Nama 'tapah' diambil dari nama kota di negeri Perak, Malaysia yang dikenal sebagai tempat ditemukannya banyak Wallago attu.
Itulah yang akhirnya sampai kini di Jambi dikenal dengan sebutan ikan tapah.
Di sungai-sungai Kalimantan hidup tapah Wallago leeri yang berwarna hitam.
Di Jambi, ikan tapah juga hidup di sungai-sungai besar, seperti Sungai Batanghari. (Rifani Halim)
Iron kembali bikin geger pengunjung pasar
Perhatian warga tertuju padanya karena membawa ikan tapah berukuran 45 kilogram.
Ia membawa 3 ikan tapah dengan ukuran dan berat yang berbeda-beda, 45 Kg dan 10 Kg ke Pasar Atas Sarolangun.
Iron tidak dapat membawa ikan tapah tersebut sendirian ke lapak.
Ia harus melansir menggunakan ojek.
"Tadi malam ikan tapah dibawa dari Sungai Mentawak Pauh (Kecamatan Pauh Sarolangun). Ikan yang hitam 45 Kg kalo yang agak kuning 10 Kg. Dak telap ngangkat ikan ni dewekan," kata Iron saat di temui Tribunjambi.com.
Ia mengatakan membeli ikan tersebut dengan orang langganannya yang mencari ikan di sungai Kecamatan Pauh.
"Tadi malam sayo jemput di rumahnya," sambungnya.
Sebelumnya, Iron juga pernah membawa dan menjual ikan pari yang ukurannya selebar bak mobil pickup-nya dan ikan tapah besar 30-an Kg bahkan pernah sampai 80-an Kg.
Iron mengaku menjual ikan sungai yang berukuran jumbo dengan harga per kilogram Rp 100.000-Rp 120.000, begitu pula dengan harga kepala ikan tapah itu.
Lanjut, ia membeli ikan tersebut dengan orang yang selalu berbeda.
Setiap harinya ia menjual ikan tapah di pasar atas Sarolangun.
Jika ingin membeli ikan tapah tersebut bisa langsung menghubungi telepon maupun WhatsApp Iron.
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan: Animalia
Filum: Chordata
Kelas: Actinopterygii
Ordo: Siluriformes
Famili: Siluridae
Genus: Wallago (Bleeker, 1851)
Sinonim: Silurodon Kner, 1866, Wallagonia Myers, 1938
(Tribunjambi.com/Rifani Halim)