TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Sedang mencari identitas diri, diduga menjadi faktor sejumlah pelajar yang berusia 15-16 tahun di Kota Jambi, nekat tergabung di kelompok geng motor yang akhir-akhir ini meresahkan masyarakat Kota Jambi.
Hal tersebut diungkapkan oleh Marlita Rahman, seorang psikolog, yang juga sebagai dosen Psikologi di Universitas Jambi.
Menurutnya, pada usia tersebut, secara psikologis, cara berpikir, kestabilan emosi serta proses pengambilan keputusan dalam kehidupannya masih dalam tahap menuju dewasa.
Hal tersebut, kata Marlita masa-masa sulit bagi anak yang masih ketegori remaja untuk menghadapi pergolakan jiwa dalam memaknai dirinya.
"Jadi pada fase tersebut, mereka mulai mengalami gejolak, mulai dari tugas, peranan, fisik, hormon dan semua yang ada pada dirinya mengalami peralihan menuju dewasa," kata Marlita, Selasa (10/11/2020).
Baca juga: Youtuber Cantik Jambi Mendirikan UMKM Pemijahan Ikan Guppy, Dua Bulan Hasilkan 15 Ribu Ikan Guppy
Baca juga: Promo Indomaret Minggu Ini Mulai Besok 11 November 2020, Promo Super Hemat Beli Banyak Lebih Murah
Baca juga: 90 Desa Siap Siaga Bencana, Puncak Musim Hujan Diprediksi November - Desember
"Saya teringat cerita Dosen saya saat kuliah psikologi Remaja di UNAIR Surabaya, beliau mengatakan bahwa Remaja itu memiliki mana REM AJA. artinya bahwa perlu belajar menge-REM," tambahnya.
Terkait maraknya geng motor di Kota Jambi, yang anggotanya didominasi oleh pelajar usia 15 - 16 tahun, dari pandangan psikologis,
Namun, lanjutnya, pada kenyataannya, hal tersebut merupakan hal yang kompleks, yang harus di hadapi anak yang masih remaja.
Katanya, anak-anak tersebut sedang membutuhkan kebebasan dan rasa percaya dari kedua orangtuanya untuk dapat mengeksplorasi hal-hal baru.
Namun dia menjelaskan, hal tersebut tentunya tetap dengan bimbingan atau arahan dari orangtuanya, meskipun tidak seketat saat anak-anak.
Selain itu, dalam proses pencarian identitas tersebut, pengaruh dari teman sebayanya sangat berperan penting, diamana, kata Marlita, salam kelompok dengan usia yang serupa, para remaja tersebut akan merasa dihargai, menaikkan harga diri dengan satu identitas tersendiri.
"Karena memang kelompok sebayanya memenuhi kebutuhan sikologis mereka," sebut Marlita.
Meski demikian, ditegaskannya, peranan orangtua dalam memenuhi kebutuhan afeksi bagi remaja, mulai dari penghargaan, pengakuan dan keamanan dirinya menjadi hal utama dalam proses seorang remaja.
"Agar remaja dapat memilah dan mengembangkan pribadinya menjadi matang, arahan dan bimbingan orangtua menjadi sangat penting, meski tidak melakukan pengawasan seketat seperti anak-anak, tapi wajib dibawah bimbingan orangtua," tutupnya.
Sembilan Anggota Geng Motor di Kota Jambi Jadi Tersangka, Tiga Orang Wajib Lapor