TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Harga emas dalam tiga hari terakhir mengalami kenaikan bertahap yang mulai memengaruhi perilaku konsumen.
Sejumlah pembeli memilih mengurangi jumlah gram emas yang dibeli.
Harga logam mulia kini tercatat sebesar Rp1.760.000 per gram, naik dari sebelumnya Rp1.720.000.
Untuk ukuran satuan (persuku), harga kini mencapai Rp11.800.000 dari sebelumnya Rp11.650.000.
Emas murni kini berada pada kisaran Rp11 juta, sedangkan emas kadar 70 persen (setara 16 karat) dijual Rp1.350.000 per gram, dan emas 75 persen (17 karat) Rp1.500.000 per gram.
Pemilik toko emas Sumatera, Andra, mengatakan bahwa kenaikan harga tersebut membuat pembeli lebih berhitung dalam menentukan jumlah pembelian.
"Kalau biasanya beli 5 gram, sekarang jadi 4 gram. Itu bentuk penyesuaian konsumen," ujarnya, Senin (4/8/2025).
Ia menjelaskan bahwa fluktuasi harga emas bukan hal baru.
"Bulan April lalu harga pernah menyentuh Rp1.895.000 per gram, lalu turun lagi. Biasanya kalau sudah mencapai titik tertinggi, dia turun pelan - pelan, lalu naik lagi secara perlahan," kata Andra.
Menurutnya, konsumen kini cenderung membeli perhiasan kecil seperti cincin dan gelang, terutama dengan berat di bawah 3 gram.
"Sekarang banyak yang beli cincin. Bisa untuk kado juga. Daripada kasih uang, kan bisa kasih barang yang nilainya terus naik," jelasnya.
Andra juga mengatakan bahwa transaksi dalam tiga bulan terakhir mengalami penurunan karena kondisi ekonomi yang belum stabil.
"Bukan hanya toko emas, pedagang kaki lima juga terdampak. Tapi masih ada yang beli untuk simpanan jangka panjang," katanya.
Menurutnya, emas tetap menjadi pilihan banyak orang karena fungsinya yang mampu menjaga nilai uang dari waktu ke waktu.
"Emas itu cocok untuk investasi jangka panjang. Misalnya, kalau sekarang kita simpan Rp100.000, nilainya mungkin akan bertambah beberapa tahun ke depan. Kalau mau investasi emas, sebaiknya pilih emas perhiasan atau Antam sama saja sesuai kebutuhan," jelas Andra.