TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Sejak hadir di tahun 2014 Program Jaminan Kesehatan Nasional – Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) telah banyak dirasakan manfaatnya.
Pemerintah telah berkomitmen memberikan perlindungan sosial di bidang kesehatan pada seluruh masyarakatnya dan menjamin pelayanan tanpa diskriminasi.
Manfaat dari program ini sendiri dirasakan berarti oleh Kastira Manihuruk (62).
Kastira yang merupakan pensiunan guru ini mengaku pada akhirnya dapat memanfaatkan program JKN-KIS ini justru pada saat ia pensiun dan beliau mengakui bahwa walaupun manfaatnya baru ia rasakan setelah ia pensiun.
• Siapa Teddy Lhaksamana, Putera Asli Jambi Penerima Bintang Tanda Jasa Utama Dari Presiden Jokowi
• Anggota Kopassus Ini Rela Nyamar Menjadi Pespampers Demi Sebuah Pengamanan
• Pengumuman SBMPTN LTMP Cek di Sini, 13 Link Resmi Hasil SBMPTN 2020, Daftar Link 85 Universitas
Iuran yang ia bayarkan selama aktif bekerja sebagai Aparatur Sipil Negara tersebut tidak dapat menutupi biaya pelayanan kesehatan yang ia dapatkan saat ini.
“Hampir 32 tahun saya berprofesi sebagai guru sebelum akhirnya pensiun, dan selama 32 tahun ini pula iuran yang dibayarkan tidak akan menutup biaya pelayanan kesehatan saya hari ini,” sebut Kastira.
Kastira mendapatkan pelayanan kesehatan berupa operasi pengangkatan tulang panggul yang patah pada saat ia mengalami kecelakaan yakni terpeleset di dapur rumahnya pada saat memasak.
Leni selaku putri dari Kastira Simanihuruk menceritakan kronologi kejadian kecelakaan yang menimpa ibunya, ia menemukan ibunya sudah terbaring didapur rumah dalam keadaan setengah sadar sambil merintih.
“Waktu itu saya dengar mamak kayak merintih, sekalinya pas liat sudah tergeletak didapur sambil nangis pas ditanya kenapa udah ngga jelas jawabannya apa, segera saya bawa ke RS,” sebut Leni
Sampai dirumah sakit, pihak rumah sakit langsung memeriksa kondisi ibu saya dan memastikan bahwa kejadian yang menimpa ibunya bukanlah sebagai akibat dari kecelakaan lalu lintas ataupun kecelakaan kerja.
"Iya ada dimintai keterangan dan pernyataan karena kalau kejadiannya lakalantas atau laka kerja sudah beda penjamin, sebut Rumah Sakit,” tambahnya.
• Bawa dan Berikan Hasil Pertanian ke Ketua DPRD Provinsi Jambi, Massa Gestur Tolak RUU Omnibuslaw
• Suami Tega Bunuh Istri Sendiri di Depan Ketiga Anaknya Menggunakan Parang Hanya Gara-gara Sepele
• 1 Muharram Jatuh Pada 20 Agustus, Ini Sejarah & Peristiwa Yang Pernah Terjadi Pada Tahun Baru Islam
Setelah mengetahui ada cedera berupa patah tulang panggul dokter yang memeriksa Kastira segera meminta keluarga persetujuan keluarga untuk melakukan tindakan operasi pengangkatan tulang panggul yang patah dan kemudian digantikan pen.
“Pen atau apa disebut sama dokter itu untuk gantiin posisi tulang yang diangkat akibat patah, kata dokter kalau tidak diangkat mamak ngga bisa jalan katanya, akhirnya kita pihak keluarga setuju, terus dokter pun bilang alatnya itu dikirim dari luar Jambi jadi kita diminta untuk menunggu,” ujar Leni.
Setelah proses operasi tersebut, kini Kastira diminta untuk melakukan fisioterapi agar bisa berjalan dan beraktifitas seperti biasanya setelah pulang dari rumah sakit.
Leni menyebutkan bahwa dirinya penasaran untuk biaya pelayanan kesehatan ibunya menghabiskan biaya sebesar apa dikarenakan menggunakan alat yang dikirim dari luar Jambi,
Biayanya luar biasa, itu kata pertama yang disampaikan oleh Leni, ia mengakui bahwa apabila tidak ada program JKN-KIS mungkin akan menghabiskan tabungannya untuk membiayai pelayanan kesehatan ibunya.
• Pemkab Sarolangun Prihatin Hukuman 4 Tahun Penjara Yang Diterima Kadis PUPR Sarolangun
• Link 13 Laman Mirror Hasil SBMPTN 2020, Jadwal, dan Link Daftar 85 Universitas, 8 Politeknik
• Hasil Pengumuman SBMPTN LTMPT 2020, Klik 13 Link Resmi Laman LTMPT Berikut Ini
Bahkan apabila dihitung hitung iuran yang telah dibayar selama ibunya menjadi ASN tidak sampai sebesar itu.
“Biayanya luar biasa, lebih dari puluhan juta rupiah karena ada pemasangan alat pengganti tulang yang patah tersebut, dan itu belum nanti fisioterapi. Entah bagaimana kalau tidak ada BPJS Kesehatan ini, bahkan kalau main hitung-hitungan iuran mamak selama jadi ASN itu ngga sampai sebesar itu yang dibayar walaupun sudah 32 tahun,” pungkasnya.