Positif Corona Jambi Tambah Lagi

Tujuh Orang Nakes di Puskesmas Mandiangin Positif Corona, Tertular Pasien, Layanan Tutup 7 Hari

Penulis: Wahyu Herliyanto
Editor: Nani Rachmaini
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Hilalatil Badri

Tujuh Orang Nakes di Puskesmas Mandiangin Positif Corona, Tertular Pasien, Layanan Tutup Tujuh Hari,

TRIBUNJAMBI.COM, SAROLANGUN - Tenaga kesehatan di Puskesmas Mandiangin Kabupaten Sarolangun terpapar Covid-19.

Ketua Tim Satgas Covid-19 Hillalatil Badri membenarkan hal tersebut.

Menurutnya ada tujuh orang tenaga kesehatan tersebut sudah melalui uji swab yang dilakukan pada 1 Oktober 2020 lalu.

”Hari ini sudah keluar hasil swabnya," jelas Hillal, Selasa (6/10/2020).

Tujuh orang tenaga kesehatan tersebut memiliki riwayat kontak erat dengan seorang warga Mandiangin yang positif Covid-19, dan mendapatkan pelayanan kesehatan di Puskesmas Mandiangin tersebut.

Ia menambahkan, tujuh orang tenaga kesehatan Puskesmas Mandiangin tersebut sudah ditangani dan saat ini tengah melakukan isolasi mandiri.

“Riwayatnya dari warga mandiangin yang positif kemarin, dan sekarang mereka sudah melakukan isolasi mandiri," ungkapnya.

Sementara itu, menyikapi adanya tenaga medis terpapar virus corona. Kepala Puskesmas Mandiangin dr Yoga sudah mengambil langkah setelah mendapatkan rekomendasi dari Tim Satgas.

Yang mana dari hasil rapat, puskesmas akan tutup pelayanan selama tujuh hari lamanya.

Dengan ditutupnya pelayanan ini, di samping memutus mata rantai penularan virus corona.

Masyarakat diimbau untuk berobat di tiga tempat, yaitu bidan desa, puskesmas pauh dan puskesmas durian luncuk.

"Ya kami tutup tujuh hari, jadi kalok masyarakat mau berobat bisa di bidan desa, puskesmas pauh dan Durian Luncuk."

"Sementata kita tutup untuk melakukan traking pada keluarga tenaga medis yang  terpapar. Dan penyemprotan disinfektan," katanya.

(tribunjambi/wahyu herliyanto)

Pasien Reaktif Rapid Test yang meninggal di Sarolangun dikebumikan, dengan protokol kesehatan

Warga pasien rapid test meninggal dunia dimakamkan secara protokol kesehatan di pemakaman Covid-19 RSUD Chatib Azwen, Kabupaten Sarolangun, Provinsi Jambi.

Pasien tersebut sempat dirawat selama satu hari satu malam setelah dirujuk dari rumah sakit swasta Langit Golden Medika (LGM) Sarolangun, SS warga Kecamatan Sarolangun tersebut berusia 51 bekerja sehari-hari menjadi tukang ojek.

Direktur RSUD Khotib Quzwein Sarolangun, dr Bambang Hermanto mengatakan,
pasien tersebut meninggal dunia, pada hari Senin (05/10/2020) dini hari sekitar pukul 01.10 WIB, di RSUD Sarolangun.

"Pasien SS (51) sakit dengan gejala sesak napas, demam tinggi, batuk-batuk dan juga ada riwayat penyakit," kata Bambang Hermanto, Selasa (6/10/2020).

Bambang menjelaskan, pemakaman pasien secara protokol kesehatan Covid-19 ini dikarenakan hasil rapid test yang dilakukan terhadap pasien menunjukkan reaktif IGG dan IGM.

"Sehingga untuk mengantisipasi penyebaran virus corona jikalau pasien ternyata positif terinfeksi virus tersebut," sambung dr Bambang.

"Saya minta harus bagaimana caranya kita sikapi untuk pemakaman pasien tersebut sesuai protokol kesehatan Covid-19,"

"Karena hasil rapid test menunjukkan reaktif IGG dan IGM, dan kita putuskan sebagai antisipasi dan waspada kita mengambil proses pemakaman secara protokol kesehatan Covid-19," katanya.

Rencananya pasien tersebut hendak dilakukan uji swab, namun tetapi karena waktu itu hari libur, pihak RSUD belum sempat melakukan swab.

Hasil reaktif ini, ditetapkan pasien ini dimakamkan secara protokol kesehatan.

OTG Sarolangun Diimbau Isolasi Mandiri

Pemerintah Kabupaten Sarolangun mengambil kebijakan terkait masyarakat yang positif Covid-19 yang tanpa gejala (OTG) agar melakukan isolasi secara mandiri.

Plt Bupati Sarolangun, Hilalatil Badri menyampaikan, Sarolangun belum memiliki fasilitas rumah singah bagi warga yang positif Covid-19 tanpa gejala.

"Kita menyarankan yang OTG untuk melakukan isolasi secara mandiri, karena dengan isolasi mandiri mereka lebih cepat meningkatkan imunitas tubuh, dan enjoy," katanya, Minggu (4/10/2020).

Ia menjelaskan bahwa pengalaman dari sebelumnya melakukan isolasi justru orang yang terkena sehatnya lambat, ketika diberikan kesempatan isolasi mandiri ternyata sehatnya lebih cepat.

"Kalau memang betul-betul butuh dirawat baru kita rawat di rumah sakit," pungkas Hilalatil Badri.

BREAKING NEWS: Kadis Kesehatan Muarojambi Terkonfirmasi Positif Covid-19, Isolasi Berlangsung di BKD

Program-Program Pemulihan Ekonomi Provinsi Jambi 2021, Usulan-usulan Digodok

Hasil Rapid Test Reaktif, Pasien Meninggal Dunia di Sarolangun Dikebumikan dengan Protokol Corona

Berita Terkini