terendam banjir.
"Banjir masuk ke rumah malam tadi, banjir ini karena luapan Sungai Batang Merao sehingga masuk ke pemukiman warga," ungkapnya Deni salah seorang warga, Minggu (22/11).
Dia menyebutkan, akibat banjir tersebut peralatan rumah tangga warga terendam banjir, bahkan termasuk kendaraan warga.
"Banjirnya sekitar 40 cm atau selutut orang dewasa. Kalau di jalan itu sampai sepinggang orang dewasa," sebutnya.
Baca juga: VIDEO: ABK Spesialis Bongkar Rumah di Jambi, Tak Tanggung-tanggung Sudah 12 Rumah Digarap
Baca juga: Pengawas TPS di Sarolangun yang Reaktif Kembali Dites Seminggu Sebelum Pilkada Serentak 9 Desember
Baca juga: VIDEO: Artis ST dan MA Ditangkap di Hotel di Sunter, Dugaan Pelacuran Online
Hal senada juga diungkapkan Dodi warga setempat, dia mengatakan, banjir mulai masuk kerumah warga sekitar pukul 20.00 Wib. Warga terpaksa pasang karung depan rumah untuk menahan air masuk ke rumah.
"Ya, sudah sering rumah terendam banjir setiap meluap sungai batang merao, belum ada solusi yang bisa mengatasi persoalan banjir di Lubuk Suli," katanya.
Akibat banjir tersebut warga tidak bisa tidur semalaman untuk mengakut peralatan rumah tangga agar tidak terendam banjir.
"Semalaman kami tidak tidur, karena banjir ini sampai pagi. Tapi siangnya surut," tambahnya.
Dirinya berharap kepada Pemerintah kabupaten Kerinci untuk mengatasi persoalan banjir yang selalu terjadi akibat meluapnya sungai batang merao.
"Kami berharap ada solusi untuk mengatasi banjir di desa kami," harapnya.
Sementara itu, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kerinci, Darifus, saat dikonfirmasi persoalan banjir di Kecamatan Depati Tujuh melalui WhatApp belum ada jawaban.
Baca juga: Harga HP Samsung November 2020 - Galaxy A51 Rp 4 Juta, Galaxy S20, Galaxy M31, Galaxy M21 Rp 2 Juta
(tribunjambi/herupitra)