Tren Investasi Properti Berlanjut hingga Akhir Tahun 2020, Ini Harga yang Dibidik Pengembang

Editor: Rohmayana
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Tampak salah satu perumahan di Kota Jambi yang baru dibangun

TRIBUNJAMBI.COM, JAKARTA - Ketua Umum DPP Real Estate Indonesia (REI) Paulus Totok Lusida menilai, tren peningkatan investasi properti akan berlanjut sampai dengan akhir tahun 2020.

REI menilai tren investasi properti berlanjut hingga akhir tahun 2020.

Sementara itu harga yang dibidik pengembang mengarah ke harga properti maksimal Rp1,5 miliar.

Menurut dia, hal ini dikarenakan para pengembang mengikuti perkembangan kabar terkait kehadiran dan distribusi vaksin Covid-19 di Indonesia.

Baca juga: Buaya Raksasa Mati Setelah Ditangkap Warga, Ternyata Sering Mengejar Perahu Nelayan, Ini Penyebabnya

Baca juga: VIDEO Viral Tingkah 3 Gadis Tanpa Dosa Gigit Buah Apel di Supermarket Lalu Dikembalikan, Minta Maaf?

Baca juga: KPHP Limau Sering Dapat Laporan Peti di Lubuk Bedorong Masih Beroperasi

"Begitu vaksinasi Covid dilaksanakan secara massal pasti perekonomian akan berjalan," ujar Ketua REI tersebut.

Tren investasi yang dibidik oleh para pengembang saat ini memang lebih mengarah ke harga properti maksimal Rp1,5 miliar, baik itu rumah tapak maupun apartemen high rise.

Nilai properti mereka tidak lebih dari harga tersebut karena melihat kondisi dan situasi pandemi Covid-19 yang terjadi saat ini.

Sebelumnya Asosiasi Real Estate Broker Indonesia atau Arebi menilai kehadiran vaksin Covid-19 berpeluang untuk melesatkan harga-harga properti yang saat ini tertahan akibat pandemi.

Menurut Ketua Arebi Lukas Bong, properti bagus dalam kondisi seperti sekarang ini memang harganya kalau dapat dengan harga yang bagus atau harganya betul-betul murah.

Baca juga: Kesalnya Nia Ramadhani Ketika Tahu Foto Jedar dan Richard Kyle di Semak-semak Benar: Ngapain Kamu?

Dikatakannya,  kesempatan yang ada saat ini bisa dimanfaatkan di mana harga properti sedang rendah, kondisi ini tentunya tidak akan selamanya seperti itu.

Dengan demikian, tambahnya,  saat ini merupakan momentum tepat untuk dimanfaatkan sebaik-baiknya guna membeli properti, karena tidak ada yang tahu kapan harga-harga properti sewaktu-waktu dapat melejit.

Properti mulai beradaptasi dengan kebiasaan baru

Kebijakan sejumlah pemerintah daerah menekan angka penularan Covid-19 dengan melakukan berbagai pembatasan di segala bidang telah memukul sektor usaha termasuk properti.

Padahal di sektor properti ini terdapat 174 industri ikutan. Mulai dari industri bahan bangunan sampai perabot rumah tangga dengan perkirakan jumlah tenaga yang terserap mencapai 30 juta tenaga kerja lebih.

Bahkan di saat ekonomi normal tahun 2019 untuk skala Provinsi Jakarta saja sektor properti menyumbang sekitar Rp32,3 triliun terhadap PDB atau 17,61 persen terhadap pertumbuhan ekonomi. Itu belum dihitung kota-kota besar lainnya di Indonesia.

Halaman
1234

Berita Terkini