TRIBUNJAMBI.COM – Kopi jadi minuman favorit ketika sedang santai atau bekerja.
Minuman ini juga telah diketahui bisa memperkuat memori dan mengurangi stres.
Bahkan, kini banyak kedai-kedai kopi yang menyediakan berbagai macam menu kopi.
• IPB dari Urutan Ketiga Bisa Libas UI dan ITB Jadi Kampus Terbaik, Ini Sejarah dan Daftar Jurusan
• Download Lagu MP3 Sholawat Nabi dari Nissa Sabyan Full Album, Ada Video Islami Habib Syech
Kopi juga banyak dinikmati pagi hari sebelum memulai aktivitas sehari-hari.
Kandungan antioksidan yang tinggi dalam secangkir kopi bahkan bisa menjadi sumber antioksidan.
Dengan konsumsi yang tepat dan tidak berlebihan, kopi memang memiliki banyak manfaat.
Dikutip Grid.ID dari Tribun Kaltim, beberapa manfaat dari minum kopi, yaitu:
- Meningkatkan memori
- Membantu metabolisme tubuh
- Melindungi organ hati
- Melancarkan pencernaan
- Mengurangi stres dan potensi depresi
Kabar lain, kafein dan sakit kepala disebut memiliki keterkaitan.
Faktanya, kafein dapat meredakan sekaligus memicu sakit kepala.
Ini tergantung seberapa banyak dan seberapa sering orang mengonsumsinya.
Kafein terkandung dalam beragam minuman ringan, kopi, teh, coklat, dan masih banyak lagi.
Kafein juga disebut sebagai stimulan sistem saraf pusat.
Dilansir Grid.ID dari Kompas.com, sakit kepala khususnya migrain biasanya disebabkan oleh pembesaran pembuluh darah di sekitar otak yang meningkatkan jumlah aliran darah ke otak.
Perubahan aliran darah ini memicu sejumlah mekanisme rumit di otak yang menyebabkan sakit kepala.
Diwartakan Insider, Selasa (11/8/2020), kafein memiliki sifat vasokonstriksi, yakni menyempitkan pembuluh darah dan mengurangi aliran darah ke otak.
Hasilnya, saat migrain dan mengonsumsi kafein akan membantu meredakan nyeri migrain.
Studi yang terbit di Human Brain Mapping Journal pada 2009 menemukan bahwa kafein dapat mengurangi aliran darah di otak hingga rata-rata 27 persen.
Dengan cara ini, kefein membantu meredakan migrain serta menghilangkan rasa sakit setelah migrain.
Kafein juga dapat membantu meredakan sakit kepala dengan meningkatkan efektivitas obat pereda nyeri.
Dalam ulasan yang terbit di The Journal of Headache and Pain pada 2017, mempelajari hasil dari tujuh uji coba terkontrol yang berbeda pada pasien yang menderita migrain atau sakit kepala selama periode 40 tahun.
Para peneliti menemukan bahwa obat pereda nyeri yang dijual bebas yang mengandung kafein dapat bekerja lebih cepat dan lebih efektif daripada obat pereda nyeri biasa.
"Namun ada banyak studi yang saling bertentangan terkait hubungan antara sakit kepala dan kafein," kata Amy Stephens, ahli diet berlisensi.
Sebuat studi yang terbit di Journal of Headache Pain pada 2016 menemukan bahwa ketika pasien migrain dan berhenti minum kafein.
Sebelumnya selalu minum kafein setiap hari, maka obat yang disebut triptan untuk mengatasi migrain lebih efektif.
Menurut American Migraine Foundation, apakah kafein dapat membantu sakit kepala atau migrain tergantung pada seberapa sering dan seberapa banyak meminumnya.
Untuk itu, ada dua hal yang menjadi acuan:
- Jika kamu menderita migrain episodic hingga 14 hari sakit kepala per bulan, kafein dapat membantu, tetapi hanya jika kamu membatasinya tidak lebih dari 200 mg sehari. Lebih dari itu meningkatkan risiko mengalami sakit kepala atau migrain.
- Jika kamu menderita sakit kepala setiap hari, kamu harus menghindari kafein sepenuhnya. Ini juga direkomendasikan oleh National Headache Foundation.
Minum terlalu banyak kafein tidak akan membantu meredakan sakit kepala.
Misalnya, kamu mengonsumsi banyak kafein, tapi tidak meningkatkan jumlah air yang diminum.
Hal seperti ini justru dapat memicu sakit kepala secara tidak langsung karena kamu dehidrasi.
Namun, jika terlalu sering meminum kafein, kamu lebih mungkin mengalami sakit kepala.
Ini karena kafein menyebabkan ketergantungan.
Jika kamu tiba-tiba berhenti atau mengurangi asupan kafein setelah mengonsumsinya secara teratur, misalnya lebih dari 200 mg per hari selama lebih dari 2 minggu.
Kamu mungkin merasakan gejala penarika kafein.
Menurut Manual Diagnostik dan Statistik Gangguan Mental (DSM-5), sakit kepala adalah gejala utama penarikan kafein.
Kafein mempersempit pembuluh darah di sekitar otak.
Tapi saat kamu berhenti mengonsumsinya secara teratur, pembuluh darah akan berkembang.
Hal ini menyebabkan peningkatan aliran darah yang signifikan ke otak, dan itulah yang dapat menyebabkan sakit kepala migrain.
"Jika ingin berhenti mengonsumsi kafein, jangan tiba-tiba berhenti. Kurangi asupan secara bertahap selama beberapa hari. Ini dapat membantu meminimalkan sakit kepala akibat putus zat yang intens," kata Stephens.
Menurut American Migraine Foundation, untuk menghindari gejala penarikan kafein cobalah mengurangi asupan menjadi sedikitnya 25 mg kafein sehari.
Secara keseluruhan, Stephens mengatakan penting untuk mengonsumsi kafein dalam jumlah sedang.
Dengan begitu, kamu dapat mencegah episode penarikan kafein yang potensial.
"Jumlah yang tepat di bawah 400 mg kafein per hari," kata Stephens.
Itu sekitar dua hingga empat cangkir kopi, tergantung berapa lama diseduh, serta seberapa kuat kopi yang kamu minum.
Itulah penjelasan hubungan antara kafeindengan sakit kepala migrain.